C19

692 25 1
                                    

Mingyu, dengan hati yang berat namun tekad yang kuat, memasuki ruang kerja Mr. Jeon. Atmosfer tegang menguasai ruangan saat mata keduanya bertemu. Mr. Jeon yang duduk di meja besar dengan serius menatap Mingyu yang berdiri di depannya.

"Duduklah, Mingyu," ucap Mr. Jeon dengan ekspresi yang sulit ditebak. Mingyu menuruti perintah itu, duduk di kursi di depan meja Mr. Jeon. Napasnya terasa berat karena rasa gugup yang memenuhi ruangan.

"Ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan?" tanya Mr. Jeon dengan nada yang tegas. Mingyu mengangguk, mencoba menyusun kata-kata dengan hati-hati.

"Mr. Jeon, saya datang untuk membicarakan tentang pernikahan antara Wonwoo dan Rowoon. Saya ingin membatalkannya," ucap Mingyu dengan nada mantap, meskipun hatinya berdegup kencang.

Mr. Jeon menatap Mingyu dengan mata yang serius. "Membatalkan pernikahan? Apakah kamu menyadari konsekuensinya, Mingyu?"

Mingyu menelan ludah, namun tekadnya tidak goyah. "Saya paham, Mr. Jeon. Namun, saya ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk Wonwoo. Saya akan bekerja keras, mendukungnya, dan menjaganya sebaik mungkin."

Mr. Jeon memandang Mingyu dengan tajam. "Apa yang membuatmu yakin bahwa kamu bisa memberikan kehidupan yang lebih baik untuk Wonwoo? Kamu hanyalah seorang pengawal."

Mingyu menarik nafas dalam-dalam. "Saya mungkin hanya seorang pengawal, tetapi saya yakin bahwa cinta saya pada Wonwoo lebih dari sekadar pekerjaan. Saya ingin memberinya kebahagiaan, bahkan jika itu berarti melepaskan pernikahan ini."

Mendengar jawaban Mingyu, Mr. Jeon terdiam sejenak. Atmosfer ruangan terasa semakin tegang. Mingyu melanjutkan, mencoba memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Saya tahu ini tidak mudah, Mr. Jeon. Namun, saya merasa bertanggung jawab terhadap perasaan Wonwoo. Saya akan memberikan segalanya untuknya, dan saya percaya bahwa kita dapat menemukan jalan yang lebih baik untuk kebahagiaannya."

Mr. Jeon memperhatikan ekspresi serius Mingyu. Dia berpikir sejenak sebelum akhirnya mengeluarkan suara. "Mingyu, pernikahan ini bukan hanya masalah keluarga, tetapi juga perusahaan. Keputusan ini tidak bisa diambil dengan ringan."

Mingyu mengangguk mengerti, merasakan beban yang semakin bertambah. "Saya siap menghadapi konsekuensinya, Mr. Jeon. Saya hanya ingin Wonwoo bahagia."

Mingyu mendengarkan kata-kata serius dari Mr. Jeon, mengerti bahwa pernikahan antara Wonwoo dan Rowoon melibatkan lebih dari sekadar urusan keluarga. Mr. Jeon menunjukkan kekhawatirannya terhadap dampak bisnis, dan itu membuat Mingyu semakin yakin bahwa keputusannya untuk membawa perubahan ini tidak akan mudah.

"Mingyu, saya ingin kamu memahami konsekuensi dari keputusan ini. Perusahaan kami memiliki hubungan bisnis yang kompleks, dan pernikahan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang," kata Mr. Jeon dengan nada serius.

Mingyu menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Mr. Jeon, saya sepenuhnya menyadari kompleksitas situasi ini. Saya ingin memberinya kehidupan yang lebih baik, bahkan jika itu berarti melepaskan pekerjaan ini."

Mr. Jeon terdiam, mengobservasi ekspresi tekad Mingyu. "Kamu rela melepaskan pekerjaan sebagai pengawal Wonwoo?"

Mingyu menundukkan kepala, "Saya akan mundur dari jabatan pengawal Wonwoo. Saya akan mencari pekerjaan yang lebih baik untuk memberikan kenyamanan pada Wonwoo. Saya bersedia melakukan apapun demi kebahagiaannya."

Mr. Jeon menyadari keseriusan Mingyu. "Mengapa kamu begitu yakin bahwa kehidupan denganmu akan lebih baik untuk Wonwoo?"

Mingyu menatap tajam mata Mr. Jeon, "Saya mungkin hanya seorang pengawal, tetapi saya tahu bahwa cinta saya pada Wonwoo tidak ada bandingnya. Saya tidak hanya ingin menjadi pengawal, tetapi juga pasangan hidupnya yang memberikan dukungan penuh."

DESERTER [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang