OBSESI 2

8.6K 492 9
                                    

"Enghh.... " Lenguh seorang gadis yang kini mulai terbangun dari pingsan nya tadi. Ya, siapa lagi jika bukan Erine.

Matanya yang tadi terpejam kini mulai terbuka. Pancaran ketakutan ia tunjukan penuh kepada orang di depan nya, Oline.

Oline tetap menatap nya dengan datar, lalu tiba tiba ia mencengkram kuat kedua pipi nya dan berkata, "Gimana? Masih mau ngebangkang hm?" Tanya nya dingin.

Lalu dengan cepat Erine menggeleng kuat tanda ia tidak akan melakukan kesalahan itu lagi. Mungkin

Lalu Oline pun melepas cengkraman nya di pipi  Erine. "Good girl. " Ucap Oline.

Sekarang Oline ikut berbaring di sebelah Erine yang sedang berbaring saja di kasur milik nya.
Karena tadi Erine pingsan di gudang sekolah alhasil Oline pun membawa Erine ke apartemen milik nya.

Tak sengaja tangan Oline menyentuh luka sayatan yang ada di paha mulus milik Erine. "Awshhh... " Ringis nya kesakitan.

"Itu udah di obatin tapi belum di perban aja. " Ucap oline.

Erine hanya menganguk pasrah, lalu ia tidur kembali dengan posisi membelakangi tubuh Oline.

Oline pun menggeram kesal, "Catherine, look at me." Ucap nya dengan nada memerintah.

Dengan terpaksa Erine pun menghadap balik dan menatap Oline dalam. "Apa? " Tanya nya pelan.

Oline menggeleng dan hanya memeluk erat tubuh Erine lalu ia menenggelamkan wajah nya di leher milik Erine.

Erine yang mengerti pun memeluk Oline balik dan mengusap punggung nya secara perlahan.

"Jangan ngelawan lagi." Ucap Oline dingin tapi diiringi nada mengancam.

"Iya."

"Jaminan nya apa? " Tanya Oline.

Erine bingung, ia harus menjawab apa? Kalau uang atau barang mahal lain nya itu tidak perlu bagi Oline, karna ia sudah sangat teramat kaya.

"Aku gatau. " Balasnya seadanya.

Oline hanya diam, fikiran nya jadi teringat kepada kejadian kemarin diamana ia menghukum Erine. Ralat, kejadian dimana ia melihat Erine berpelukan dan bergandengan mesra dengan seorang laki laki di sekolah nya.

Itu adalah alasan mengapa ia menjadi sangat marah dan berujung menghukum Erine.

Amarah nya kembali datang, pelukan nya kepada Erine jadi semakin menguat sampai sampai Erine merasa kesusahan bernafas.

"Aku gasuka kamu yang selalu ngelawan ucapan aku Catherine Yaputera." Ucap nya dingin.

Erine hanya menganguk dan kembali mengusap punggung Oline pelan supaya emosi orang itu reda.

Kini Oline beralih menjadi menatap Erine yang ada di depan wajah nya. Tatapan penuh rasa ketakutan akan kehilangan, tatapan yang penuh dengan rasa emosi, obsesi dan rasa ingin memiliki seutuh nya ia pancarkan.

Cukup lama mereka bertatapan, Oline tak henti hentinya memuji kecantikan Erine meski saat ini Erine sedang pucat pasi, itu tidak membuat kecantikan Erine mengurang.

Gadis bermata sipit itu telah memikat Oline si kutub selatan.

Cantik Batin nya

Sial, orang seperti dirinya saja bisa terpikat kepada Erine apalagi orang orang di luaran sana termasuk orang orang yang ada di sekolah yang pasti nya akan selalu bertemu Erine. Memikirkan hal itu saja membuat emosi nya semakin bertambah.

"Besok kamu homescholling. " Ucap Oline tanpa ingin di bantah.

Erine melotot kan mata nya kaget, bagaimana tidak, jika ia homeschooling maka ia tidak bisa bertemu teman teman nya, apalagi beberapa bulan lagi ujian kelulusan akan tiba, sangat merepotkan jika ia harus homescholling di semester ganjil ini.

"AKU GAK M-"

"TIDAK ADA PENOLAKAN UNTUK HAL INI CATHERINE! " Potong Oline tegas.

"T-tapi aku ga mau oline. " Ucap nya dengan mata yang berkaca kaca.

"Aku gapeduli! Keputusan tetap di tangan aku! " Jawab nya tegas.

Mata Erine kini mulai mengeluarkan cairan bening itu, "J-jangan gini... Aku gamau homeschooling Oline... " Lirih nya memohon agar Oline bisa mempertimbangkan lagi keputusan nya.

Tapi Oline tetaplah oline, Ia tidak suka penolakan dalam bentuk apapun itu.

"Oline... Aku gamau..." Ucap Erine memelas.

Tapi Oline tidak menjawab, ia hanya menatap Erine dengan tatapan datar nya.

"Oline... Hiks... Aku gamau..."

"Oline.... "

Hening

"Olinee......." Ucap Erine lagi dengan permohonan yang sangat besar.

Oline berdecak pelan, "Diem atau aku bikin kamu gabisa jalan besok " Ancam nya.

Dengan sigap Erine pun mendadak diam, tapi tidak dengan sesengukan nya.

Oline pun kini memejamkan mata nya, ia sangat lelah mengurus gadis ini yang slalu mencoba kabur dan melawan dirinya.

Rasa ingin memiliki seutuh nya slalu ada di fikiran nya ketika ia berdekatan dengan Erine. Agar ia bisa slalu mengurung gadis cantik itu hanya untuk diirinya seorang.

Sayang nya untuk saat ini ia dilarang oleh kedua orang tua nya untuk menikahi seorang gadis di umur nya yang saat ini dibilang masih muda.

°°°

ORINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang