Rumah.
Apa itu rumah??
Aku tidak mengerti.Sebuah rumah dalam bentuk bangunan akan ada rusaknya. Sementara rumah dalam bentuk manusia ada matinya. Lantas rumah dalam bentuk apa yang kau maksud??
Memang benar manusia tempatnya dosa dan juga salah. Tapi apakah mereka memiliki kesempatan untuk memperbaikinya??
Jawabannya iya. Tapi kalau mereka tatap melakukan kesalahan berkali-kali apa itu hal yang wajar??
Tentu tidak bukan??
Apakah salah jika aku memiliki sebuah kekecewaan terhadap mereka?? Apakah aku wajar jika memilih untuk tidak memberikan kesempatan kepada mereka??
Entah hatiku yang sangat keras atau mereka yang tidak tau diri. Aku tidak bisa mendefinisikan kesakitan yang aku rasakan saat ini.
Karena aku yang merasakannya, aku yang menjalaninya, sejelas apapun aku menceritakan kamu tidak akan mengerti.
Sekali lagi maafkan aku, aku hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
_______________________________________________________
"Buuuu aku mau lanjut sekolah lagi boleh??"
"Nak bukan gak boleh, tapi kamu kan tau keluarga kita gimana sekarang??" Ucap Ibu Sienna sendu.
"Aku dapet beasiswa di jakarta Bu, aku janji gak minta uang sama ibu, tapi aku cuma minta doa restu aja"
"Ini bukan tentang uang kuliah aja nak, apa kamu gak mikir untuk bertahan hidup sehari-harinya gimana??"
"Nak, apa kamu gak mau bantu ibu buat cari uang aja?? Ibu perlu bantuan dari kamu buat cari uang, kerja apa aja nak yang penting menghasilkan, maaf ibu jadi tergantung sama kamu tapi kamu tau sendirikan keadaan ibu bagimana sekarang??" Ucap Ibu dengan penuh harapan.
Percayalah fase ini sangatlah sulit bagi siapapun orang yang mengalaminya. Egoiskah kalau memilih melanjutkan pendidikan agar bisa meraih cita-cita sedangkan ekonomi keluarga belum dikatakan cukup?? Tapikan ada beasiswa, apa masih dikatakan egois juga?? Aku tidak mengerti. Maaf jika kesannya egois tapi ini pilihan yang aku mau. Meskipun dengan berkuliah tidak menjamin kesuksesan seseorang tapi dengan bersekolah tinggi setidaknya dapat merubah pandanganmu terhadap dunia apalagi terhadap masa depan, meskipun tidak menjamin 100%.
Tapi tidak bisa diartikan juga untuk orang-orang yang tidak bersekolah mereka tidak akan berada di titik kesuksesan. Sukses bisa datang untuk siapa saja yang mengejarnya meskipun diluar sana ada banyak orang sukses hasil dari warisan orang tuanya tapi tidak menutup kemungkinan untuk orang-orang yang hanya bisa melihat sekolah tanpa masuk didalamnya.
Didunia ini banyak sekali orang sukses yang tidak memiliki gelar apapun di belakang namanya mereka sama saja seperti manusia pada umumnya. Sukses tidak mandang pendidikan tapi mandang kerja keras. Ada yang langsung sukses, ada yang gagal dulu baru sukses, ada yang mesti gagal berulangkali tapi akhirnya sukses, bahkan ada orang yang terus gagal tanpa pernah sukses.
Kegagalan yang mereka terima mungkin sebagiannya adalah takdir, terus apa mungkin orang yang selalu gagal emang ditakdirkan untuk gagal saja?? Untuk apa mereka berjuang jika takdirnya saja sudah jelas bahwa dia akan berakhir dengan sebuah kegagalan.
Tapi ternyata bukan itu, takdir manusia tentang gagal suksesnya adalah sebuah ketetapan dari Tuhan hanya saja seburuk-buruknya takdir dia akan kalah dengan doa dan usahanya.
Seberapa banyak usahamu gagal tetaplah berdoa dan berusaha karna kita tidak pernah tau do'a dan usaha kita yang mana yang akan merubah takdir buruk kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Itu rumah (SUDAH TERBIT)
Ficțiune adolescențiTernyata rumah bukan tempat ataupun siapa yang membuat kitanya nyaman. Kenyatannya mereka akan hilang jika sudah waktunya tiba. Berharap atau menggantung sesuatu kepada mahluk yang katanya hanya sementara hanya membuat suatu harapan yang berakhir ke...