dia mulai beraksi

23 15 0
                                    

Disini mereka sekarang, di taman kota, di tengah sebuah danau kecil yang indah.

Tidak seperti tempat yang mereka duduki sekarang ini, suasana yang terjadi di sana sangat suram.

Tidak berlaku untuk pasangan Alara-Liam dan Gesya-Dian tentunya, mereka asik bermesraan sedari tadi.

Reygan menggigit bibir bawahnya dengan kuat, kenapa Alana dan Runa hanya diam-diaman? Dan apa pula laki-laki satu ini, dari tadi dia selalu menatap tajam dirinya.

"Alana" panggil Reygan sambil berdiri.

Alana mendongak untuk menatap Reygan, kemudian mengangkat sebelah alisnya dengan isyarat ada apa.

"Temenin aku, beli ice cream di sana" ajak Reygan seraya menunjuk seorang penjual ice cream yang ada di pinggir taman.

Belum sempat Alana berbicara, suara Runa lebih dulu terdengar.

"Sama aku aja Rey, aku juga mau ice cream" tawar Runa dengan suara manis yang hampir membuat Roger ingin muntah.

"Sama Runa aja, biar aku sama Roger" ucap Alana sambil melirik Roger dan tersenyum, dibalas senyuman manis oleh Roger.

Reygan menukik alisnya tidak suka, seharusnya dia semakin dekat dengan Alana, kan mereka sudah lama tidak bertemu, tapi apa-apaan ini? Alana malah mengacuhkannya dan lebih memilih bersama sepupunya.

Runa berdiri kemudian memegang bahu Reygan, dia tidak suka melihat Reygan menatap Alana dan Roger cemburu.

"Ayo, katanya mau beli ice cream" ajak Runa dengan suara yang diimut-imutkan.

"Oh, iya ayo"

Runa dan Reygan berjalan bersamaan menuju penjual ice cream, dengan Runa yang memegang erat tangan Reygan, seperti takut Reygan direbut oleh Alana.

"Aku ga suka lihat itu cewek, kegatelan" kata Roger sambil terus melirik Runa yang tengah berjalan bersama Reygan.

Huft...

"Kamu kira kakak suka? Sedari tadi dia liatin kakak, dia kira kakak ga sadar kali diliatin" ucap Alana mengalihkan pandangannya ke arah danau.

"Tapi aku juga ga suka liat cowok itu, mau mau aja dia di tempelin sama cewe kayak gitu" cecar Roger kembali.

"Dia gatau Runa itu ga baik, yang dia tau Runa itu polos dan ramah, karena kalau Runa sama dia, Runa bakalan lemah lembut, sekalipun kakak bilang kalau Runa pernah bully kakak pun dia ga akan percaya, karena dia pindah ke Jerman sebelum kejadian itu" jelas Alana menatap sendu danau itu.

"Kak, kakak harus buat pilihan, masih dekat sama cowok itu tapi juga dekat dengan orang yang bully kakak atau jauhin cowok itu maka kakak juga akan jauh dari orang yang bully kakak"

"Kakak gatau Roger, jauh dilubuk hati kakak, kakak itu sayang banget sama Reygan, apalagi kita udah lama ga ketemu, tapi pas liat dia sama Runa kakak jadi agak ragu, tatapan Runa ke kakak ga pernah berubah, selalu tatapan benci yang dia layangkan ke kakak" Alana menghela nafasnya.

Roger ingin membalas ucapan Alana, namun, Runa dan Reygan sudah sampai, jadi tidak jadi.

Sebuah ice cream terulur di depan wajah Alana, ice cream rasa matcha kesukaannya.

Alana mengambil ice cream tersebut dan tersenyum pada Reygan.

"Makasih" ucapnya dan tanpa sengaja melihat wajah Runa yang terlihat menahan amarah di samping Reygan.

Alana cepat cepat memalingkan wajahnya ke arah lain, tidak mau melihat wajah Runa, wajah itu selalu membuatnya takut.

Reygan duduk di samping Alana.
"Kenapa dari tadi diam terus? Kagum ya liat kegantengan aku?" Canda Reygan berhasil membuat Alana tertawa.

Roger langsung saja pura pura muntah, begitu juga dengan Runa yang langsung memasang wajah masam.

Dimulai dari situ, candaan Alana dan Reygan terus berlanjut, membuat Runa menatap benci pada Alana.
.
.
.
.
.
Malam ini suasana hati Alana sedang bagus, Reygan mengirimkannya sebuah video yang berisi video Reygan sedang bernyanyi balon ku ada lima vocal o , atas suruhan Alana tentunya.

Sedari tadi Alana terus saja tertawa membuat Roger yang ada di depan pintu kamar Alana ikut tersenyum, tidak apa apa jika Alana memang memilih untuk tetap dekat dengan Reygan, dia akan selalu memerhatikan Alana dan selalu menjaganya dari wanita ular itu.

Roger masuk ke dalam kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, besok hari pertamanya sekolah di Harsa Jaya.

Alana melirik jam di dinding kamarnya, sudah hampir tengah malam, langsung saja Alana bersiap-siap untuk tidur.

Namun, saat akan meletakkan ponselnya di atas nakas sebuah notifikasi aplikasi hijau membuat perhatiannya teralihkan.

Ting

Sebuah nomor asing mengiriminya pesan.

  +628**********

"Gua bakalan tetap menang, kaya dulu"

Itu isi pesan yang dikirim oleh nomor tersebut.

"Menang? Emangnya aku main apa kok menang? Aneh, salah nomor mungkin" acuh Alana, karena dia tidak pernah memberikan nomor ponselnya kepada orang asing akhir akhir ini.

Alana mematikan data ponselnya dan meletakkan ponselnya di atas nakas, kemudian menidurkan tubuhnya di atas ranjang.

Tak butuh waktu lama, Alana langsung terlelap karena memang sedang kelelahan.

Pesan itu adalah awal dari suatu bencana yang akan menimpanya, bencana yang pernah terjadi, dan bencana yang terjadi karena alasan yang sama.

Gadis itu tersenyum sinis di dalam kegelapan malam.

"Gua bakalan tetap menang, apapun yang terjadi, gua ga suka lihat lu bahagia, apalagi sampai dapat laki-laki baik, kaya, dan ganteng kaya Reygan, no! Reygan milikku, selamanya milikku" ucap gadis itu dilanjutkan dengan tawa yang menyeramkan.

MY WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang