13

523 94 3
                                    

"kalau terjadi sesuatu pada Hyunsu aku tidak akan memaafkaanmu." Ancamku pada Eunhyuk.

"Jihye jangan kekanakan. Eunhyuk hanya bersikap rasional dengan keadaan sekarang. Walaupun Hyunsu jadi monster, setidaknya ia masih bisa mengendalikan dirinya untuk menolong kita. Apa kau mau mati dengan sia-sia?." Balas kak jisu, mencoba menjelaskan dari sudut pandang yang positif dari tindakan Eunhyuk.

"Aku tidak takut mati. Ada banyak cara untuk bertahan hidup, tanpa memanfaatkan Hyunsu. Aku juga bisa pergi keluar mencari barang-barang yang kita butuhkan. Tapi selama ini Hyunsu pergi keluar hanya mencari barang yang penting untuk individu bukan kelompok.

Seperti pelembab, lipstik apa itu kenyang untuk dimakan? Apa itu bisa membuat dahaga kita hilang?...".  Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum getir. Ku tatap kak jisu, menunggu sanggahannya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ku alihkan ke arah Eunhyuk, ia menundukkan kepalanya sedari tadi. Sedangkan Hyunsu, menatapku dengan pandangan sendu.

"Aku akan kembali. Kali ini aku janji." Kata Hyunsu sembari mengelus pundakku.

"Jangan berjanji, aku tidak suka." Balasku tanpa menatapnya dan melenggang pergi dengan lesu.

Setelah keluar dari ruang karantina, aku segera ke ruang cctv guna mengecek keadaan Hyunsu di basement

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah keluar dari ruang karantina, aku segera ke ruang cctv guna mengecek keadaan Hyunsu di basement. Untungnya cctv berguna dengan baik, sehingga aku bisa memantau dari sini.

"Ada kerusakan?." Tanya paman Han dari arah belakang.

"Tidak. Hanya untuk melihat Hyunsu."

"Apa sudah keluar?."

"Sebentar lagi."

"Menyingkirkanlah. Biar paman yang melakukan nya." Kata paman Han sambil mendorong kursi roda ke tempat aku berdiri.

"Itu Hyunsu." Tunjuk ke arah monitor.

"Kita awasi dari sini. Kau tenang saja." Ucap kak jaehoen dari arah belakang.

Ternyata Eunhyuk dan kak jisu, memanggil kak jaehoen dan om preman, sebelum kesini. Mereka bisa diandalkan, sewaktu-waktu Hyunsu dalam bahaya.

Aku mengigit bibirku dengan cemas, tak henti melihat pergerakan Hyunsu dari monitor. Ia sekarang melihat ke arah salah satu cctv dan membalikkan nya secara perlahan. Namun, secara tiba-tiba Hyunsu di tarik oleh laba-laba dan dibungkus dengan jaringan.

Segera aku berlari sembari membawa pedang digenggamku. Akan ku habisi laba-laba sialan itu. Aku belum pernah ke basement sama sekali, tidak tahu ada monster atau tidak. Aku hanya mengikuti naluri ku.

"Tunggu jihye." Kata Eunhyuk sembari memegang tanganku dengan erat. Langsung ku tepis, tapi di pegang lagi olehnya.

"Kita belum tau ada monster seperti apa di basement. Biar aku yang didepan." Titahnya sambil mendahuluiku.

"Turuti saja kali ini. Ini misi penyelamatan." Kalimat penenang dari kak jaehoen, seolah tau aku akan protes.

Posisiku ada disamping kak jisu, paling belakang ada kak jaehoen yang waspada dengan pedang nya. Kita semua tidak boleh lengah, takut ada monster yang menyerang.

SWEET HOME ••• [ FIGHTING to STAY ALIVE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang