Xiao Zhan kembali ke sekolah saat hari mulai sore, saat sekolah telah di bubarkan. Ia datang bersama Wang Yibo untuk memberikan piala yang ia dapatkan.
"Zhanzhan, kamu pergi kemana tadi? Kamu tibatiba menghilang setelah mengambil piala." Tanya pak Gu yang langsung menepuk kedua pundak Zhan.
"Ah, maafkan saya, pak. Saya pergi ke suatu tempat." Jawab Zhan dengan suara rendah.
Pak Gu melihat ekspresi wajah pria manis itu. Ia menghela nafas dan mengangguk seolah memahaminya.
"Baiklah. Tidak masalah. Kamu sudah bekerja keras hari ini."
Xiao Zhan tersenyum kecil. Ia kemudian menyerahkan piala di tangannya pada pak Gu.
Pak Gu memiringkan kepalanya dengan ekspresi bingung, "Ah, kamu tidak perlu memberikannya pada bapak, kepala sekolah sudah memberimu ijin untuk membawa pulang piala yang kamu dapatkan." Tolak Pak Gu sambil tersenyum meyakinkan.
"Tidak.. Saya ingin menyimpan piala ini di sekolah, Pak. Setidaknya saat aku melihat piala ini di pajang di ruangan prestasi, aku bisa terus mengingat bahwa aku juga meninggalkan prestasiku disini." Jelas Zhan.
Ruang prestasi adalah sebuah ruang penyimpanan, dimana yang di simpan disana adalah piala-piala dari lomba-lomba dan penghargaan-penghargaan yang di raih oleh para murid disana.
Xiao Zhan memiliki sekitar 2 piala dan 3 penghargaan yang di simpan dalam ruangan tersebut dan sekarang ia ingin piala yang dia dapatkan kali ini, pun disimpan disana alih-alih membawanya pulang ke rumah.
Pak Gu menatap Zhan sesaat, kemudian ia tersenyum sambil menghela nafas pelan, "Baiklah kalau begitu."
Pak Gu menerima piala tersebut.
Xiao Zhan menghela nafas lega.
Di Yuran High School memiliki satu aturan. Dan aturannya adalah "Jika para murid mengikuti perlombaan dan membawa pulang piala maupun penghargaan, mereka di beri kekebasan untuk memajang piala atau penghargaan mereka di ruang prestasi, atau membawa piala atau penghargaan tersebut pulang ke rumah."
Selama ini Xiao Zhan membawa beberapa piala dan penghargaan yang ia raih pulang ke rumah untuk menunjukkan pada ibunya.
Namun, sekarang pria manis itu telah menunjukkan bahwa ia lelah. Ia tak harus memaksakan diri untuk membawa pulang piala, dan memohon untuk di akui oleh ibunya.
Setelah memberikan piala tersebut, Xiao Zhan keluar dari ruang guru.
Pria manis itu tersenyum cerah saat melihat Wang Yibo yang berdiri tak jauh darinya.
Dengan sigap, ia menghampiri pria Wang itu.
"Yibo, ayo pergi."
"Sudah selesai?" Tanya Yibo.
Xiao Zhan mengangguk.
Keduanya lalu meninggalkan lingkungan sekolah.
Yibo mengantar Xiao Zhan kembali ke rumahnya karena hari mulai gelap. Ia ingin Xiao Zhan bisa beristirahat dengan nyaman.
Setelah itu Yibo kembali ke rumahnya.
Xiao Zhan masuk ke dalam rumah. Rumah tersebut masih kosong, artinya ibu dan adiknya belum kembali.
Pria manis itu hanya diam dengan wajah datarnya.
"Tuan muda, tuan muda kedua menang lagi kali ini, nyonya mengabari saya bahwa beliau dan tuan muda kedua akan makan malam di luar." Jelas sang maid yang menghampiri Zhan.
Xiao Zhan tersenyum pahit. Ia sedikit terkekeh, entah karena apa, hatinya hanya terasa menggelitik.
"Bibi, tidakkah menurutmu, ini keterlaluan?" Tanya Zhan dengan suara rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accepting & Forgiving (Yizhan 🦁🐰/END)
FanfictionSINOPSIS Xiao Zhan pergi ke toilet sekolah saat jam istirahat tiba. Setelah mencuci tangannya, ia keluar dari toilet bersebut hendak menuju kantin. Namun, secara tak sengaja ia menabrak seseorang di depannya. "Akh! Maaf." Ungkap Zhan dengan cepat. I...