❖ Chapter 15

603 42 2
                                    

_______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________________________

Udara yang sejuk dan suasana yang tenang sangat menyenangkan bagi Calista, karena sudah lama terkurung di dalam ruangan. Dia memuaskan diri untuk pergi keluar dan berjalan-jalan disekitar vila itu, dia dengan bebas berjalan diatas rumput tanpa alas kaki. Dia sama sekali tak takut ada serangga atau benda berbahaya yang dapat melukai kakinya. Semua itu hanya murni perasaan kebahagiaan Calista yang merasa lebih bebas.

Dia dengan cekatan melompati setiap batu-batu yang Ada Di tepi sungai yang alirannya cukup deras dan sangat jernih. Senyuman kebahagiaan terlihat sangat jelas di wajah cantiknya. Renatus Revol terus mengawasi Calista yang kembali menjadi dirinya sendiri, beberapa hari terakhir Renatus khawatir melihat keadaan Calista yang menjadi pendiam. Tapi melihat gadis itu yang aktif dan melompat kesana kemari membuatnya jauh lebih tenang. Karena pada dasarnya Calista memang orang yang seperti itu, jika Renatus tak mengawasinya mungkin saja Calista akan pergi jauh kedalam hutan untuk mengeksplorasi tempat baru.

Gadis itu memang memiliki rasa penasaran yang luar biasa tinggi. Bagi Calista alam adalah guru terbaik, saat dia berada di masa sekolah mempelajari ilmu obat-obatan dia sering berada di luar untuk mencari tanaman obat maupun beda-beda lain yang bisa digunakan untuk bahan obat.

Calista sangat ingin merasakan kesegaran dari sungai yang jernih tersebut, akan tetapi sebelum dia melangkah lebih jauh Renatus sudah lebih dahulu menahan lengannya.

"Rena.. please.." Calista menautkan kedua tangannya meminta Renatus untuk mengizinkannya.

"Tidak, kau itu tak bisa berenang, bagaimana kalau terbawa arus?"

Calista dengan santainya tersenyum.

"Kan ada kau, tenang saja aku tidak akan pergi ke tengah, ayolah.. " mata Ruby itu berbinar-binar memohon pada temannya untuk mengizinkannya mengekplorasi sungai tersebut.

"Baiklah.. jangan jauh-jauh." Calista tersenyum sangat lebar dengan wajah yang sangat cerah saatnya melihat kearah Renatus.

"Siap, aku janji."

Calista perlahan mulai masuk sungai, seperti polosnya seorang anak kecil dia sangat senang bisa merasakan aliran air jernih yang menerpa kakinya, tentu saja dia berhati-hati karena batu-batuan yang ada di dalam sungai lebih licin dibandingkan batuan besar yang ada di pinggiran sungai. Renatus duduk di batu besar yang ada di tepi sungai mengawasi pergerakan Calista seumpama gadis itu tergelincir, karena Calista adalah salah satu orang yang tidak memiliki kemampuan berenang. Dia jadi teringat saat dia dulu menjahili Calista dengan menjatuhkan gadis itu kedalam kolam renang, alhasil dia sendiri yang kerepotan karena gadis itu benar-benar tak bisa mengambang diatas air.

Renatus sendiri tak mengerti kenapa Calista tidak bisa berenang bahkan mengambang diatas air, padahal dilihat dari berat tubuhnya Calista termasuk wanita yang ringan dari segi berat badan.

Crazy Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang