Holding On to Her

1K 119 1
                                    

Pukul 16:00

"Kamu mau ikut ke rumah aku dulu atau pulang?" tanya Oline, suaranya terdengar semangat meski waktu sudah larut.

Erine menggaruk tengkuknya, tampak berpikir sejenak. "Terserah kamu," jawabnya, mencoba terdengar santai.

Oline mengernyitkan dahi, sedikit kesal namun masih bisa tersenyum. "Apadeh, kan aku nanya! Jawabannya cuma dua, ikut atau enggak."

"Hmm, ter-"

"Gak ada kata terserah, Erineee," potong Oline cepat, suaranya mengandung nada bergurau.

Erine mendesah, tetapi senyumnya tak pudar. "Apalah, oke deh, aku ikut aja."

"Nah, gitu dong! Yaudah, ayo!" Oline terlihat gembira, dan mereka segera melangkah keluar gedung.

Namun, tak lama setelah mereka keluar, hujan gerimis mulai turun, menciptakan suara lembut di atas jalanan. Oline menatap langit yang kelabu, sedikit cemas.

"Eh, hujan toh," ucapnya sambil mengerutkan dahi. "Bentar, aku mau ngambil payung di dalam. Kayaknya masih ada. Tunggu sebentar ya, jangan ngilang!"

"Emang aku cewek apaan, suka ngilang-ngilang?!" gerutu Erine, sedikit kesal namun tak bisa menahan senyum.

Dengan cepat, Oline berlari kembali ke dalam gedung, meninggalkan Erine di luar yang menunggu dengan sabar, merasakan tetesan air hujan yang mulai menyentuh kulitnya. Dia tersenyum, menikmati momen sederhana itu, meski hujan mulai turun.

Sembari menunggu bocah Genshin kembali, Erine membuka notif tweet yg dari tadi malam belum sempat ia buka, sebelum kemudian mengetikkan sesuatu.

Sembari menunggu bocah Genshin kembali, Erine membuka notif tweet yg dari tadi malam belum sempat ia buka, sebelum kemudian mengetikkan sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erine tak menyadari bahwa yang ditunggunya telah kembali dan kini berdiri di belakangnya, diam-diam mengintip handphone yang tengah ia pegang. Di layar, tertulis kalimat yang baru saja ia ketik.

"Detik-detik.... sebelum..... kesandung."

Seseorang di belakangnya membaca kata-kata tersebut dengan nada menggelitik.

"ASTAGA, OLINE KAGET IH!" seru Erine, panik, dengan cepat memasukkan gadgetnya kembali ke saku. Namun, Oline hanya bisa cengar-cengir, tampak tidak merasa bersalah sama sekali.

"Parah banget, baru di-retweet sekarang," kata Oline, menyeringai.

"Gak papa telat daripada nggak sama sekali," balas Erine, mencoba menenangkan diri.

"Kalau telatnya satu detik mah gak papa, ini kan beberapa jam, seleb!" Oline menggoda, menatap sahabatnya.

"Yaudah, kalau gitu, aku hapus aja retweet-nya," Erine berkata dengan nada mengancam.

"Ih, enggak gitu, enggak gitu! Jangan, aku kan cuma becanda, Rin," Oline balas, sambil mulai mengacak-acak rambut Erine.

"Olineeeeeee, rambut aku udah rapi lohh!!!" Erine berteriak, mempout-kan bibirnya sambil berusaha menata kembali rambutnya yang berantakan.

ENCHANTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang