Chapter 60

2.1K 229 83
                                    

". . . . . . . . . . . . ."

Hening. . . .

Boy tidak bisa mendengar suara-suara aneh lagi di luar.

Jadi itu artinya mereka tidur kan? Lagian Boy juga tidak mendengar suara pintu terbuka atau tertutup.

Jadi. . . ini lah saatnya. . .

Saatnya Boy menjalankan rencananya, kabur.

Boy membuka pintunya perlahan-lahan lalu mengintip keluar untuk melihat keadaan.

Mereka sudah tidur. . . telanjang bulat hanya setengah badan mereka yang tertutup selimut.

Mata Boy ternodai. Sialan.

Tapi selain dari itu, mata Boy langsung mendapatkan sebuah tas dari salah satu gadis itu.

Boy lantas membuka tas itu, mendapatkan kuncinya, dan pergi mengecek laci-laci yang ada di dekat kasur itu. Seharusnya, Boy menemukan parfum seperti yang pernah dia temui di kamar sebelumnya.

'Di laci ini– Oh bukan. Laci yang ini? Ah ini dia!'

Seketika Boy bersyukur banget begitu melihat banyaknya parfum-parfum yang tersedia di salah satu laci tersebut.

Boy mengambil parfum feromon Alpha beraroma merica dan menyemprotkannya sekali ke leher, sekali di tangan kanan dan kiri, dan sekali lagi di kedua kakinya.

psst. . . psst psst. . . psst psst

Okay, Boy harap itu cukup.

Tak perlu menghabiskan banyak waktu lagi, Boy menggunakan kunci itu untuk keluar dari kamar.

Masukkan kuncinya, putar dua kali, lalu turunkan tuas pintunya untuk membukanya. . .

Tekh Tekh. . cc. . klek. . .

Terbuka! ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Boy melihat keluar kamar itu, toleh kanan, toleh kiri.

Tidak ada siapa-siapa di sepanjang lorong ini.

Boy keluar lalu menutup pintu kamar itu. Berjalan ke area lift untuk turun secepatnya kebawah.

Namun siapa sangka? Seseorang tiba-tiba keluar dari lift ketika Boy sampai di area itu.

Seorang pelayan pria yang berpakaian formal nan rapi sambil membawakan dua gelas wine di nampannya. Dia melihat Boboiboy yang terkejut, juga ikut terkejut.

Boy diam mematung, tak melakukan apa pun. Jantungnya berdegup kencang, menunggu dirinya akan diseret kembali ke kamar tidak sakral itu. Sial, dirinya sudah ketahuan kah ini?

Melihat Boy yang tidak bergeming sama sekali, pelayan itu membuka suaranya yang pelan dan sopan.

"打扰一下。"

"Oh." Boy gak tau dia ngomong apa tapi Boy minggir untuk memberinya jalan.

Keduanya menatap satu sama lain sebentar sebelum pelayan itu buru-buru pergi meninggalkan Boboiboy.

Fyuhhh. . . lega Boboiboy, lega. . .

Tapi Boy cukup bingung, kenapa dia tidak menghalangi dirinya dari pelariannya ini. . ? Apa dia tidak mengenali Boboiboy?

Hm. . .

Kalau begitu, apa boleh Boboiboy pikir bahwa tidak semua orang tau mengenai keberadaannya yang ada di sini?

Oh iya, masuk lift dulu. Boy takut liftnya akan tertutup kalau tidak cepat-cepat masuk.

Boy memasuki lift, melihat banyaknya jejeran angka. . juga beberapa huruf seperti LG, GF, dan UG.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang