10

27 2 0
                                    

Sudah 3 hari El di rawat, tidak ada perubahan. Dia hanya terduduk diam seperti patung. Jika dia disuruh makan, dia akan makan. Tapi tatapannya tetap kosong.

Berkali-kali dia di ajak mengobrol hanya dijawab anggukan saja.

Sekarang hari El diasingkan. Yaya dan Ying membantu membereskan baju-baju dan barang-barang lainnya.

"Ayo. Setengah barang-barang sudah di bawa oleh Alien Mop Mop. Kita berangkat sekarang." Ucap Yaya.

Lagi-lagi hanya dibalas anggukan. El berdiri dan berjalan kearah pintu.

"Eh?! Biar aku pegang tanganmu! Kau masih belum pulih!" Ucap Ying.

Kali ini El menggelengkan kepalanya, Ying tak memaksa lalu El berjalan keluar dari kamar medis di ikutin oleh Yaya dan Ying.

El berjalan melewati ruangan utama untuk ke kamarnya. Tentunya ada Fang, Sai dan Gopal. Dan juga dua pasangan sinting.

Mereka menatap El dengan jijik. Dan berbisik.

"Bagaimana dia berani berjalan kesini?" Ucap Sai.

"Gara-gara dia Boboiboy menjadi tidak sadarkan diri." Ucap Gopal.

"Orang tua aslinya bagaimana sih mendidiknya? Pasti orang tuanya sama bodohnya dengan dia." Ucap Fang.

Mendengar ucapan Fang, El berhenti dan berjalan ke arah Fang dan menatapnya.

"Saya tidak peduli jika kamu dan teman-teman mu menghina saya."

Sontak semuanya terkejut mendengar El membuka suara dengan nada dingin.

"Tapi jangan sekalipun menghina orang tua asli saya. Memangnya kalian tahu apa tentang didikan orang tua saya?"

El melihat kearah Kapten Kaizo.

"Kamu dan Abang kamu dibesarkan di Planet Gogobugi yang modern. Orang tua kalian juga sangat menyayangi kalian berdua."

"Apa-apaan kau-" ucapan Fang terhenti.

"Tapi bagaimana ya reaksi orang tua kalian berdua yang ada di surga bersama orang tua saya?" Ucap El dengan senyum seringai.

Fang sontak ingin menampar El tapi El melanjutkan ucapannya lagi.

"Apa? Kau mau menamparku? Tamparlah. Kalo kau ingin membuat kedua orang tuamu semakin sedih dengan tingkah lakumu."

"El hentikan-" ucapan Kapten Kaizo juga terpotong.

"Bagaimana ya reaksi orang tua kalian? Apakah mereka kecewa? Mereka tahu yang sebenarnya loh. Apalagi dengan orang tuaku yang ada disana."

"Hentikan ucapan mu!" Bentak Sai.

"Apakah mereka berdua akan berlutut pada orang tuaku? Dan meminta maaf atas perbuatan kalian berdua terhadapku?" Ucap El dengan senyum.

Yaya yang dari tadi ingin mencegah dihentikan oleh Ying. Ying tahu, ucapan El bisa membuat mereka semua takut.

"Berani-beraninya!" Ucap Fang.

"Oh ya. Satu lagi, untuk kalian berdua." Ucap El pada Sai dan Gopal.

"Ayahku... Bukan orang yang yang diam saja jika putrinya di hina. Apalagi di bilang bodoh dan be*ngsek." Sontak ucapan itu membuat merinding Gopal dan Sai.

El berjalan keluar pintu utama lalu berhenti dan melihat ke arah mereka lagi di ambang pintu, dan juga Yaya dan Ying sudah menunggu.

"Walaupun ayahku sudah tidak ada di dunia ini lagi. Dan semoga kalian mimpi indah."

Brak!

Pintu itu di tutup dengan kasar.

"Tenang. Itu hanya gertakan saja dari dia." Ucap Fang.

Sai dan Gopal mengangguk.

•••

Malamnya, Gopal dan Sai sekarang tidur sekamar. Apalagi dengan Shielda yang sudah muak dengan perilaku kakaknya itu. Memangnya Sai pantas dibilang kakak?

