📌ketakutan fatim

24 5 0
                                    

Saat ini Reano berada di pasar, yang beberapa bulan ini Memang menjadi bagian dari hidupnya. "Nif, tips ganteng ala sampean dong" Cletukan salah satu preman disana yang biasa di panggil bang Mamet.

"He'em, nggak elit to. Bulukane sampean nggantenge kita-kita". Ujar Bang gondrong

"Bang gue mau tanya, lo tahu kan lapak pojok sono tumbenan orang nya nggak jualan" Tanya Aryan dengan nama samaran eki.

"Kenapa dah lo kepo banget sama mereka? "

"Kagak bang, cuma ketagihan gorengannya " Timpal Doni dengan nama samaran fiki.

"Owh gitu, kalian pada kepo mending silaturahmi ke mereka aja, rumahnya ada di jalan merpati no. 03 tetangga kita dia mah"

Kelimanya saling berbicara melalui kontak mata "owh gitu, katanya juga ada anak laki nya ya bang kalau boleh tahu kenapa tuh anaknya kagak pernah kelihatan? " Tanya ardi yang mempunyai nama samaran reza

"Oh anak lakinya pergi merantau nggak tahu kemana jarang pulang ".

" Eh iya bang kapan kajian gus sebelah? " Tanya Romi dengan nama samaran Gilang. Yang padahal dia sangat tahu, bagaimana tidak dirinya sekarang cosplay menjadi santri.

"Besok mau ikut sampean? "

"Hehe iya bang mau tobat aja, tumbenan kan seminggu sekali" Jawab romi sembari menyeruput es teh nya.

"Okelah atur aja itu, lo bedua masih nggak mau ikut? " Tanya romi pada kedua preman itu, bernama bang gondrong dan bang gimbal.

"Ndak lah kita masih takut sama gus ilham gara-gara maling motornya. Mana nggak bisa ngembaliin lagi" Jelas bang gondrong yang masih trauma dengan gus bergelar pendakwah itu.

"Gus ilham ndak bakal makan sampean berdua kok, duite uakeh wes ra butuh motor butute" Tumpal sena/rama.

Drett, drett... Dip, dip..

V is calling..

Terpampang jelas dilayar HP milik reano panggilan itu langsung saja membuatnya harus pergi mengangkatnya.

Setelah menerima telpon itu reano bergegas pergi dengan begitu terburu-buru. Reano mengaktifkan mode pada jam tanganya, agar tersambung dengan yang lainya.

"Bersiap"

###

Selesai dengan kegiatannya fatim memasuki dapur ndalem. Terlihat disana terdapat dua mbak ndalem tengah menyajikan makanan di meja makan.

"Mbak semuanya udah selesai? "

Mbak atin mengangguk " Sudah ning"

"Alhamdulillah... Saya ke kamar mandi ya sebentar, kalau mau pulang kerumah belakang mbaknya ambil makanan kayak biasa ya"

"Nggh ning"

Fatim beranjak kearah kamarnya. Fatim rasa dirinya kedatangan tamu. Selesai di cek memang benar dirinya kedatangan tamu. Gegas fatim membersihkan diri sekalian mandi. Seperti biasa datang bulan hari pertama kebanyakan perempuan. Perutnya terasa amat sakit.

Rasanya begitu menyiksa perutnya seakan-akan di remas kuat. Kepalanya pun agak pening

"Astaghfirullah.... Uma hiks, sakit...

Fatim terus beristighfar. Sembari tengkurap di atas tempat tidur,jadikan bantal mengganjal perutnya. Ini lebih baik meski masih terasa agak nyeri.

" Astaghfirullah... Sa-kit akh... Allah...

Ceklek....

Diambang pintu Reano baru pulang entah dari mana setelah dari pagi tak fatim lihat keberadaanya. Bola mata bersorot tajam itu memandang kearah fatim yang seakan begitu kesakitan di atas tempat tidur.

Sayap Pelindungku (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang