"Kita akan memulai rapat malam ini."
Jenderal balatentara Nippon, Nakamoto, kini berdiri tegak di depan meja rapat panjang di dalam ruangan.Di temani oleh sang Komandan terpercaya Nakamoto, Shidou Ryusei.
"Sudah berkali-kali saya mendapatkan laporan bahwa salah satu gadis pribumi, sering terlihat mengganggu aktivitas masing-masing dari kita. Ada yang pernah merasa?"
Nakamoto menatap wajah para hadirin secara lekat. Mengamati siapa saja yang berbohong.
"Tunggu dulu..." potong nya cepat.
"Dimana Komandan Rin? Tidak hadir?"
Aryu segera angkat berbicara.
"Sepertinya tidak ada kabar, Jendral."
Sang jenderal langsung mengernyitkan dahi. Lalu menatap satu kursi kosong tanpa Rin malam itu.
"Komandan Shidou."
Mendengar namanya dipanggil, ia langsung melirik tajam dengan tubuh yang langsung bergerak mengatakan hormat.
"Ya, Jendral?"
"Lacak keberadaan rekan anda diluar sana. Beritahu saya lewat radio genggam," titah nya tanpa kehangatan.
"Laksanakan."
Shidou mengangguk pelan. Dia langsung memberikan hormat sebelum berjalan pergi dengan elegan menuju pintu rapat.
Kehadiran pria itu, kini sama hilangnya dengan Rin dalam ruangan rapat.
"Tidak mungkin pria itu hilang agar tidak mengikuti rapat. Ada yang sudah mengetuk kamarnya?"
Salah satu komandan dengan rambut orange pirang nya, kini mengangkat tangan.
"Saya sudah mengetuk nya. Tapi tak ada jawaban apapun."
"Kunigami, sekarang tolong menyelinap ke kamarnya. Apakah dia tertidur didalam, atau benar-benar hilang."
Kunigami segera berdiri. Tubuhnya tegak mengarah kearah sang Jendral. Lalu membentuk tangannya sebagai Penghormatan kemudian keluar dari kursinya.
Berjalan pergi kearah pintu rapat.
Kini, di ruangan rapat kembali melanjutkan berdebatan dan saling berpendapat satu sama lain. Menyisakan mereka berdua yang siap menuruti perintah jendralnya.
***
"Sedang apa kau diatas...?" Rin tercengang kebingungan.
"Memetik belimbing! Kapan lagi aku bisa memetik belimbing? Isagi dan Bachira pasti menyukai ini!" Ucapnya disambung kekehan.
Memeluk dua buah belimbing segar dari pohonnya langsung di salah satu tangannya. [Name] tengah duduk dengan santai diatas barang pohon. Seolah dirinya menikmati.
Sementara Rin yang malah mengkhawatirkannya.
"Cepat turun," titahnya tak mau dibantah.
"Tunggu sebentar lagi!" jawabnya sedikit berteriak.
Hanya diikuti helaan nafas kasar. Tak ada pilihan lain yang bisa dipilihnya. Namun sebuah ide muncul di kepalanya.
Dia mengepalkan tangannya erat-erat. Lalu sekuat tenaga, Rin tetiba menghantam batang pohon itu dengan tangan kosong. Menimbulkan gejolak seperti sebuah getaran gempa.
"RINN!!" Teriaknya histeris sembari memeluk batang pohon belimbing itu.
Ia berdecih pelan.
"Kau hobi sekali membuatku bertindak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au)
Fanfiction"Aku hanyalah gadis Pribumi dan aku membencimu. Mengapa kau terus bersikap baik padaku?" "Karena aku mencintaimu." . . . . ⛔ I hate who people like to copy this story ✅ If there is something you want to convey, you can provide suggestions, criti...