Arc 2 Chapter 18 : Ronde Kedua

910 136 4
                                    

[Raul PoV]

Karakter Raul memiliki tiga Profound Codex dengan tema yang berbeda. Bloodlust, Anger dan Hated.

Saat ini, aku baru membuka kemampuan Profound Codex tema Bloodlust yaitu Prince of Darkness. Kemampuan ini pertama kugunakan saat melawan tiga pembunuh saat ujian bertahan hidup.

Sebenarnya, kemampuan ini hanyalah sebuah counter skill jika musuhku dapat menemukan cara untuk mengatasi sihir Shadow Link-ku yang membuat Prince of Darkness menjadi kemampuan yang akan jarang kugunakan dari dua yang lainnya. Akan tetapi, hal ini akan berubah jika aku dapat meningkatkannya sampai ke level ketiga.

Tema Profound Codex selanjutnya adalah Anger, jika aku membuka Profound Codex ini, maka aku dapat menggunakan Mirror Force, kemampuan yang dapat menciptakan sebuah perisai yang tak tertembus.

Well ... Itu tidak sepenuhnya benar, sihir-sihir tingkat tinggi masih dapat menghancurkannya jika Profound Codex ini masih ada pada level pertama.

Yang terakhir adalah Profound Codex dengan tema Hated, jika aku dapat membuka Profound Codex ini, maka aku dapat menggunakan kemampuan yang bernama Vengeance. Yaitu kemampuan yang dapat menyerap rasa sakit pada tubuhku dan mengubahnya menjadi kekuatan untuk sementara waktu.

Semakin aku mendekati kematian, maka kekuatanku akan bertambah berkali-kali lipat jika aku mengaktifkan Vengeance.

Ini adalah sebuah kemampuan yang dapat membuatmu mendapatkan sebuah Epic Comeback dari musuh.

Dari ketiga kemampuan ini, tidak ada sama sekali kemampuan yang dapat memberikan musuh sebuah damage secara langsung. Dua kemampuan pemberi Buff dan satu mekanisme pertahanan.

Biasanya, karakter di dalam game Path of Destiny memiliki Profound Codex yang seimbang. Satu sebuah AoE atau serangan langsung, satu kemampuan pemberi Buff dan satu mekanisme bertahan.

Kurasa aku harus berbicara dengan Raul yang asli lagi di Soul Room untuk memintanya mengaktifkan Mirror Force untukku. Saat ini, yang tidak kumiliki adalah sebuah pertahanan untuk menghadapi sihir-sihir kuat yang tidak bisa kuhindari.

Dengan kebencian yang kukumpulkan dari para anggota klub Lancer sebelumnya, seharusnya sudah cukup untuk membuka kemampuan ini.

Setelah beristirahat kira-kira 4 jam, aku keluar dari ruang kesehatan lalu kembali menuju tribun arena. Masih terdengar sorakan para penonton menggema di tempat ini.

Sepertinya, masih ada beberapa peserta lain yang masih bertarung.

Sesampainya di sana, aku duduk di samping Viera yang sepertinya telah pulih dari pertarungan sebelumnya. Di tengah lapangan arena, terlihat seorang wanita berambut coklat dengan model side ponytail sedang berhadapan dengan seorang pria pengguna pedang dan perisai atau bisa disebut Paladin.

"Ah, Kapten. Kau sudah pulih?" tanya Viera menyadari kehadiranku. "Maaf aku tidak sempat menonton pertandinganmu tadi."

"Tidak apa-apa," jawabku padanya. "Bagaimana dengan Piers? Apakah dia menang?"

"Sayang sekali, dia kalah dari Senior Moraine dua pertandingan yang lalu," jawab Viera terlihat kecewa.

"Lalu, ini pertandingan ke berapa?" tanyaku kembali.

"Ini pertandingan yang terakhir Kapten," jawab Viera. "Setelah ini turnamen akan dilanjutkan kembali besok."

Begitu, kah? Sepertinya aku banyak melewatkan pertandingan-pertandingan yang lain selama masa pemulihan.

Viera kemudian memberitahuku siapa saja yang lolos ke ronde kedua. Di ronde selanjutnya, akan tersisa 16 peserta yang akan bertanding untuk memperebutkan tempat dia quarter-final.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang