17. Pesantren

13 5 1
                                    

*
*
*
-o0o-

Hari ini, semua sudah rapi dan bersiap. Tadi malam, semua memutuskan untuk ikut bersama Ashraff ke pesantren sebab sudah lama Anisa dan Faisal tidak berkunjung ke sana.

"Semua udah siap?" tanya Faisal.

"Bang Zidan kok belum keliatan, Bi?" tanya Bagas mencari keberadaan Zidan.

"Nunggu Zidan bakal lama ini," kata Anisa. "Abang gak telat kalau nunggu Zidan?"

Ashraff melihat jam tangannya. "Kayaknya bakal telat, Umi. Ashraff juga mau urus beberapa hal di pesantren."

"Kalau gitu kita duluan aja, Zidan biar bawa motor sama Bagas," usul Faisal.

"Abi yakin?" tanya Ashraff.

"Iya." Faisal kemudian memandang Bagas. "Bagak gak papa kan kalau berangkat naik motor sama Zidan? Takutnya kalau ditunggu, Ashraff bakal telat," jelasnya.

Dengan senang hati, Bagas menerima tawaran itu. "Gak papa, Abi. Nanti biar Bagas sampein sama Bang Zidan," katanya.

"Beneran, Bagas?" tanya Ashraff.

"Iya, Bang, bener. Mending Abang berangkat aja duluan, nanti kita nyusul."

"Kamu jangan kemana-mana, jangan ngajak Zidan ribut, ya," kata Naya menasehati. "Susul langsung ke pesantren, jangan putar haluan terus pergi kemana-mana," lanjutnya.

"Iya, Mbak."

"Ya udah kalau gitu, kita berangkat ya, Gas."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Klakson mobil berbunyi bersamaan dengan melajunya kendaraan itu. Bagas hanya mengamati kemudian menunggu Zidan yang sejak tadi belum keluar.

***

Kedatangan Ashraff bersama keluarganya disambut dengan baik oleh penduduk pesantren. Bahkan para santri di sana pun ikut menyambut kedatangan mereka sambil mencium tangan Faisal dan Anisa.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Wah udah sampai rupanya, mari masuk," kata pemimpin pondok pesantren tersebut.

Faisal, Ashraff, Anisa dan Naya pun masuk ke ndalem. Lalu keluarlah seorang wanita yang langsung menyalim Anisa dan Faisal.

"Sudah lama ya gak main ke sini, taunya cuma nyuruh Ashraff aja," kata wanita itu.

Faisal tertawa kecil. "Gak bermaksud kok, cuma lagi sibuk aja jadi gak sempet."

"Memangnya kapan Abang gak sibuk?"

Faisal hanya tertawa kecil mendengar penuturan adiknya itu. "Diliat-liat, pesantren makin berkembang di bawah kepemimpinan kalian," katanya.

"Alhamdulillah, Bang. Ini juga berkat bantuan dari Bang Isal yang selalu membimbing kita," balas Syarif yang merupakan adik ipar Faisal.

Takdir Cinta [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang