#selamat membaca.
perlahan mata Alvin kembali terbuka dan menutupnya kembali karna silau dari lampu rumah sakit yang tepat di depan wajahnya.
Tiba tiba sebuah suata dari arah pintu terdengar.
"hey Alvin" Alvin membuka matanya kembali dan melihat ke arah samping kananya.
pemuda yang menatapnya datar, sepertinya abang beda 1 tahun dengan Alvin.
Alan angkasa Affrian kakak keduanya umurnya 18 tahun.
"ck hey, lo denger gak apa yang gue omongin hah!?" bentak alan.
"Y"
"dasar!" alan berjalan keluar dan menutup pintu ruangan alvin dengan kasar. untung saja ruangan VIP jadi tidak mengganggu pasien lain.
"gila!"
Kevin duduk terdiam dan menatap ke arah langit yang lumayan gelap.
Mungkin sudah jam 6 sore, ingatan anak yang dia tempati tidak terlalu buruk.
Tapi yang aneh kenapa wajah anak ini seperti kosong dan ada tatapan kecewa yang sangat jelas.
Padahal dia hanya di acuhkan bukan? Apa itu membuat anak ini stres?.
Karna bosan akhirnya Alvin pergi menuju taman belakang rumah sakit.
Alvin duduk di salah satu bangku yang sudah di sediakan oleh rumah sakit dan memandang langit malam yang tidak ada satu bintang di langit.
Hanya ada bulan yang terlihat semar karna tertutup awan.
Alvin menutup matanya menikmati angin malam.
"Sepertinya harus pindah sekolah, agar tidak bertemu dengan keluarga biadab itu" gumamnya masih menutup matanya.
👻💥
Sudah seminggu alvin menginap di rumah sakit dan sesekali Alan akan datang, ya hanya datang saja dan langsung keluar saat melihat dirinya.
entah apa yang di lakukan pemuda itu Alvin tak tau dan tidak mau tau.
dan sore ini Alvin akan kabur dari rumah sakit agar tidak kembali ke mansion milik tubuh ini.
ternyata tubuh yang dia pakai sama dengan dunia dulu dan dunia yang sekarang masih di waktu yang sama, jadi alvin akan kabur ke apartemen miliknya.
dan pantas saja marga anak yang dia tempati tidaklah asing, keluarga affrian orang yang baru saja berkembang di dunia per bisnisan besar jadi bisa di bilang Affrian dan Ariga bekerja sama.
jam sudah menunjukan jam 15.30 jadi setengah jam lagi keluarga pemilik tubuh ini pasti akan kesini, dan juga bertepatan dia akan di pulangkan malam nanti.
Kevin melepaskan infus di tangan kirinya dengan kasar dan
mengakibatkan darah keluar dari tangannya, tanpa mempedulikan itu alvin mengambil hoodie hitam, handphone dan dompet yang dia dapat di dalam laci.Tak lupa dia menganti pakaian rumah sakit agar tidak di tanyai oleh petugas
tanpa menunggu lagi Alvin keluar dari ruangan itu dan berjalan cepat menuju parkiran dia sudah memesan taxi saat masih di ruangan tadi.
baru saja dia keluar dari lorong rumah sakit dari sampingnya dia melihat alan dan dua pria lagi datang ke arah di mana dia berdiri.
'ck, gue harus cepat kabur'
alvin berlari menuju gerbang rumah sakit dengan terburu buru, di sana dia sudah melihat mobil yang dia pesan tadi sudah di tempat.
tanpa menunggu lagi alvin masuk ke dalam saat di tanyai kemana tujuannya.
"kemana mas?" tanya sang supir.
"ke jalan XX lorong XX pak" ucapnya yang melihat tiga pria tadi berjalan menuju mobil mereka dengan tergesa gesa.
Alvin menyeringai, mobil berjalan ke alamat yang di ucapkan oleh Alvin tadi.
di sisi lain
pria paruh baya dan dua anaknya berjalan masuk ke lorong rumah sakit di ikuti 4 bodyguard di belakang mereka.
"anak itu akan keluar?" tanya pria paruh baya itu.
"iya dad nanti malam alvin akan keluar" ucap fahmi.
"bikin nyusahin aja tu anak sialan" ucap alan sinis.
mereka membuka ruangan yang di tempati oleh Alvin beberapa bulan yang lalu karna koma panjang akibat di tabrak oleh bus saat dia membawa motor secara ugal ugalan.
Ceklek!
saat pintu terbuka mereka terkejut melihat ruangan yang kosong dan infus yang bergantungan dan beberapa tetes darah di lantai.
iron yang melihat itu merubah raut wajahnya rahang yang mengeras mata yang tajam dan aura di sekitarnya menjadi dingin.
"dasar anak ini" gumamnya geram.
"darahnya tidak terlalu kering dad pasti dia tidak jauh dari sini"
ucap fahmi yang mengecek tetesan darah di lantai.iron berbalik dan berjalan tergesa gesa menuju parkiran di ikuti yang lain.
mereka masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana untuk pulang ke mansion.
👻💥
alvin sudah berada di apartemen miliknya beberapa menit yang lalu, apartemen yang cukup besar dan ada lantai duanya.
beberapa lukisan dan tv besar di ruang tamu, dapur yang besar dan peralatan yang lengkap.
ada 3 kamar di sini dua di atas dan 1 di bawah, yang di atas adalah ruangan komputer milik kevin dan kamarnya dan kamar di bawah kamar tamu.
alvin masuk ke kamar miliknya yang memiliki tema gelap, hitam, abu abu dan beberapa lukisan dan meja belajar, 3 komputer kecil di sana dan 2 rak besar berisi buku di sudut ruangan.
Alvin masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai Alvin memakai baju tidur warna krim dan celana pendek yang berwarna senada.
memandang sore menjelang malam dari arah kaca besar menuju balkon di kamarnya.
berjalan ke arah kasur empuk miliknya sembari memegangi dada kirinya yang berdetak normal.
Alvin tersenyum tipis mendengar detak jantungnya itu, dia benar benar di beri kesempatan kedua untuk sehat.
"heh, senangnya~"
merebahkan tubuhnya yang lumayan lelah dan masuk ke alam mimpi untuk menyambut hari esok yang entah bagaimana jalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi kevin or alvin (Hiatus Sementara)
Teen Fictionkisah Kevin Anggara Ariga yang merupakan CEO dan memiliki perusahaan terkenal di jerman dan kebanyakan cabang berada di indonesia. hidup sendiri tanpa ada orang tua di sampingnya yang menyemangati harinya yang suram dan kejam. karna sebuah kesengaja...