19

24 2 0
                                    

Hari-hari para member Tapops habiskan berlibur di Bumi sangat singkat. Tapi ada satu alien yang masih dengan penasaran dengan Vin. Tentunya, itu adalah Kapten Kaizo.

Satu Minggu dia habiskan di Bumi, dia melihat Vin yang selalu bertemu dengannya di Kedai Tok Aba sambil minum Ice Choco. Dia selalu tersenyum, aroma mawar pada dirinya, dan cara bicaranya yang aneh.

Sampailah mereka di hari terakhir masa liburan mereka.

"Selamat siang."

Para Kokotiam Gang langsung menoleh, Seorang wanita memakai jaket berwarna merah maroon dengan kaos warna hitam, dan celana hitam yang panjang, lalu suara hentakan dari sepatu berhak rendahnya sangat bergeming di telinga para Gang Kokotiam. Yaya berdiri dan menyapanya kembali.

"Siang juga Vin."

Vin melihat kebelakang Yaya, banyak barang-barang yang dibawa mereka.

"Kalian akan pergi?" Tanya Vin.

"Ah iya, hari libur kita udah selesai. Jadi kita mau pergi sekarang." Jelas Ying.

Vin tersenyum, seperti biasa senyumannya sangat misterius. Bukan senyum bahagia, bukan juga senyum sendu.

"Hati-hati di jalan ya."

Suaranya sangat lembut dan rendah. Yaya mengangguk.

"Iya, kami akan hati-hati."

Yaya lanjut membereskan barang-barangnya bersama Ying. Vin lalu duduk di kursi kedainya, melihat para Kokotiam Gang sedang sibuk ke sana kemari menyiapkan pakaian yang ingin dibawa.

"Ini." Tok Aba memberikan Ice Choco seperti biasa.

"Terima kasih."

Vin meminum Ice Choconya, dia terus melihat kearah Yaya. Dia sedang sibuk memeriksa kembali barang-barang nya, takut ada yang ketinggalan.

"Kapan kamu akan bilang pada mereka?" Tanya Tok Aba.

"Tentang?"

Tok Aba menghela napas panjang.

"Tentang dirimu." Jawabnya.

Vin tersenyum, wajahnya terlihat sendu. Dia memegang gelas Ice Choco sambil memandangi bayangan wajahnya di minuman.

"Mereka akan tahu. Tapi tidak sekarang, Vin menunggu waktu yang tepat."

Tok Aba mengelus puncak rambut kepalanya dengan lembut, lalu berkata.

"Tok tidak peduli tentang keputusan mu. Itu hak mu, Atok akan selalu dukung."

Vin tersenyum.

"Terima kasih."

Lalu datanglah si kembar, seperti biasa Leana yang super aktif dan menceritakan semua yang terjadi di sekolah dan Leona yang hanya diam sambil membaca buku novel nya.

Sampai datanglah waktunya para member Tapops untuk pergi.

"Boboiboy pergi dulu ya tok."

"Hm, iya. Hati-hati."

Sang Atok dan cucu saling berpelukan.

"Abang tak bisa tinggal di sini lebih lama?" Tanya Leana, Leana memegang jaket Orange Boboiboy.

"Maaf ya, tapi nanti kalo ada waktu libur Abang akan datang ke sini."

Boboiboy mengelus puncuk rambut kepala Leana dengan lembut. Leana memeluk Boboiboy, matanya berkaca-kaca. Seminggu ini memang mereka berdua sangat dekat, Boboiboy yang sering mendengarkan cerita Leana jika Vin terlambat menjemput nya.

"Dah dah. Jangan banyak drama, kapan Boboiboy dan yang lain bisa berangkat jika kamu terus memeluknya Lea." Ujar Vin.

Leana melepaskan pelukannya, lalu melambatkan tangannya saat Boboiboy sudah masuk di kapal angkasa.

