Nama laki-laki dan perempuan itu adalah Ervin Sebastian Tharas Pradgar dan Selena Gauri Jessica Orabelle, mereka berdua berteman sejak kecil. Orang tua mereka mempunyai hubungan yang baik karena ayah Ervin dan ayah Selena bersahabat baik di waktu muda.
Sekarang anak mereka pun berpacaran dan sudah mendapatkan restu dari kedua orang tua mereka masing-masing.
─ ⋯ ─ ⋯ ─ ⋯ ─ ⋯ ─
Malam telah tiba, semua anggota dari para geng berkumpul. Ini adalah hari perseteruan antara dua geng. Mereka menatap satu sama lain dengan tajam dan dingin.
"Mana Leo?" tanya Alvaro kepada Harrison.
"Bentar lagi juga dateng, udah sekarang lo siap-siap aja," jawab Harrison dengan datar.
Alvaro hanya mengangguk dan bersiap-siap untuk berkelahi. Tiba-tiba salah satu anggota geng lawan mulai perlahan melangkahkan kakinya mendekati Alvaro dengan muka sombong dan percaya diri.
"Ini doang backingan lo? Dikit banget hahaha kalah jumlah lo."
Mereka semua ikut tertawa mengejek sedangkan Alvaro menatap kesal sembari mengepalkan tangan."Jangan songong dulu lo, meskipun kita kalah jumlah, gue bisa jamin Wheels of soul yang bakal menang," jawab Alvaro dengan ekspresi yang datar.
"Awas, kalo kalah jangan nangiss," ejek salah satu dari mereka lalu mulai tertawa keras.
Perkelahian pun di mulai mereka bertarung dengan sengit lalu dari kejauhan Harrison melihat Leovin sedang berjalan dengan tongkat baseball di tangan nya, lalu Leovin menghampiri Harrison.
"Maaf bang, Ovin telat," Leovin tersenyum dengan santai.
"Udah gak apa, sekarang waktunya bantuin kita ngebantai!" jawab Harrison lantang penuh semangat.
"Oh! Kalo lo bisa ngehajar 50 anggota mereka, ntar gue beliin es krim, berapapun itu!" sambung Harrison sambil tersenyum.
Leovin tersenyum lebar, "Beneran bang?! OKE!" Leovin mulai maju paling depan memukuli mereka habis-habisan tanpa ampun dan membuat mereka kesakitan, membuat senyuman yang lebar terpasang di wajah Leovin.
"Maju kalian bajingan! Tak tempiling ndas mu gae baseball siji-siji hahaha!" Leovin mengganas dan memukul mereka lagi dan lagi.
Leovin menyerang dengan membabi buta, entah berapa orang yangg akan di larikan kerumah sakit kali ini.
Alvaro dan lain lain melihat Leovin dengan senyum kecil lalu mereka menggeleng kepala mereka dan melanjutkan pertarungan dengan semangat yang membara.
"Tuh anak kalo berantem ngeri juga, brutal nya gak main-main! di pukul satu persatu tanpa di kasih nafas, kalo gitu gue juga gaakan kalah!" gumam Alvaro sambil tertawa kecil.
"Leovin-Leovin... Tu anak bener bener dah," Harrison menggelengkan kepala nya saat melihat Leovin lalu kembali fokus dengan musuh yang ada di depannya
"Lumayan juga tu bocah kalo berantem, sifatnya emang kayak anak kecil, tapi berantem nya lumayan juga," gumam Ervin lalu melanjutkan melihat pertarungan antara Leovin dan geng musuh.
Semua hanya melihat Leovin, mereka menahan tawa dan di sisi lain mereka masih fokus. Lalu tiba-tiba dari belakang ada salah satu dari lawan yang akan memukul kepala bagian belakang Alvaro dengan sebuah tongkat besi, dengan cepat Leovin berlari ke arah Alvaro dan menendang kepala lawan yang akan memukul Alvaro tadinya.
"Ck, hampir aja, makasih Vin," Alvaro masih agak kaget dan melanjutkan melihat pertarungan Leovin dan geng musuh.
"Hati-hati bang lain kali," Jawab Leovin memperingati Alvaro lalu melanjutkan pertarungan nya.
Perkelahian berlangsung dengan sengit, walaupun wheels of soul kalah jumlah. Tapi mereka masih bisa mengimbangi lawannya. Sungguh pertarungan yang menarik untuk dilihat. Kini, sang pemenang telah di tentukan. pemenang dari pertarungan ini adalah geng Wheels Of Soul dan Geng lawan resmi kalah di tangan mereka.
Lalu Alvaro menghampiri mereka dengan muka dingin lalu membungkuk.
