WAARRRNNIINGGG!!!! DI PARTNINI MENGANDUNG CUKUP BANYAK KATA KASAR JADI MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!!!!!!⚠️⚠️⚠️⚠️
"sampai jumpa besok guyss" ucap rea lalu berlari pergi.
"Gue duluan, Ser" ucap Mio di angguki Sera.
Sera berjalan pergi dari depan gerbang sekolah. Sera pulang ke rumahnya dengan jalan kaki seperti biasa. Sambil memainkan ponselnya, Sera berjalan menikmati pemandangan jalan.
Sampai di rumah Sera langsung masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintunya. Sera mengganti pakaiannya dan langsung berbaring di atas kasurnya. Sera memainkan ponselnya lagi. Hari mulai larut malam, Sera tidak menyalakan lampu kamarnya karena memang kebiasaan Sera.
Sera pergi mandi lalu berjalan menuju meja belajarnya. Sera menyalakan laptopnya lalu memutar musik. Sera merebahkan tubuhnya di atas kasur lalu memejamkan matanya sebentar.
Tak sadar Sera ketiduran, namun Sera terbangun setelah mendengar suara dentuman yang keras. Sera langsung bangkit dari tempat tidur, mata Sera tertuju pada laptopnya yang sudah mati karena kehabisan baterai. Saat Sera fokus pada laptopnya Sera mendengar orng tuanya sedang bertengkar lagi.
"Ah..mulai lagi" gumam Sera.
Sera merebahkan tubuhnya di atas kasur lagi. Sera menutup matanya dan berniat untuk tidur saja. Namun suara orang tua Sera yang sedang bertengkar terdengar sangat keras, bahkan terdengar benda-benda yang seperti di lempar-lempar.
Itu membuat Sera tidak bisa tidur dengan tenang. Sera sangat terganggu dengan suara itu. Sera memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi.
Di luar kamarnya ternyata sangat kacau. Banyak pecahan kaca dan juga sangat berantakan. Ini sudah biasa terjadi di rumah Sera, namun Sera tetap tidak bisa memaklumi hal seperti ini.
"Kenapa ta?" Tanya Sera.
"Ibukmu lo, panggah ngomong gak jelas terus! Mumet aku ngrungokne" ucap bapaknya Sera.
"Opo seng gak jelas??!! Omonganku wes jelas, Kowe ae seng ra jelas! Enek ta wong Lanang kaya kowe!" Ucap ibunya Sera.
"Udahlah, malam-malam panggah tukaran wae, ganggu tetangga loh!" Ucap Sera. Nadanya terdengar bergetar.
Banyak tetangga Sera yang terganggu dengan kondisi keluarga Sera yang selalu membuat keributan malam hari. Sera sering sekali di komplain oleh tetangganya karena orang tua Sera yang berisik.
Setelah itu Sera langsung berjalan kembali ke dalam kamarnya. Sebenarnya Sera tidak berani keluar kamar dan melerai orang tuanya. Namun Sera tetap melakukannya karena, Sera selalu mendapat komplain dari tetangganya. Tangan Sera gemetar.
"Anjing! Bangsat! Joh! Kontol!!Tai!!" Sera terus mengumpat. Air mata Sera tidak bisa Sera tahan.
Sera langsung berbaring di atas kasur lalu menutup matanya. Sera ingin cepat tidur agar tidak berpikir hal lain lagi. Namun Sera tidak bisa tidur, Sera yakin kantung matanya akan benar-benar parah besok pagi.
"Anjing, gak bisa tidur gue, tai!" Ucap Sera dengan kesalnya.
Sera membuka matanya lagi lalu melihat ke laci di samping kasurnya. Sera membuka laci tersebut lalu mengambil bungkusan obat.
Sera mengambil dua obat dan langsung meneguknya sekaligus. Setelah beberapa saat Sera langsung merasakan kantuk yang luar biasa. Sera langsung memejamkan matanya dan tertidur.
