"Nikmati apapun yang membuatmu bahagia hari ini siapa tahu hari esok kamu akan bersedih dan menangis."
Selamat membaca<3
.
.
."Kenapa belum pulang?" tanya Alfin.
"Tadi nunggu hujan reda, ini mau pulang kok. Kakak sendiri kenapa belum pulang?" menatap Alfin dari atas hingga bawah bisa dipastikan Alfin baru bangun tidur.
"Ketiduran," jawab Alfin. Nah kan bener seperti yang dia duga.
"Oh pantesan, gue pulang duluan kak," Lea melangkahkan kaki namun ditahan oleh Alfin.
"Pulang sama gue!" ujar Alfin dengan menggandeng tangan Lea berjalan.
"Ehhh, gue pulang sam-- naik grab maksudnya udah pesen," alibinya.
"Mana buktinya kalau lo udah pesen?"
Tidak menjawab ucapan Alfin karena dia tidak memesan grab tujuannya dia ingin menaiki angkot, Lea menggaruk kepala belakangnya harus beralasan apa dia kepada Alfin.
"Anu...itu hp gue lowbet,"
Membuang nafasnya dengan kasar, "Udah sih gua ngga ada niat jahat," ujar Alfin.
"Iya udah gue ngikut kak Alfin,"
Mereka berdua berjalan menuju parkiran, Alfin menaiki motor r15 v3 miliknya dan memakai helm full face. Dia menatap Lea yang masih berdiri di sampingnya.
"Nunggu apa? Ayo naik Nai," kemudian melepas jaket yang dikenakan memberikannya kepada Lea.
"Eh?"
"Pakai buat nutup paha lo, ngga mungkin lo bonceng miring," ujar Alfin.
"Iya kak,"
Lea menaiki boncengan motor Alfin, sungguh ini terlalu tinggi tidak seperti motor matic kakaknya. Jika saja dia tidak berpegangan pundak Alfin saat naik mungkin dia akan kesulitan.
"Pegangan Nai,"
"Ngga usah kak, udah biasa ngga pegangan jadi aman,"
Alfin mendengus kasar, sudahlah biarkan saja gadis itu tidak berpegangan. Dia menghidupkan motornya dan mulai menancapkan gas.
Benar saja Lea terkejut hampir saja terjungkal, "Pegangan!" sarkas Alfin, dia menarik tangan Lea melingkari pinggang Alfin. Dengan cepat Lea menarik kembali tangannya, menggantikan pegangan ke tas Alfin.
Diperjalanan Lea hanya diam, menikmati suasana kota setelah diguyur hujan. Sangat sejuk tidak ada polusi udara, lebih tepatnya belum karena hanya beberapa kendaraan yang lewat.
"Rumah lo dimana Nai?" tanya Alfin.
"Naifa,"
"Nai? Kok malah diem,"
"Hah? Tadi bilang apa kak, gue ngga denger,"
"Rumah lo dimana Naifa?" tanya Alfin lebih keras.
"Di Perumahan Bumi Altura di blok D11 terus nama gang nya Asri II kalo dari arah pintu masuk masih lurus nanti belok kanan di perti--" jelas Lea.
"Nanti aja lo kasih taunya," potong Alfin.
"Iya kak,"
Beberapa menit kemudian mereka sampai di depan rumah Lea sesuai dengan arahan yang diberikan dia. Di perumahan tempat Lea tinggal bukanlah perumahan elite.
Dengan hati-hati dia turun dari motor berpegangan pundak Alfin dan memberikan jaket milik Alfin.
"Terima kasih banyak kak udah nganterin gue pulang, mau langsung pulang kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SENSE
Fiksi UmumGadis sejuta impian dengan usahanya yang hanya tidur dan bermalas-malasan. Dia ingin merasakan cinta tetapi setiap ada cowo yang mendekati dirinya selalu dijauhkan oleh kakaknya. Dia dipertemukan dengan lelaki yang hanya penasaran dengannya, tetapi...