30

44 2 1
                                    

Seorang wanita berambut coklat duduk di depan cermin, dia sedang di dandani oleh pelayan.

"Sudah siap?" Tanya seorang pria.

"Sudah, kak. Ayo."

Wanita itu memakai baju jenderal berwarna putih berlambang mawar.

"Leana, kamu berdandan lama sekali. Aku sudah menunggu di sini sampai menjadi patung tahu." Ucap Leona

"Ini hari spesial. Makanya aku harus berdandan lama."

Leona terkekeh. Mereka berdua berjalan di lorong kediaman Hakim, langkah Leana berhenti saat dia melihat foto dengan bingkat emas yang mewah.

Kala, Winter dan Rajah datang dari belakang dan duduk sambil menatap bingkainya juga. Kala mengelus-elus pada Leana yang membuat Leana yang tadinya tenggelam dalam lamunannya langsung tersadar.

Leona memegang pundak Leana dan mengelus-elus nya.

"Apa mama dan papa tidak akan datang?" Tanya Leana.

Leona menghela napas. "Mama dan papa tidak mengirim surat balasan." Jawabnya.

"Begitu ya..."

Leona menatap wajah sedih Leana. Sudah 2 tahun El dan Ivarr pergi meninggalkan mereka untuk pergi perang dan meninggalkan anak-anaknya pada Leana dan Leona.

"Ayolah. Penobatannya sebentar lagi." Ucap Leona

Leana mengangguk lalu berjalan lagi meninggalkan foto itu.

"Mama dan papa akan pergi untuk berperang bersama anggota Tapops. Kami tidak tahu kapan akan kembali. Jadi mama mohon, tunggu kami ya. Tapi jika mama tidak datang ke penobatan, Leana dan Leona yang akan menjadi wakil mama dan papa."

•••

Di Pintu Aula.

Seorang lelaki berambut hitam dengan iris coklat berumur 20 tahun dan seorang gadis berambut coklat dengan iris hijau beberumur 18 tahun sedang bersiap-siap untuk masuk.

"Kakak, bagaimana jika mama tidak datang?" Tanya Sang gadis pada kakaknya itu.

"Ivona, mama akan datang. Jangan overthinking terus." Jawab sang kakak.

"Baiklah."

Sang kakak lalu menggandeng tangan adiknya dan bersiap-siap memasuki aula.

"Tuan Ivander Heros Hakim dan Nona Ivona Eireen Hakim memasuki aula!"

Pintu aula utama di buka. Para tamu undangan langsung menunduk hormat saat Ivander dan Ivona berjalan menuju singgasana.

Mereka berdua berdiri di depan singgasana, Leana membawa mahkota keluarga Hakim dan Leona membawa mahkota keluarga Ferdinand.

Pendeta langsung maju menghadap Ivander dan Ivona.

"Tuan Ivander Heros Hakim dan Nona Ivona Eireen Hakim, hari ini adalah hari dimana anda akan membawa kewajiban yang sangat besar! Saya pendeta dan wali di sini, akan menobatkan Kalian hari ini juga! Di mohon untuk wali, pakaikan mahkota pemimpin pada mereka."

Saat Leana dan Leona ingin memakaikan mahkota pada mereka berdua tiba-tiba.

"TUNGGU!"

Para tamu langsung mundur dan memperlihatkan seseorang itu. Seorang wanita memakai baju zirah membawa pedang di tangannya dan seorang pria memakai pakaian sama dengan pedang di tangannya juga.

Mereka berdua menghampiri Ivander dan Ivona. Saat mereka berjalan, baju zirah yang di pakai mereka langsung berubah. Wanita yang memakai baju zirah langsung berubah menjadi gaun putih panjang dan rambut di sanggul, di gaunnya terdapat lambang mawar. Lalu pria yang memakai baju zirah tadi berubah menjadi baju hitam pemimpin berlambang Lavender.

Whitered Flower✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang