part 18

19 6 0
                                    


" Urgg- "

Aku perlahan-lahan membuka kelopak mataku yang terasa sangat berat akibat hentakan yang dikenakan di dalam bilik air tempoh hari.

" Aku kat mana sekarang ? "

Mataku tertumpu pada kesan percikkan darah di merata tempat.

" Aku kena keluar- "

Tanganku diikat ketat ke atas.

" Tolong! Tolong saya! " jeritku lantang meminta seseorang mendengar teriakku.

Badanku menggigil kesejukan apabila suhu bilik ini diturunkan sehingga 16°C.

" T-tolong aku..sejuk... " rayuku dalam keadaan menggigil kuat.

" No-one can hear you sayang. "

Mataku terbeliak luas melihat wajah wanita dihadapanku.

" Auliya..apa semua ni ? "

" This is called. Punishment. "

" P-punishment ? " suaraku bergetar hebat. " Apa salah aku Auliya..t-tolong lepaskan aku. Please Auliya..tolong aku. "

Dia menatap wajahku dan menghamburkan gelak sinis jahat.

" Why ? Sejuk ? Takut ? Tell me sweetheart. "

" Tolonglah Auliya..bukan ke kau dah maafkan aku ? Tolonglah.. "

" Tsk tsk tsk, why you trust me Siti ? You are so dumb.. "
   
Auliya membelai wajahku dengan perlahan.

" Auliya! Lepaskanlah aku! Apa yang susah sangat !? "

" Susah..susah..susah....sangat. " nada suara Auliya berubah menjadi suara yang sangat...

dalam..

" Apa yang susah sangat! Kau jangan lupa siapa mak aku Auliya! Dia akan ambil tindakan tau! "

Auliya terus melepaskan gelak sinisnya dengan kuat.

" Aww..jinjja !? Betul ke mak kau akan ambil tindakan? " Auliya merenung mataku tajam. " Can you tell me how? "

" K-kau pembunuh yang selalu masuk berita tu k-ke ? " badanku menggigil hebat.

" Yes sweetheart..why ? You shocked ? " Auliya melirik satu senyuman tersirat dibibirnya.

" Auliya.. " air mataku mula mengalir di pipi.

" Jangan risau Siti. Aku cuma nak ambil apa yang aku nak sahaja. Selebihnya, aku buang. "

" A-apa yang kau nak Auliya? Tolong jangan buat apa-apa dekat aku..I'm your friend right ?   

Auliya hanya merenungku.

" Auliya please say something! Kau takkan buat apa-apa dengan aku kan ? " 

Auliya hanya diam membisu tanpa melepaskan renungan matanya.

" Auliya- "

Auliya berpaling ke belakang dan menuju ke meja yang terdapat pelbagai saiz pisau.

" Kau nak yang mana Siti ? Nak yang tumpul atau nak yang tajam? "  Auliya tersenyum sambil membelai semua pisau di atas mejanya.

" Un-untuk apa Auliya ? " mataku sekali lagi bertakung dengan airmataku.

" Buka ikatan. "

Aku tersenyum lega dan terus mengelap air mataku menggunakan bahuku.

" Tajam Auliya tajam! "

Auliya tunduk melihat pisaunya dan tersenyum sinis sebelum mencapai pisau yang paling hujung.

" Aku tolong potongkan ye.. "

Aku tersenyum melihat wajah Auliya seperti termakan dengan hasutanku tadi. Tapi..lirikan mata dan bibirnya seperti ada udang di sebalik batu.

" Auliya? "

Auliya semakin menghampiri ku.

" Hmm? "

Aku mula berasa tidak keruan melihat Auliya merenungku atas bawah tanpa berkedip.

" Why Siti ? Taknak aku tolong kau ke? "

Auliya mula menolak dinding pipinya dan melirik senyuman manis.

" B-biar aku buka ikatan ni sendiri please? "

Auliya menganggukkan kepala dan meletakkan pisau di tanganku.

" Thanks Auliya. "

Aku mula menggerakkan tanganku tetapi tiada apa yang jadi. Tanganku diikat terlalu ketat supaya tanganku tidak mampu bergerak langsung.

" Pastikan tiada darah baru mengalir dari badan kau. " Auliya tersenyum manis melihatku yang sedang berusaha untuk memotong tali ini tapi tiada apa yang mampu ku buat.

" Hiskk..ketatnya. "

Auliya hanya merenungku dari jauh.

Entah dimana silapku, pisau tajam itu terjatuh dan terus terpacak di bahuku.

" ARGHHHH!!! AULIYA TOLONG!!! "

Auliya hanya merenungku dengan raut wajah dinginnya.

Dia bersiul kecil dan terus mencapai senjata api di sebelahnya.

" Aku tolong kau ye.. "

Auliya bangun dari kerusinya dan berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arahku.

" KAU NAK BUAT APA DENGAN PISTOL TU AULIYA ?! " teriakku lantang dan air mataku mengalir laju.

" Buka ikatan kaulah sayang..tapi sebelum buka ikatan, kau akan lalui proses seterusnya. "

" P-proses apa-  " mataku yang sudah lemah, kulitku sudah mula pucat seperti mayat hidup terus tersentak apabila pisau yang terpacak di bahuku di tarik dengan kuat. " ARGHHHH!!! "

Jeritku sekali lagi tapi kesakitan yang dialami sekarang jauh lagi sakit dari tadi.

" Ini baru sikit sayang..kita akan pergi ke proses yang terakhir. Proses pembedahan. "

" No- "

Bahuku yang baru sahaja sakit akibat tarikan pisau terus ditembak berkali-kali sehingga putus.

" ARGGGHHHHHH !!! "

Mataku semakin memudar, nafasku semakin berkurangan dan badanku terasa lebih dari segala lemah.

" Tidurlah sayang..tidurlah. Tidur buat selama..nya. "

Auliya menembak ikatan tanganku dan menarikku menuju ke mejanya.

" Badan dia dah pucat pulak..ohh. Jantung dia masih berfungsi. "

Auliya mengelar dadaku dengan berhati-hati dan menarik keluar jantung ku perlahan-lahan.

" Fresh... " 














𝑂𝑘𝑒𝑦 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑎𝑐𝑎! 𝑆𝑜𝑟𝑟𝑦 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑝𝑎𝑟𝑡 𝑛𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 𝑠𝑖𝑘𝑖𝑡. 𝑆𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑢𝑛 𝑡𝑎𝑡𝑎𝑤𝑢 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑠𝑎𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑖𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛.

𝐵𝑦𝑒𝑒 𝑛𝑎𝑘 𝑓𝑙𝑦.
           










     











𝐇𝐄𝐑 : 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒐𝒏𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒊𝒔𝒕𝒂𝒏𝒕 (𝙾𝙶) Where stories live. Discover now