"bukannya baju ospek itu rok hitam sama kemeja putih ya.."
ara hanya mengagguk dan membenarkan dasinya. masih malu pada chika karna tidak mengenalinya
"terus, kenapa kamu pake celana hitam?"tanya chika karna memang yang ara kenakan merupakan celana kain hitam
"gua ngga suka pake rok, ngga bebas.." jawab ara masih fokus dengan dasinya
melihat ara yang tidak menoleh sedikitpu kepadanya membuat chika sedikit kesal karna merasa tidak diperhatikan saat berbicara
"kamu masih marah sama aku?"
"bukannya kemarin malam udah aku jelasin kalo semua itu memang keputusan bersama. lagian apapun itu alasanmu konteksnya kamu tetep ngasih hadiah itu ke aku saat perlombaan masih berlangsung. dan di peraturan yang ada sudah jelas menyebutkan klo peserta tidak boleh memberi barang atau uang apapun kepada panitia dan juri. posisi aku disana kan sebagai panitia, berarti ngga salah dong keputusan kita." jelas chika kembali panjang lebar
ara yang kembali mendengar penjelasan itu akhirnya menatp chika dengan sendu
"keputusan kalian ngga salah, tapi cara lu yang salah.." jawab ara
"cara kita mendiskualifikasi kalian itu sudah seperti ketentuan yang ada, apanya yg salah?" ujar chika kembali membela
dengan geram ara yang juga kesal karna gagal memasang dasi yang dari tadi ia pegang akhirnya terpancing emosi
"ya harusnya lu nolak waktu gua ngasih itu hadiah. bukan malah lu terima." jawab ara
"kamu lupa kalo kamu bilang ke aku sebelum kamu pergi.."
"gua ngga nerima penolakan" tiru chika
"arrggghhh... harusnya lu bilang kasih hadiahnya setelah perlombaan, bukan malah lempeng aja nerima." jawab ara lagi masih belum terima dengan hal yang sudah terjadi itu
chika yang merasa jika ini semua diteruskan akan tidak ada jalan keluarnya. apalagi ara dalam keadaan yang terbawa emosi. membuat chika mengacuhkan ara dan berjalan menuju rak sepatu sembari memasang kaos kaki
"udahlah, udah lewat juga. awas telat.."
"hari ini, hari pertama ospek. jangan sampe kamu telat apalagi kamu udah punya alasan untuk di hukum." lanjut chika mengingatkan dan meninggalkan ara yang masih kesal dengan teman sekamarnya itu
*********
"momy bilang nanti siang ngirim makanan buat kita. jadi jangan beli makan di luar nanti.." ucap ashel memperingati
adel mengagguk karna masih sibuk dengan dasinya. salah satu hal yang di rasa sama dengan ara yaitu tidak pernah bisa memasang dasinya sendiri
ashel yang memang kebetulan merupakan orang yang tidak sabaran dengan nalurinya meraih dasi adel
adel yang terkejut dengan perlakuan ashel karna jujur saja ashel dan adel menjadi sangat dekat. adel adalah orang yang kurang suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan pisycal touch. sehingga dengan reflek adel memundurkan sedikit wajah dan badannya
"lu-lu ngapain?" tnya adel yang sedikit gugup karna terkejut dengan perlakuan ashel
"pasangin lu dasi.."
"ngga liat emang.. gini aja ngga bisa.." ujar ashel menyelesaikan kegiatannya
adel berusaha bersikap sebiasa mungkin. mengatur diri dan nafasnya agar tidak gugup lagi. karna dia sudah tidak terkejut lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Give and Take
Fanfictionpercaya ngga klo kita selalu bersama dng orang yg bikin kita nyaman lebih dari seminggu, ending nya pasti jadian atau minimal pdkt an tapi gimana klo ternyata orang itu, merupakan orang yg ngga mungkin kita gapai karna banyaknya tembok penghalang di...