#Selamat membaca.
Setelah beberapa menit menaiki mobil untuk menuju mansion Kevin.
"Tuan kita sudah sampai mansion" ucap Zay pada Kevin yang ketiduran di mobil.
"Hm" Kevin dengan cepat turun dari mobil dan berjalan menuju kamar miliknya di lantai dua.
Kevin langsung menuju kamar mandi dan tentu saja untuk mandi dan gosok gigi.
Setelah setengah jam berada di kamar mandi akhirnya dia keluar dengan handuk putih melilit di pinggang nya.
Berjalan ke arah lemari dan memakai setelan baju tidur berwarna hitam.
Saat ingin tidur tidak sengaja matanya melirik nakas di samping tempat tidurnya.
Dia berjalan ke arah nakas dan melihat plastik berwarna putih yang berisi obat obatan.
"Ck, kenapa harus memakan obat obatan saat tidur" gumamnya kesal, tanpa mengalihkan perhatiannya dari plastik berisi obat dan satu gelas air putih di samping plastik.
Kevin berjalan menuju pojok kamar yang ada lemari buku.
Mengambil salah satu buka yang ternyata sebuah kotak yang berisi beberapa kantong serbuk obat.
Mengambil salah satunya dan meletakkan kembali kotak itu di tempat semula.
'Setidaknya aku akan tidur tanpa harus memakan obat lagi'
Batinya dan tanpa pikir panjang langsung menuangkan serbuk obat itu ke dalam gelas yang berisi air putih.
Duduk di pinggiran kasur dan meminum air itu sampai habis.
Merebahkan tubuhnya dan menyelimuti sampai dada dan menutup matanya.
Pernafasannya mulai tidak teratur dan berat.
Tok
Tok
Tok
Ceklek!
Dari pintu zay melihat tuanya sudah tidur damai dan melihat gelas yang sudah tidak berisi, berarti sang pemilik kamar sudah meminum obatnya.
'Tapi kenapa tubuh tuan kelihatan semakin pucat'
Tanpa memikirkan yang tidak tidak Zay kembali menutup pintu dan pergi menjauh dari kamar sang tuan.
👻💥
Di suatu tempat di rumah sakit ternama di sebuah negara, ada seorang anak laki laki yang sudah koma beberapa bulan.
Sudah dua bulan remaja laki laki itu koma tanpa ada yang menjenguk dirinya, kecuali dokter dan suster yang beberapa kali mengecek tubuh anak itu Setiap hari.
Engh
Bola mata yang sebelumya tertutup perlahan terbuka dan menutupnya lagi karna terlalu silau.
Remaja itu diam tanpa berkata dan bergerak sedikit saja karna badanya benar benar sakit.
'Heh, ternyata gagal ya'
Batin anak remaja itu atau lebih tepatnya Kevin yang memasuki tubuh seorang remaja.
Ceklek!
Kevin menoleh ke arah suara pintu dan ada seorang dokter yang sudah berdiri di sana dengan dua suster.
"Oh, anda sudah sadar tuan muda" ucap dokter itu mulai mendekat dan memeriksa tubuh Kevin atau yang jelas nama anak itu adalah alvin rizqi affrian
'Kapan dokter keluarga di ganti'
Batin Kevin tapi dia tidak mau pikir panjang, setelah dokter selesai dan keluar dari ruang inap Kevin.
Karna tidak tau harus melakukan apa akhirnya dia memilih untuk tidur.
👻💥
kevin membuka matanya perlahan saat ada seseorang yang memangil dirinya.
saat membuka matanya dia sudah berada di sebuah ruangan yang banyak memiliki kursi, meja dan papan tulis di depannya.
'sekolah, kelas'
"kevin" sekali lagi dia mendengar suara yang sama memangil, dirinya berbalik dan melihat seorang pemuda yang tersenyum padanya.
yang dia duga adalah Alvin karna sangat mirip dengan wajah yang dia pandangi di cermin waktu itu.
Saat dia ke kamar mandi setelah dokter memeriksa tubuhnya tadi jadi ria minta di antar ke kamar mandi.
"Kau tidak sopan" ucap Kevin dengan wajah datar menatap Alvin di depannya.
"Maaf, reflek"
pemuda itu tersenyum tipis padanya dan mulai berjalan mendekati Kevin.
"aku ingin meminta tolong padamu, boleh kah?"
diam sesaat saat pemuda di depannya bertanya padanya, kevin mengangguk mengiyakan.
Alvin masih tersenyum dan berdiri dua langkah di depannya.
"ekhm, gue mau eh..maksud aku mau gak om buka semua aib dan membunuh seseorang untukku? Bolehkan om eh bang?" tanyanya.
kevin mengangkat sebelah alisnya "apa untungnya?"
mendengar itu alvin terkekeh singkat "pikiran seorang CEO benar benar ya?" ucapnya.
kevin mendatarkan wajahnya saat mendengar ucapan pemuda yang lebih muda darinya.
"jangan basa basi, oke" kevin menyetujui apa yang di katakan Alvin.
"makasih, aku akan memberikan ingatanku padamu om di tubuhku dan kau bisa mengunakan tubuh ini sesukamu, aku tidak bisa memantau tubuhku di sana jadi om seutuhnya bisa memiliki tubuh ku, aku percaya sama lo om" ucapnya dan di angguki mengerti oleh kevin.
"ada lagi?"
"tidak. baiklah lo bisa pergi dari sini melewati pintu itu bang" tunjuknya pada pintu kelas yang berwarna coklat yang tidak jauh dari tempat dia berdiri.
mengangguk singkat dan berjalan menuju pintu, membuka pintu dan hanya ada warna hitam di dalamnya yang membuat kevin ragu dan berbalik untuk bertanya pada alvin.
tapi yang dia lihat hanya ruangan hitam yang sama di balik pintu di depannya bewarna hitam.
tanpa basa basi lagi kevin masuk ke dalam ruangan yang sangat hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi kevin or alvin (Hiatus Sementara)
Teen Fictionkisah Kevin Anggara Ariga yang merupakan CEO dan memiliki perusahaan terkenal di jerman dan kebanyakan cabang berada di indonesia. hidup sendiri tanpa ada orang tua di sampingnya yang menyemangati harinya yang suram dan kejam. karna sebuah kesengaja...