"Kalo kalah jangan nangis," kata Alvaro dengan nada mengejek tapi dengan muka dingin.
"Ck sial, gue bales lo!" jawab orang yang dihina oleh Alvaro.
Alvaro hendak berjalan pergi menghampiri kawan kawan nya, tetapi Alvaro masih melihat Leovin masih menghajar mereka habis-habisan lalu Alvaro memanggil Harrison.
"Woi Harry! Sini!" Teriak Alvaro.
"Apa bro? Masih ada lagi kah?" tanya Harrison dengan satu alis terangkat.
"Ga, semua udah habis di tangan kita... Tapi liat si Leo masih ngebantai mereka," ucap Alvaro dengan tawa kecilnya.
"Ohh... Bentar gue panggil dulu.... Vin! Ovin! Udah Vin! Udah abis semua Vin!" teriak Harrison kepada Leovin.
Leovin menoleh dan memberikan jari jempol, " Oke bang!" jawab Leovin penuh semangat lalu menghampiri mereka.
"Mantap Leo, keren. lo tadi ngehajar mereka habis-habisan," Alvaro dan Harrison menepuk kepala Leovin sebagai tanda selamat atas menang dalam pertarungan, lalu mereka mulai meninggalkan area tempat pertarungan tadi.
Mereka mulai berjalan pergi dan tiba-tiba mereka di hadang oleh polisi.
"Sialan, ganggu aja anjing," gumam Alvaro.
"Cepat angkat tangan kalian semua!!" teriak salah satu dari polisi yang sedang mengepung mereka.
Para anak-anak geng langsung mengangkat tangan mereka semua.
"Gimana ini, sialan," bisik Alvaro kepada Ervin.
"Gue punya ide, turutin dulu apa aja kata polisi." bisik Ervin.
Alvaro hanya mengikuti apa yang Ervin katakan padanya.
"Kalian masih SMA aja udah kayak gini modelan kalian!" teriak komandan polisi yang menyeret sedang Leovin.
"Aduh duh, pak sakit pak," ringis Leovin.
"Kamu ini udah gede masih aja ngalem!" bentak komandan polisi.
Kini mereka semua satu persatu di borgol oleh polisi dan akan di bawa kekantor polisi.
Ervin memberi kode pada Alvaro, dalam sekejap Alvaro mengerti kode yang Ervin maksud. Sekarang para polisi mulai terlihat sibuk, ini momen yang sangat pas untuk melarikan diri dari para polisi.
Alvaro melihat ada kaleng yang tergeletak di tanah dan dia pun mulai menginjak kaleng itu. Para polisi langsung menoleh kearah Alvaro.
"Kamu ngapain tadi?" tanya polisi kepada Alvaro dengan tatapan curiga.
"Eheheh, gapapa pak gabut doang. Ini saya cuma nginjak kaleng," ucap Alvaro iseng.
Polisi menoleh kebawah melihat kaleng yang sedang Alvaro injak. Lalu dengan cepat Alvaro langsung menginjak kaki polisi yang sedang berada tepat di depannya.
Ervin langsung menggepalkan tangannya dan mencoba melepaskan borgol yang ada di tangannya, setelah borgol yang ada di tangan Ervin lepas, ia dengan tangkas langsung melepaskan borgol yang ada di tangan Harrison.
"Arghh!! Anak-anak nakal!" teriak polisi yang sedang kesakitan.
Komandan polisi langsung menoleh kearah Alvaro dengan tatapan yang penuh dengan amarah.
"Kalo gini makin nyari masalah ini mah," ucap Leovin dengan muka tertekan.
"Jangan biarin mereka lepas!" perintah komandan polisi kepada polisi lainnya.
Harrison langsung mengambil pisau yang ada di saku celananya lalu menyerang polisi yang sedang mengepung Ervin.
"Vin! Bebasin mereka Vin!" teriak Harrison kepada Ervin yang sedang berada di belakangnya.
Ervin langsung pergi berlari kearah Alvaro. "Va, habis ini mencar, oke?" ucap Ervin.
Alvaro menganggukkan kepala mengiyakan perkataan Ervin.
Leovin pun mencoba melarikan diri dari komandan polisi yang ada di sebelahnya saat komandan polisi itu sedang lengah.
»»————- ☠ ————-««
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐞𝐛𝐨𝐡𝐨𝐧𝐠𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 (ON-GOING)
ספרות נוערMenceritakan tentang Athayaa Claudia Sanjaya yang pindah sekolah dari London ke Indonesia dikarenakan bisnis ayahnya dengan perusahaan di Indonesia. Atha dipindahkan ke SMA Rajasanagara di Jakarta, di hari pertama ia masuk ia sangat populer karena...