Hari ada jadwal bertemu pembacanya sebagai bentuk promosi buku kedua sekaligus buku ketiga yang masih ditulisnya.
Y/n ingin datang lebih dulu dari jam seharusnya agar bisa bersantai di tempat. Namun Jay datang mengunjunginya, membuatnya menunda berangkat cepat.
Y/n melepas jaketnya, dia mengambil dua kaleng cola dari kulkas, membawanya ke ruang tengah. Dia duduk di sofa yang sama dengan Jay, dia berada di sisi kanan pria itu.
"Sudah lama kau tidak ke rumahku," ucap Y/n.
"Ya, aku sangat sibuk belakangan ini." Jay menunjuk lingkaran hitam di bawah matanya, "perkerjaan ku bertambah karena sesuatu hal."
Y/n meringis mendengarnya. "Setelah pekerjaanmu selesai, kau harus banyak beristirahat."
"Pekerjaanku tidak akan selesai dengan mudahnya," Jay mengedikan bahunya, "kalau kau sendiri bagaimana? Pekerjaanmu berjalan lancar?"
"Cukup lancar. Aku hanya tinggal membuat chapter ending untuk series terakhir."
"Ada yang ingin aku tanyakan mengenai series terakhir bukumu itu."
Y/n menelan ludah ketika Jay menatapnya lurus. Cepat atau lambat Jay pasti akan mengetahui ini. Dia sudah menduga apa yang ingin Jay tanyakan, dengan perasaan tak enak hati dia langsung berkata, "maafkan aku. Aku membuat nama tokoh persis dengan apa yang ada catatan milikmu yang kutemukan di dashboard mobil."
Wajah Jay menunjukan kekecewaan. Y/n tahu dia memang tidak sopan membuka catatan milik Jay sekali pun mereka adalah sahabat.
Itu mengapa Y/n meminta maaf berkali-kali pada Jay.
"Sudah tidak apa-apa," balas Jay, "kau ganti saja nama-nama itu dari novel mu. Rombak tujuh nama tokoh utamanya."
"Hah? Aku harus ganti nama-namanya?"
Sebenarnya dia mendengar permintaan Jay dengan jelas. Tapi dia cukup terkejut dengan ucapan Jay kali ini.
Sepanjang dia mengenal Jay, Jay sama sekali tidak pernah protes mengenai apa pun menyangkut dirinya.
Jay mengangguk. "Aku tidak ingin kau memakai nama-nama ini."
"Aku tidak bisa, Jay," balas Y/n cepat, dia mencoba meminta pengertian pada sahabatnya itu, "aku sudah memposting sebagian besar tentang series terakhir yang kubuat, termasuk nama-nama tokohnya. Tak mungkin aku rombak, apa lagi sebentar lagi selesai."
"Tolong dengarkan ucapanku kali ini saja."
"Kenapa?" Y/n mendesak butuh penjelasan, "Karina juga menyarankan hal yang sama sepertimu, dengan dalih temannya adalah seorang anggota CIA, dan nama-nama yang kupakai itu penjahat kelas dunia." Y/n menatap Jay menyelidik, "kau juga ingin mengucapkan dalih yang sama?"
Jay berdecak. "Bisa tidak sekali saja kau mendengarkan ku tanpa perlu banyak pertanya?"
"Kenapa sepertinya aku satu-satunya di sini yang tidak boleh tahu apa pun layaknya orang bodoh? Seberapa berbahayanya sih tujuh orang itu?" Wanita itu masih bebal dengan pendiriannya, "toh novel yang aku buat tidak mungkin ada pengaruhnya dengan dunia mafia yang berada diluar jangkuanku itu."
"Karena mereka berada diluar jangkauanmu, makanya kau tidak tahu seberapa berbahayanya."
"Aku sama sekali tidak mengganggu mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yandere » You X NCT Dream✔
FanfictionWARNING! Rating 22+ Mature Content 🚫Not Children *** Ditengah kebingungan menyelesaikan ending novel erotis berjudul 'Yandere' yang dibuatnya. Y/n malah masuk ke dunia novel karangnya sendiri. Membuatnya harus menghadapi 7 pria gila fiksi buatannya...