Pada siang hari sekitar pukul 14.00 terdengar percakapan dari rumah 2 tingkat berwarna ungu lilac yang memiliki 2 pot tanaman bunga didepan rumah nya. "Mah, aku izin main sama Lia ya mah?" ucap seorang gadis berumur 19 tahun dengan rambut ikal berwarna hitam kecoklatan yang sedang di urai sebahu. "Ga ada main, belajar aja kamu, 2 bulan lagi sudah ujian semester, bagaimana bisa kamu mau jadi dokter jika kamu kerjaan nya main doang?" jawab dari sang ibu dengan ketus. "Tapi mah, Tasya capek belajar terus seharian, Tasya juga butuh refreshing, Tasya kalau main juga ga sampai malam mah, kenapa sih mah? Impian untuk jadi dokter itu impian papa, bukan impian ku mah, jadi stop kekang dan paksa aku untuk jadi dokter!" jawab dari gadis itu yang bernama Tasya, dia sudah tidak bisa menahan emosi karena ibu nya selalu menyuruh dia untuk belajar, belajar, dan belajar.
"PLAK!" bunyi tamparan yang cukup keras mendarat di pipi kanan Tasya, mata Tasya sudah sangat berkaca kaca karena tamparan dari sang Ibu. "Tasya, jaga bicaramu ya! Gak usah ungkit ungkit almarhum papa kamu. Mama capek berantem terus sama kamu, kamu bisa gak sih nurut sama mama? Dikasih tahu sekali saja sudah cukup tidak perlu banyak ini dan itu. Sekarang, kamu masuk ke kamar mu dan belajar". Tentu saja hal ini sangat menyakiti hati Tasya, karena ibu nya sendiri menampar nya sekeras itu. Tasya masih berlinang air mata dan tidak berpindah tempat dari situ. "Ayo cepat! Tunggu apa lagi? Mau mama seret?!" Bentak mama Tasya dengan nada yang cukup tinggi.
Tasya pun masuk ke kamar nya dan menangis sejadi jadinya, ia naik ke atas kasur dan menutupi mukanya dengan guling lalu menangis. Beberapa jam kemudian, tidak sengaja ia terlelap karena tangisnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, dia pun terbangun dari tidurnya. Dia mengambil sedikit air untuk mencuci muka lalu dia mengeluarkan buku pelajaran nya dan mulai belajar untuk penilaian besok. Tiba-tiba ada bunyi notifikasi masuk di handphone Tasya, ternyata itu adalah pesan dari Chelsea, sahabat baik Tasya.
Chelsea : Woi, tasya
Tasya : Apa?
Chelsea : Lo tau ga sih, kata nya ketua basket bakal diganti sama yang baru tau
Tasya : Terus?
Chelsea : Ih lo ga asik banget deh, katanya cowo nya ganteng tau hihihi
Tasya : Siapa?
Chelsea : Katanya sih kakak kelas 12A Daniel
Tasya : Daniel? Gak pernah denger
Chelsea : Yee, lo nya aja yang kudet (kurang update) kebanyakan belajar lo
Tasya : Idih, biarin, daripada kebanyakan gosip
Chelsea : YTasya pun mengecek akun base sekolah dan benar saja, banyak komentar komentar cewek cewek tukang gosip yang sedang membicarakan pergantian ketua tim basket yang baru. Kakak kelas 12A bernama "Daniel". Sebenarnya, Tasya tidak terlalu perduli tentang informasi tersebut. Hanya sekedar tahu saja.
Sungguh sial hari ini, Tasya terlambat karena kemacetan yang terjadi di jalanan. Sayangnya, gerbang sudah ditutup dan dia harus dihukum berdiri di tengah lapangan selama 2 jam pelajaran. Saat sedang mengeluh karena terlambat, ada seorang laki-laki yang berjalan ke arah Tasya, sepertinya laki-laki ini juga terlambat sama seperti nya batin Tasya. Dan ternyata, benar saja, laki-laki itu juga terlambat, mereka berdua dihukum di tengah lapangan bersama. Saat di lapangan, laki-laki itu bertanya kepada Tasya "Lo Tasya anak 11C kan? Yang sering ikutan lomba mapel?". Tasya pun heran, bagaimana bisa dia tahu nama dan kelas Tasya. "Iya, lo Daniel kan? Ketua basket yang baru itu?" Tanya Tasya kepada Daniel. "Ya" Jawab Daniel dengan singkat dan padat. Hal ini tentu saja membuat Tasya kesal. "Cih, padahal dia yang ngajak ngomong duluan, tapi jawabannya sok dingin banget" omel Tasya.
YOU ARE READING
Aku, kamu, dan dia.
RomanceSebuah kisah tentang seorang gadis berumur 19 tahun yang tidak sengaja bertemu dengan ketua tim basket yang cukup tampan. Tanpa diketahui banyak orang, ternyata sang ketua tim basket ini menyukai gadis itu diam diam. Hubungan mereka berdua pun berke...