Saat di kapal angkasa, Boboiboy duduk di kursi sambil bertopang dagu.

"Abang janji akan kembali lagi ya?"

"Abang janji."

Entah mengapa jika Boboiboy melihat Leana, dia merasa melihat El yang masih kecil.

Boboiboy yang sudah lelah menunggu perjalanan akhirnya tertidur sambil bertopang dagu.

Gelap, sangat Gelap.

"Abang?"

Boboiboy mendengar suara seorang perempuan yang memanggilnya. Sontak Boboiboy menoleh kebelakang.

"El?"

Boboiboy terkejut bukan main, adiknya berdiri di depannya sendiri. Rambut hitam pekat, mata coklat terang yang tegas, dan memakai gaun putih polos selutut.

Gadis itu tersenyum, mata coklatnya terlihat sendu walaupun dia tersenyum.

Satu tetes air mata keluar melewati pipi Boboiboy, dia menangis melihat adiknya di depannya.

"Hiks... Maafkan Abang! Maaf..." Boboiboy menunduk sambil mengusap air matanya dengan tangannya.

Puk!

El memeluknya dan mengelus punggung Boboiboy, Boboiboy memeluknya dengan erat dan terus menangis.

"Maaf... maafkan Abang hiks..." Tangisannya terus memuncak saat El terus menerus mengelusnya.

"Sudah, Abang. Jangan nangis." El melepas pelukannya dan mengusap air mata Boboiboy.

"Kenapa kamu ada disini?" Tanya Boboiboy, suaranya masih terisak-isak tapi dia menahannya.

"Ga ada apa-apa, El cuma rindu Abang. Abang jangan merasa bersalah lagi ya? El bahagia dengan kehidupan El yang sekarang bang."

Tangan mulus milik El memegang kedua pipi Boboiboy, dia menatap Abangnya itu dengan senyuman seperti dulu.

"Abang adalah Abang terbaik."

Lalu tubuh El kembali memudar menjadi kepingan-kepingan kaca, tubuhnya tercium aroma mawar yang menyengat.

"T-tunggu! Jangan-"

"Sampai jumpa, Abang."

Lalu menghilang...

"Boy?"

Boboiboy mendengar suara dari kejauhan.

"Woi Boboiboy!"

"Uahh! Adey!"

Ternyata itu Gopal yang mengguncang-guncangkan tubuhnya bersamaan dengan pukulan di kepalanya.

"Nah akhirnya bangun, ayo cepat. Kita dah sampai." Ujar Gopal.

Boboiboy berdiri sambil merapihkan topi dinonya, Gopal tersadar melihat mata Boboiboy.

"Kau habis menangis?" Tanyanya.

Karena Mata Boboiboy terlihat sembab. Seperti sudah menangis selama satu harian.

"T-tidak! Dah lah ayo." Ujarnya.

Boboiboy langsung membawa Tas nya dan melewati Gopal.

"Eh tunggu aku!" Gopal langsung mengikutinya dari belakang.

⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰

𝗪𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱: 𝗲𝗹_𝘃𝘆𝗮
𝗧𝗶𝗸𝗧𝗼𝗸: 𝗸𝟭𝗺.𝗲𝗹

𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗹𝘂𝗽𝗮 𝘁𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗲𝗷𝗮𝗸 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗩𝗼𝘁𝗲, 𝗟𝗶𝗸𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗺𝗲𝗻!
𝗠𝗮𝗮𝗳 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗮𝗱𝗮 𝘁𝘆𝗽𝗼 𝗼((*^▽^*))𝗼
𝗗𝘂𝗸𝘂𝗻𝗴 𝘀𝗮𝘆𝗮 𝘁𝗲𝗿𝘂𝘀 𝘆𝗮!
𝗦𝗲𝗲 𝘆𝗼𝘂 𝗶𝗻 𝘁𝗵𝗲 𝗻𝗲𝘅𝘁 𝗰𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿

Whitered Flower✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang