Sera berjalan cepat kembali ke kelasnya. Sampai di kelas Sera mengambil tasnya lalu berjalan pergi meninggalkan kelasnya. Di luar kelas Sera berpas-pasan dengan rea dan Mio. Namun Sera mengabaikan dua sahabatnya itu dan pergi tanpa mengatakan apapun.
Mio hanya bisa melihat kepergian Sera. Mio ingin bertanya namun dia mengurungkan niatnya. Rea melanjutkan jalannya memasuki kelas duluan.
Sera pergi diam-diam dari sekolahnya. Sera berencana bolos sekolah dan pergi ke tempat di mana ia sering datangi ketika moodnya jelek. Sera pergi ke pusat kota dan berjalan-jalan di sekitar sana. Sera menikmati pemandangan kota dan berusaha untuk menenangkan dirinya.
Sera melihat tukang es krim di pinggir trotoar. Sera langsung berjalan ke sana dan membeli es krim. Setelah itu Sera berjalan-jalan tanpa tujuan sambil memakan es krimnya. Sera lumayan menikmatinya.
Setelah lama berjalan Sera kelelahan dan memutuskan untuk duduk di bangku taman. Sera menikmati angin yang berhembus. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Sera dari belakang. Sera langsung menoleh ke arah belakang.
"Azen" ucap Sera. Orang itu adalah azen. Kemudian azen berjalan dan duduk di samping Sera.
"Ngapain kamu di sini?" Tanya azen.
"Bolos" jawab Sera pendek. Lalu Sera kembali fokus melihat ke arah jalan raya yang ramai kendaraan lewat. Azen hanya menatap Sera dalam.
"Apa ada sesuatu?" Tanya azen.
"Gak" jawab Sera pendek.
"Pipi mu merah sebelah" ucap azen. Sera langsung melihat azen kesal.
"Bukan urusanmu" ucap Sera dengan nada judes.
"Aku ada permen, kamu mau?" Tanya azen sambil menawarkan beberapa bungkus permen.
"Gak! Ngapain sih?? Jan ganggu!" Ucap Sera dengan kesalnya.
"Maaf kalau ganggu" ucap azen lalu diam sambil melihat ke arah jalanan.
Mereka berdiam-diaman sudah hampir setengah jam. Sera berkali-kali melirik ke arah azen. Sera bingung karena azen tidak pergi-pergi.
"Ngapain masih di sini sih?" Tanya Sera. Azen langsung menoleh ke arah Sera.
"Kenapa?" Tanya azen. Sera menghela nafas berat.
"Ngapain di sini??" Tanya Sera sekali lagi.
"Sama kayak kamu, aku bolos dan pergi ke sini" jawab azen. Sera yang mendengarnya cukup terkejut. Sera mengira azen termasuk siswa yang rajin dan tidak pernah bolos.
"Aku sering bolos ke sini" ucap azen lagi membuat Sera semakin terkejut.
"Sering??" Tanya Sera.
"Iya, setiap kali aku stres mikirin ide buat lukisan, aku selalu kemari buat refreshing" jawab azen.
"Gak nyangka aku, ku kira kamu siswa rajin yang tidak pernah bolos" ucap Sera. Azen yang mendengarnya hanya terkekeh.
"Padahal aku juga sering dapat panggilan bk karena sering bolos" ucap azen.
"Hah? Serius?" Tanya Sera. Azen membalasnya dengan anggukan kepala.
"Parah banget dari ku" ucap Sera.
"Terus, kok kamu bisa lolos hukuman? Biasanya yang keseringan bolos itu langsung di keluarin dari sekolah" ucap Sera.
"Karna aku pintar" ucap azen membuat Sera langsung kesal.
"Si paling pintar, dih" ucap Sera.
"Kamu sendiri, ngapain bolos?" Tanya azen.
"Ada masalah ya?" Tanya azen.
"Kalau ada, itu juga bukan urusanmu" ucap Sera.
"Memang bukan urusanku, tapi kalau kamu butuh tempat cerita, kamu bisa cerita ke aku" ucap azen.
"Kitakan berteman" tambah azen.
"Terus?" Tanya Sera dengan nada jutek.
"Kalau ada masalah, lebih baik cerita, siapa tau itu membantu meringankan beban pikiran" ucap azen.
"Kamu pernah minum obat-obatan gak?" Tanya Sera.
"Maksutmu?" Tanya azen.
"Bukan narkoba! Tapi kayak obat tidur gitu" ucap Sera.
"Ohh kalo obat tidur, aku sering minum. Aku kadang juga stres sampai gak bisa tidur gara-gara lukisan" ucap azen.
"Jadi kalau aku lelah tapi aku tidak bisa tidur aku selalu menggunakan obat tidur" ucap azen.
"Kenapa?" Tanya azen.
"Nggak, semua orang terus memintaku untuk berhenti minum obat tidur, katanya itu merusak tubuh lah, bikin jadi ketergantungan lah" ucap Sera.
"Aku pikir tidak masalah minum obat tidur asal dosisnya sesuai resep dokter" ucap azen.
"Tapi memang lebih baik gak terlalu sering menggunakan obat tidur" ucap azen.
"Kalau kamu juga pengguna obat tidur, aku sarankan untuk menggunakan obat tidur saat waktu-waktu tertentu aja" ucap azen.
"Jangan dikit-dikit gak bisa tidur langsung minum obat tidur, kalau seperti itu sudah jelas merusak tubuh namanya" tambah azen.
Sera hanya diam mendengar ucapan azen. Salah satu beban pikiran Sera terangkat. Sera merasa sedikit lega setelah berbicara dengan azen.
"Makasih, sarannya" ucap Sera.
"Sama-sama" balas azen.
"Jadi, kamu sekarang lagi stres ya?" Tanya Sera pada azen.
"Lumayan" jawab azen.
"Gara-gara lukisan?" Tanya Sera.
"Itu salah satunya" jawab azen.
"Mau sampe kapan kamu di sini?" Tanya Sera.
"Ga tau" jawab azen.
"Kalau kamu?" Tanya azen.
"Sampe jam sekolah selesai" jawab Sera.
"Di sini terus?" Tanya azen.
"Iya" jawab Sera.
"Gak bosen?" Tanya azen.
"Nggak" jawab Sera.
"Dari pada di sini terus gak ngapa-ngapain mending kita pergi ke tempat lain" ajak azen.
"Kita?" Tanya Sera.
"Iya" jawab azen.
"Kemana?" Tanya Sera.
"Time zone" jawab azen lalu mengulurkan tangannya untuk mengajak Sera.
"Ayo!" Ajak azen.
Sera diam sejenak, berpikir pergi atau tidak. Akhirnya Sera memutuskan untuk ikut pergi ke time zone bersama azen. Mereka berdua kemudian pergi ke time zone terdekat. Mereka menghabiskan waktu bersama di sana dengan bermain berbagai macam game.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angry Girl (End)
RomansaSeranaya Elizha, yang biasa di panggil sera. Tiada hari tanpa berkata kasar dan kemarahan, itulah motto hidup sera. Hanya menceritakan sedikit kisah hidup sera. Penasaran seperti apa? Ayo baca ceritanya. "Hidup gue genrenya bukan romance bukan comed...