"Weh. Aku rasa tak amanlah setelah mendengar ucapan El tadi." Ucap Gopal yang ada di kasur atas.

"Aih. Dah lah jangan dipikirkan. Itu hanya gertakan doang. Kau penakutlah Gopal!" Ucap Sai sambil mengotak-atik tabletnya.

"Ayo tidur." Ucap Sai lalu mematikan lampu tidur.

Di mimpi Gopal.

Anak bapak Kumar itu sedang berjalan entah kemana. Hanya ada lorong yang sangat gelap.

"Aih! Mimpi apalagi ini?" Gumam Gopal.

"Aku takutlah!" Ucap Gopal.

"Takut eh?"

Sontak Gopal kaget mendengar suara lelaki yang sangat keras.

"Tapi kau menghina putriku, kau tidak takut sama sekali. Sekarang baru takut?!" Ucap lelaki itu.

"Si-siapa kau!" Ucap Gopal.

"Siapa lagi? Orang tua yang datang untuk balas dendam anaknya. Kenalkan aku ayahnya El." Ucap Lelaki itu.

"Tak mungkin! Yang dikatakan El itu hanya omong kosong saja! Dia sengaja menakut-nakuti ku! Lagi pula kau tidak menunjukan dirimu!" Ucap Gopal.

Lalu tiba-tiba berdiri seorang lelaki dengan badan yang tinggi yang setinggi Laksamana Tarung, kulit coklat sedikit gelap, mata yang tegas berwarna coklat, dan rambut yanh semuanya dicukur, tapi tidak botak.

"Bagaimana?"

Sosok itu dari wajah dan tinggi sangat mirip dengan El. Tidak, sangat mirip...

Seperti sosok El versi lelaki.

"A-ampuni saya! Saya hanya mengikuti Fang saja!" Ucap Gopal dengan menutup wajahnya.

"Tapi tetap saja. Saya akan tetap menghantuimu, walaupun El sudah memaafkan kalian!"

"TI-TIDAK!" Teriak Gopal.

•••

"Gopal! Bangun! Kau kenapa?"

Ternyata Gopal mengigau sambil berteriak tadi.

"Kau oke?"

Gopal langsung duduk di kasurnya.

"Aku oke." Jawabnya.

"Kau ini. Bikin aku kaget saja. Sudah, ayo tidur." Ucap Sai lalu mematikan lampu tidur lagi.

•••

Diwaktu yang sama.

"Kalian ke kamar saja, aku gapapa sendiri. Lagi pula aku lagi diasingkan." Ucap El.

"Baiklah. Kami keluar dulu ya. Besok sarapan, makan siang, dan makan malam akan kami antarkan." Jawab Yaya.

"Ya. Terima kasih. Jadi merepotkan ya." Ujar El.

"Haiya! Tak merepotkanlah! Lagi pula Laksamana Tarung dah beri izin kita untuk menemui kamu." Ucap Ying dengan tersenyum bangga.

"Kami pergi dulu ya. Selamat malam." Ucap Yaya dengan tersenyum manis.

El hanya mengangguk.

"Selamat malam." Bisiknya.

"Selamat malam juga...

Ayah."

⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰

𝗪𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱: 𝗲𝗹_𝘃𝘆𝗮
𝗧𝗶𝗸𝗧𝗼𝗸: 𝗸𝟭𝗺.𝗲𝗹

𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗹𝘂𝗽𝗮 𝘁𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗲𝗷𝗮𝗸 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗩𝗼𝘁𝗲, 𝗟𝗶𝗸𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗺𝗲𝗻!
𝗠𝗮𝗮𝗳 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗮𝗱𝗮 𝘁𝘆𝗽𝗼 𝗼((*^▽^*))𝗼
𝗗𝘂𝗸𝘂𝗻𝗴 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘁𝗲𝗿𝘂𝘀 𝘆𝗮!
𝗦𝗲𝗲 𝘆𝗼𝘂 𝗶𝗻 𝘁𝗵𝗲 𝗻𝗲𝘅𝘁 𝗰𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿

Whitered Flower✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang