"Happy birthday, My Beloved Husband."
Di dalam doa yang terpanjat tulus, ada harapan kecil di sana. Bahwa kelak cinta itu akhirnya tumbuh di hatinya.
🌕🌕🌕
Guys, sebelum baca bab ini. Aku mau ngasih informasi kalau additional part untuk bab 6 sudah tayang di karyakarsa. Bagi yang berminat baca, bisa meluncur ke karyakarsaku dulu. Meski cuma additional part, ada spoiler yang bikin tercengang di sana. Tapi abis baca yang di sana dimohon untuk tetap tenang dan jangan terlalu menghujat Johnny, ya, haha. Karena nanti dia akan tetap dapat karmanya kok, tenang aja 😏
🌕🌕🌕
Hari senin adalah hari yang menyeramkan. Kata beberapa orang yang masih terbawa suasana libur di akhir pekan—apalagi jika itu adalah akhir pekan yang panjang. Rasa-rasanya rebahan dan tidak melakukan apapun adalah sebuah kenikmatan yang sulit untuk dilepaskan. Terlebih bagi mereka yang selalu dikelilingi oleh kesibukan yang nyaris menyita seluruh waktu dan tenaga.
Namun bagi Andrea, senin kali ini berbeda. Bertepatan dengan tanggal 12 februari, di mana 35 tahun yang lalu Johnny telah terlahir di dunia. Andrea tidak mungkin melewatkan momen berharga itu, sebab ia sudah menunggu-tunggu hari ini bahkan melebihi ulang tahunnya sendiri.
Tidak ada yang lebih menyenangkan baginya selain melayani orang-orang terkasih dengan segenap hati dan cinta.
Jika biasanya para staf di rumahnya yang akan menyiapkan sarapan, hari ini wanita berusia 28 tahun itu langsung turun tangan sendiri membuat makanan untuk sang suami. Ia bahkan sengaja bangun lebih pagi demi menyiapkan itu semua. Dengan ketelatenan dan kemampuan memasaknya yang cukup baik, Andrea akhirnya berhasil menciptakan sarapan pagi dengan bumbu cinta di dalamnya. Yang telah siap ia hidangkan untuk suaminya.
"Bu, beneran nggak butuh bantuan saya?" tanya Teh Suti kepada Andrea yang sedang sibuk menyusun makanan di atas meja. Ada dua mangkuk oeufs cocotte dengan telur yang dipanggang setengah matang, mouillettes atau roti panggang yang dipotong memanjang sebagai pendampingnya, serta aneka buah potong yang telah dibalut dengan air lemon agar tidak mudah teroksidasi sebab terkena udara.
Andrea menoleh sekilas lalu menunjuk oven yang masih memanggang croissant yang dough-nya ia buat semalam. "Tolong liatin croissant-nya, Teh. Itu lima sampai tujuh menit lagi mateng, sih. Saya mau ke atas dulu bangunin Bapak."
"Sekalian siapin kopi buat Bapak, nggak, Bu?" tanya Teh Suti lagi setelah mendekati oven yang masih mode memanggang itu.
Andrea berpikir sejenak. Kemudian menggeleng pelan. "Jangan dulu deh, nanti keburu dingin kalau dibikin sekarang," setelah memastikan bahwa meja makan sudah tertata rapi, Andrea kembali berkata kepada Teh Suti. "Teh, saya tinggal ke atas dulu, ya. Croissant-nya tolong diliatin takut gosong."
KAMU SEDANG MEMBACA
In a Full Moon
Romance🌕𝑻𝒉𝒆 𝑭𝒊𝒓𝒔𝒕 𝑩𝒐𝒐𝒌 𝒇𝒓𝒐𝒎 𝑴𝒐𝒐𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔🌕 Warning : 🔞 Akibat sebuah perjodohan yang dipaksakan, Andrea Kartika Lapada harus menanggung rasa kesepian meski tinggal di rumah mewah bersama Johnny Soeseno, suaminya. Hari-harinya ter...