Bab 12 *New

568 35 1
                                    

"Kita tidak bisa seterusnya seperti ini. Maksudku, kau ingat dengan perjanjian kita bukan?" Kyuhyun tidak menjawab. Keduanya saling menatap. Tentu Kyuhyun masih ingat dengan perjanjian mereka. Ia hanya sedang menerka-nerka isi kepala Seohyun. Kyuhyun yakin kali ini Seohyun pasti akan membahas hal yang membuat Kyuhyun jengah kembali.

"Apa perlu aku ingatkan kembali?" Seohyun mengira pria itu terdiam karena lupa.

"Tidak perlu. Lagipula aku tidak ingin membahasnya." Pernyataan Kyuhyun jelas menegaskan bahwa ia tidak ingin memberi kesempatan kepada Seohyun untuk membahas perjanjian mereka lebih lanjut. Tetapi Seohyun tidak tinggal diam.

"Kyuhyun, kita harus membahas ini! Kita tidak bisa berpura-pura menyangkalnya terus-menerus." Seohyun merasa marah. Kyuhyun selalu mengindari topik ini. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum mengeluarkan pernyataan lain.

"Kau telah terikat dengan wanita lain. Dan ini melanggar perjanjian kita." Kyuhyun meremas kepalanya. Matanya terpejam menikmati rasa pening yang menghantam kepalanya. Ia juga mengacak rambut di belakang kepalanya frustasi. Anehnya sensasi ini dirasakan jika keduanya debat serius berkepanjangan seperti ini.

"Wanita yang kau maksud itu pasti Irene, bukan? Kau sudah mengenalku berapa lama Seohyun? Memang benar bahwa aku dijodohkan dengan dia seperti sebelum-sebelumnya. Kau pun sudah paham dengan fakta itu." Kyuhyun berhenti sejenak sebelum melanjutkan. Ia memegang lengan Seohyun dengan kedua tangannya.

"Irene pun sama seperti wanita-wanita yang sebelumnya. Tidak ada ikatan lebih antara aku dengan dia. Aku tidak menjalankan komitmen apapun padanya." Intonasi bicaranya berubah lebih rendah dari sebelumnya.

"Tidak, Kyuhyun. Irene tidak sama seperti wanita lain yang hampir dijodohkan denganmu. Dia berbeda. Aku bisa merasakan eomma-mu menaruh harapan besar kepada wanita itu." Seohyun merunduk. Menyembunyikan air matanya yang jatuh menetes tanpa Kyuhyun sadari. Dirinya merasa sesak setelah mengucapkan hal itu. Seharusnya ia tidak perlu bersedih hati bukan? Dari awal ini hanya sebuah permainan. Bukan hal yang serius. Hanya perlu pergi jika permainan dirasa usai? Lalu mengapa dirinya merasa sesak di dadanya? Batinnya terus menggaungkan rententan pertanyaan.

"Itu dugaanmu. Aku sudah mengatakan bahwa aku dan Irene berhubungan hanya sebatas tahap pengenalan. Meskipun ibuku terang-terangan berusaha menjodohkanku dengan wanita itu, keputusan tetap berada padaku." Penjelasan Kyuhyun belum mampu membuat Seohyun merasa puas. Ada sesuatu yang diam-diam ia harapkan keluar dari Kyuhyun.

Kyuhyun membuang muka dan melepaskan tangannya dari lengan Seohyun. Tubuhnya berbalik melangkah ke nakas dimana kotak yang sebelumnya ia pesan untuk Seohyun berada di sana. Meninggalkan Seohyun yang menatap nanar punggungnya dengan tubuhnya yang masih tidak tertutup sehelai benang.

"Pakailah ini di ruang lain. Aku akan menunggumu di sini." Kyuhyun kembali ke hadapan Seohyun, berujar dengan ekspresi datar, tidak seperti sebelumnya. Ia tarik tangan Seohyun untuk menyerahkan kotak tersebut ke tangannya. Kyuhyun bahkan tidak bergairah lagi menatap Seohyun. Gairah tersebut hilang dengan dimulainya perdebatan mereka.

Kyuhyun harus menyudahi sepihak pembahasan ini sebelum semakin tidak karuan. Mengabaikan Seohyun yang masih tetap gusar akan perilaku pria itu. Hubungan keduanya semakin gantung tanpa kepastian.

Rasanya Kyuhyun tak sanggup menyelesaikan perkara ini. Kemampuan pengambilan keputusan yang biasa ia gunakan dalam berbisnis tidak bisa ia gunakan dengan baik dalam masalah ini. Banyak pertimbangan yang terasa sangat abstrak.
.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
What are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang