22

2.4K 70 0
                                    

Hiro terus menerus menatap pintu berharap Tias datang dan masuk ke dalam ruangan. Tapi sedari tadi ia menunggu, Tias belum saja datang dari kantin.

Hiro pun beranjak memutuskan untuk menyusul Tias. Perasaan kesal menghampiri setelah mendapati tidak ada Tias di kantin. Tias pun tidak membawa ponselnya, Hiro jadi tidak bisa menghubungi Tias.

"Ck kau dimana Tias?" gumam Hiro.

Saat ia berjalan dilorong, Hiro melihat Tias sedang berjalan membelakanginya.

"TIAS!" panggil Hiro.

Dapat Hiro lihat jika Tias terkejut, Tias segera membalikan badannya dan melotot melihat Hiro.

Hiro langsung mencengkram bahu Tias "Kau dari mana saja? Aku mencarimu di kantin, tapi kau tidak ada, kau bilang ingin membeli camilan tapi mana camilanmu? Apa kau pergi ke tempat lain?"

Tanya Hiro bertubi-tubi, ia merasa kesal melihat Tias yang tidak melakukan sesuai dengan ucapannya, Hiro merasa Tias berbohong padanya.

"Te-tenang dulu Hiro, aku memang ingin ke kantin tapi tiba-tiba perutku sakit, jadi aku ke toilet" jawab Tias dengan berusaha untuk tidak takut, ia baru saja berbohong pada Hiro.

"Benarkah?"

Tias mengangguk.

"Kau tidak berbohong?"

Tias menggeleng cepat.

Hiro menghela napas panjang lalu memeluk Tias.

"Aku khawatir kau tidak kembali" gumam Hiro.

"Apa yang kau katakan, aku pasti kembali, maafkan aku" ucap Tias sambil membalas pelukkan Hiro.

Hiro mengangguk "Ya sudah, ayo kita kembali ke kamar, aku akan menyuruh Anton untuk membeli camilan untukmu" ucap Hiro, Tias hanya menurut saja.

Dari jauh, sedari tadi Bryan melihat adegan romantis itu, ia mengepalkan tangannya, ia merasakan panas di hatinya, ingin sekali ia menculik Tias dan tidak membiarkan manusia manapun menyentuhnya kecuali dirinya.

Bryan tersenyum miring "Aku akan segera membawamu Tias"

****

Sudah satu minggu Tio dirawat setelah ia sadar dari komanya. Hiro dan Tias juga jarang bertemu karena kesibukan mereka masing-masing.

Hiro yang sibuk dengan perusahaan dan mengurus Tio. Tias yang sibuk dengan ujiannya, ia sudah menyelesaikan studynya hanya tinggal menunggu waktu wisudanya.

Hiro membantu Tio turun dari mobil, lalu memapah Tio masuk ke dalam kamar.

Tio terkekeh "Aku belum setua itu Hiro, aku masih bisa berjalan dengan normal"

Hiro cemberut "Aku khawatir ayah, kau baru saja sembuh, bisa saja nanti kau tiba-tiba jatuh"

Tuk

"Awww"

Tio mengetuk pelan kepala Hiro "Kau mendoakanku jatuh?"

Hiro mengendikkan bahunya membuat Tio menggelengkan kepalanya. Mereka berjalan sampai kamar Tio. Setelah Tio berbaring dan isirahat, Hiro keluar dan berjalan menuju kamarnya, ia akan mandi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19:05, ia segera memakai pakaiannya dan pergi menuju rumah Tias, Hiro sangat merindukan gadisnya itu.

Hiro memutuskan untuk memanjat pohon dan masuk melalui balkon kamar Tias.

Tok tok tok

Hiro tersenyum manis ketika Tias membuka pintu balkon.

"Hiro? Kenapa kau masuk lewat sini?" tanya Tias.

Grep

Hiro langsung memeluk Tias "Aku ingin langsung bertemu dengan mu" gumam Hiro.

Tias membalas pelukkan Hiro, ia juga sama rindunya dengan Hiro, sudah lama ia tidak bertemu dengannya.

Hiro terus menghirup aroma tubuh Tias sesekali mengecup leher dan bahu Tias yang terbuka. Tias memejamkan matanya menikmati kecupan yang diberikan Hiro.

Hiro melepas pelukannya, ia menatap sayu Tias dan membelai wajahnya.

"Aku merindukanmu" gumam Hiro.

Tias tersenyum ia menggenggam tangan Hiro yang ada di rahangnya.

"Aku juga merindukanmu" balas Tias.

Mendengar itu, Hiro langsung mencium bibir Tias, ia melumatnya sedikit kasar membuat Tias kewalahan tapi ia berusaha mengimbanginya.

Mereka saling melumat dan menikmati sensasi berdebarnya jantung mereka masing-masing.

"Emm" suara Tias terdengar, membuat Hiro semakin memperdalam ciumannya.

Hiro yang merasa Tias sudah kehabisan napas, beralih menghisap leher Tias yang membuat Tias mendesah.

"Hi-hiro ah~" ucap Tias.

"Hmm" jawab Hiro yang masih menikmati leher Tias.

"Emmm" desahan Tias semakin terdengar kala tangan Hiro masuk kedalam gaun tidurnya dan membelai punggungnya membuat Tias merinding.

Karena takut Hiro semakin jauh, Tias dengan terpaksa mendorong Hiro dan berhasil menjauhkan tubuhnya darinya.

"Cukup Hiro, jangan sampai melewati batas" ucap Tias sambil terengah-engah.

Hiro menatap Tias dengan sayu "Tapi tadi kau menikmatinya" ucapnya.

Mendengar itu pipi Tias langsung memanas.

"I-iya, tapi aku takut kau melewati batas" gumamnya.

Hiro tertawa melihat Tias yang menggemaskan, ia segera memeluk Tias kembali.

"Maafkan aku, aku hanya merindukanmu, malam ini aku akan tidur bersamamu" ucap Hiro sambil langsung mengangkat Tias.

"HIRO!" sentak Tias.

Hiro dan Tias sudah berada di atas kasur dengan Hiro memeluk Tias dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Tias. Tias pun memeluk Hiro dan membelai lembut rambut Hiro.

Mereka berdua pun tertidur lelap.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang