"Jeon"
"Jangan datang jika paman tidak ingin memberitahu aku segalanya"
Seokjin terdiam di depan pintu, dia menarik napas lelah— menatap punggung anak tersebut yang enggan berbalik bahkan ketika panggilan namanya telah dia sebutkan. Suara si putra Jeon terdengar serak, Seokjin sudah yakin jika dia sudah pasti sedang menangis sekarang
Jeongguk sangat menyayangi Taehyung sebagai ibu sambungnya, tak perduli meski dia adalah orang asing yang tidak memiliki satu darah di tubuhnya— namun anak itu benar benar menyayangi Taehyung melebihi dia menyayangi tuan tertua Jeon
Dulunya, Jeongguk itu sulit sekali untuk tersenyum. Jika diibaratkan, anak ini memang bukan tipe anak yang ramah. Kemana mana selalu berada di bawah ijin dari ayahnya— padahal tuan Jeon sendiri tidak pernah melarangnya dalam hal apa apa. Namun memang dasarnya Jeongguk merupakan anak yang selalu mendengarkan nasihat orang tua, tidak banyak meminta asalkan keinginannya bisa terpenuhi
Disaat semua remaja seusianya menginginkan kendaraan beroda empat, sepatu bermerk, atau bahkan barang dengan harga tinggi yang bisa dia pamerkan ke teman teman— Jeongguk hanya menginginkan satu hal. Yaitu memiliki ibu, setiap pesta ulang tahun dirayakan, di hadapan semua orang anak itu selalu memanjatkan doa
Ya Tuhan, tolong untuk sekali ini Jeongguk ingin punya ibu
Tangis haru tak pernah luput dari doa sang putra sebelum peniupan lilin sebagai penutupan. Ayah Jeongguk selalu mengusahakan tentunya, namun usia yang sudah tidak lagi muda disertai rasa yang sebelumnya sudah tak ada pikiran lagi untuk menikah membuat tuan tertua Jeon harus berpikir lebih besar dan usaha yang lebih terlihat
Hanya untuk memiliki pasangan lagi
Demi putra—nya, dan demi dirinya. Kehadiran Taehyung membuat warna baru di kehidupan Jeongguk yang abu abu. Banyak sekali tawa serta senyuman, hangatnya suasana rumah dan pekikan senang setiap kali dia pulang dari sekolah. Meski semakin adanya ibu sambung membuat anak itu jarang bergaul bersama temannya yang lain, namun tuan tertua Jeon selalu memiliki cara agar keduanya bisa berjalan dengan seimbang
Selaras sesuai pubertas dan perkembangan pada dirinya. Hingga tiba saatnya tahun keempat mereka berpisah sebab pendidikan Jeongguk yang dia kejar berbeda negara
Awalnya berat sekali, tetapi ucapan ayahnya telak menyemangati dirinya. Seperti ini—
Jadilah pria matang saat kembali, eomma akan menyukaimu
Dan Jeongguk rasa itu benar
"Jeon, kemari. Tidak sopan membelakangi orang tua ketika berbicara"
Seokjin raih pundak si sepupu, membuatnya berbalik dan mewajahi muka sembab Jeongguk di depannya. Anak itu benar benar menangis seperti anak kecil, dia tidak heran akan pemandangan ini. Bagi keluarga mereka, ini sudah biasa terjadi. Putra Jeon memang kurang kasih sayang sosok ibu maka dari itu dia lebih cengeng dari temannya yang lain
Cengeng jika di hadapan orang terdekatnya
"Kenapa kau begitu geram seperti ini? sampai menangis tak henti?"
Kemudian Jeongguk mengusap air matanya kasar, dia berbicara "Aku selalu menginginkan yang terbaik, aku tidak mengerti akan semua sikap eomma. Dia itu kenapa? kenapa aku sangat sakit melihatnya terus seperti itu? aku sudah banyak mencoba, aku pelajari dengan tekun dan aku amati segalanya baik baik namun—" Jeongguk menghela napas"— sia sia. Begitu saja, dugaan ku selalu salah dan tidak tepat sasaran"
"Kau tau jika ibumu itu orang yang pemalu?"
"Apa orang pemalu akan mengalami reaksi tubuh yang lemas sampai tidak bisa berjalan? atau seperti kejanggalan lain yang tidak aku pahami? dia seperti tidak percaya diri, namun bukan itu. Di sisi lain dia tidaklah seperti itu aku tidak mengerti. Sekarang giliran kepala ku yang sakit" Jeongguk memegangi kepala, dan Seokjin membawanya agar bersandar di bahunya
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐎𝐌𝐌𝐀 || KV🔞
RomanceJika Jeon Jeongguk harus memilih seseorang yang akan menjadi pasangan hidupnya, maka akan dia pastikan jika seseorang itu bisa melebihi Kim Taehyung- ibunya. "Tak ada satupun atau bahkan salah satu, dia bahkan sudah kalah sebelum menang" 🔞