Keesokan harinya Sera terbangun dari tidurnya. Sera bangun dengan perasaan sangat kacau. Sera kemudian bangkit dari kasurnya dan berjalan mengambil handuk setelah itu mandi. Selesai mandi Sera mengganti pakaiannya dengan seragam.
Sera bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sebelum itu Sera mengaca dulu di cermin dan melihat wajahnya. Benar saja, kantung mata Sera terlihat makin parah.
"Ini gara-gara gue nangis semalem terus gue langsung tidur! Tai lah bangsat" ucap Sera lalu langsung pergi keluar dari kamarnya.
Rumahnya masih kacau, pecahan kaca dan beling masih bertebaran. Sera tak menghiraukannya dan langsung keluar dari rumah lalu berangkat ke sekolah.
_____________
"Buset ser, kantung mata lu...lu habis nangis ya semalem?" Tanya rea.
"Bacot" ucap Sera.
Mio dan rea tau setiap kali Sera terlihat seperti itu, berarti terjadi sesuatu di rumahnya.
"Kenapa lagi ortu Lo?" Tanya rea.
"Biasalah" jawab Sera dengan nada malas.
"Berantem lagi?" Tanya Mio.
"Hem" balas Sera.
"Lo gak minum obat kan?" Tanya rea.
"Terserah gue mau minum apa kagak" ucap Sera dengan nada judes.
"Si anjing, Gue tau lu beli obat lagi, Ser. Obat-obatan itu gak bagus buat Lo!" Ucap rea.
"Itu obat bisa bikin Lo ketergantungan dan itu gak baik buat tubuh" ucap Mio.
"Kalian pikir gue peduli?" Tanya Sera dengan nada judes.
"Tck, Lo mau rusak tubuh lo sendiri ya bangsat??!!" Tanya rea dengan kesalnya.
"Dari pada obat, lebih baik lo rutin minum teh herbal yang gue kasih" ucap Mio.
"Lo bilang teh nya bisa nenangin diri lo kan" ucap Mio.
"Lo kira gue bisa dapet ketenangan di rumah gue yang kayak gitu?? Yang bener aja anjing" Tanya Sera dengan nada mengejek.
"Kalo gue kecanduan obat, itu masalah gue! Kalo tubuh gue rusak karena obat, itu masalah gue! Kalo gue mati karen obat itu, ya bagus! Gue emang gak berniat buat idup lama" ucap Sera langsung mendapat tamparan keras dari rea.
Mio yang melihatnya cukup terkejut. Suara tamparan rea terdengar sangat keras dan menggema di seluruh ruang kelas. Untung kelas masih sepi jadi tidak terlalu menarik perhatian.
"Bisa-bisanya Lo ngomong kayak gitu, Ser!" Ucap rea. Sera tersenyum sinis pada rea.
"Obat itu satu-satunya cara agar gue bisa tidur lebih cepet dan obat itu satu-satunya hal yang bisa bikin gue lupa sama semuanya, obat itu lebih ngebantu gue dari pada lo!" Ucap Sera lalu berjalan pergi keluar dari kelas.
"Bangsat!!" Umpat Sera.
Rea terkejut dengan apa yang sudah terjadi. Rea langsung terduduk di bangkunya, kakinya lemas. Rea tidak bermaksut untuk menampar Sera. Rea hanya tidak ingin Sera mengatakan hal-hal seperti itu yang membuat rea takut.
Mio terguncang melihat pertengkaran ini. Namun Mio hanya bisa menatap kepergian Sera. Lalu beralih pada rea yang terlihat sangat terguncang juga.
"Gue gak bermaksut begitu" gumam Rea.
"Udahlah, Re. Ini juga bukan salah lo. Sera emang lagi sensitif" ucap Mio menenangkan rea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angry Girl (End)
RomanceSeranaya Elizha, yang biasa di panggil sera. Tiada hari tanpa berkata kasar dan kemarahan, itulah motto hidup sera. Hanya menceritakan sedikit kisah hidup sera. Penasaran seperti apa? Ayo baca ceritanya. "Hidup gue genrenya bukan romance bukan comed...