4. Dek?

116 27 3
                                    

****

"DAHYUN BANGUN SARAPANNYA UDAH SI_ap, eh udah bangun ternyata, tumben" Celetuk Bunda saat melihat Dahyun yang sudah rapi mengenakan seragam sekolah lengkap juga jaket kebesaran yang menutupi tubuh mungilnya.

Dahyun tidak menanggapi, sebenarnya dia masih mengantuk karena biasanya jam segini dia baru saja bangun tidur tapi kali ini dia sudah siap sejak satu jam yang lalu. Niat Dahyun hari ini dia mau berangkat pagi agar tidak bertemu banyak orang.

Kedua mata Dahyun langsung melebar saat melihat seseorang duduk di dekat ayah dengan senyum lebar dan lambaian tangannya.

"Ryeoun kok lo udah disini aja!" Dahyun melangkah menghampiri Ryeoun dan duduk disebelahnya. "Pagi-pagi udah dirumah orang, diusir kah?"

Ryeoun, pemuda yang sudah menjadi sahabat Dahyun sejak kecil itu mendumel "Ngga sih gue cuma pingin ketemu sahabat gue aja. Baru juga ditinggal udah jadi_emhh"

Ryeoun tidak melanjutkan ucapannya sebab mulutnya dibekap oleh Dahyun, untungnya Hyo seop segera datang dan menyuruh Dahyun melepas tangannya.

"Kalian ribut mulu, ngga capek apa" Komentarnya sembari menyimpan paper bag di depan dahyun "Oleh-oleh kemarin"

"Yeay makasih abang"

Hyo seop hanya mengangguk, mereka akhirnya memilih memulai sarapan meski ada sedikit perdebatan antara Dahyun dan bunda, perihal bunda yang lebih memperhatikan Hyo seop sampai membuat ayah Chang wook turun tangan.

"Jaewook kok udah ngga kesini, kalian berantem ya"

Dahyun yang tanpa aba-aba ditanyai seperti itu hampir saja tersedak jika tak segera menelan makanannya. Keluarganya memang belum mengetahui jika dirinya dan Jaewook sudah putus karena Dahyun juga bingung mau cerita bagaimana.

"Itu bun, aku udah putus sama Jaewook"

"Kok bisa?"

"Bukan jodohnya mungkin, Bun. Lagian mereka masih sekolah jadi wajarlah kalau putus nyambung, atau ganti pasangan" Chang wook menimpali, ia tahu istrinya dekat dengan Jaewook dan berharap jika pemuda itu kelak jadi suami anaknya.

Dahyun mengangguk, mungkin ini alasan kenapa anak perempuan lebih dekat dengan sang ayah dibanding ibunya karena ayah biasanya bisa menjadi penengah yang baik untuk keduanya.

"Ya tapi yah, ibaratnya tuh si jaewook udah panteslah ya diajak kondangan ini malah diputusin"

Dahyun tahu maksud bunda, secara tidak langsung bunda mengatakan jika Jaewook itu tampan.

"Udah lama putusnya, dek?" Kali ini hyo seop yang bertanya. Dibanding dengan ocehan bunda, Dahyun lebih takut dengan Hyo seop karena dia sosok yang dewasa dan yang mengenalkan Dahyun dengan Jaewook juga dia. Jadi, Dahyun merasa bersalah dengan kakaknya.

"Udah kak" Cicit Dahyun pelan tanpa menoleh ke Hyo seop, "maaf ya, kak!"

"Kenapa minta maaf?" Hyo seop menatap Dahyun dengan tenang. "Kakak kenalin kamu ke dia bukan karena mau jodohin kalian. Apapun yang kalian lakuin, mau jadi teman, pacar, mantan sekalipun itu urusan kalian yang penting kalian masih tau batasan"

Dahyun mendongak, tersenyum ke arah Hyo Seop yang masih menatapnya. Hyo Seop memang dewasa dan juga baik hati dan kadang karena sifatnya itulah yang membuat Dahyun segan dengannya.

*****

"Berasa maling ngga sih kita. Jam segini udah ada disekolah"

untuk pertama kalinya Ryeoun jam setengah tujuh sudah tiba disekolah yang masih terlihat sepi bahkan udara dingin juga masih terasa menembus kulitnya.

"Lo aja itu, gue mah anak bungsu kaya raya jadi ngga mungkin jadi maling"

Ryeoun berdecih, ia tahu Dahyun bercanda tapi tetap saja dia geli mendengarnya.

"Lo tuh sadar ngga sih hyun, tubuh lo kecil gini malah pakai jaket gede. Kaya kepompong lo jadinya"

"Ini tuh biar orang-orang pada ngga ngenalin gue. Asal lo tau ya Ryeo masa gue sekarang disebut sugar baby. Gila aja ngga sih?"

Ryeoun tertawa, "Lagian aneh banget kok dia bisa ada disekolah ini kemarin"  Masalah Dahyun dan laki-laki kemarin Ryeoun sudah tahu ceritanya dari Dahyun. Dan, reaksi Ryeoun pertama kali tentu saja tertawa, ternyata nasib sahabatnya ini sangat mengenaskan.

"Ya mana gue tahu" Dahyun merapatkan jaketnya, udara dingin masih saja terasa meski tubuhnya sudah terbalut jaket tebal.

"Kenapa lo pakai kencan buta segala, padahal dikomplek kita banyak cowoknya lo bisa pilih satu buat jadi pacar boongan lo"

"Malas, ribet. Kalau bunda tahu gue pacaran sama salah satu anak komplek, bunda pasti cosplay jadi detektif conan. Beliau pasti cari tahu identitasnya dan juga bibit bebet bobot nya. Kalau sama orang luar kan susah cari identitasnya"

Ryeoun mengangguk, ia sudah hafal dengan bunda yang memang terkadang random.

"Haduh kok gue jadi merinding ya Ryeo"

Ryeoun yang awalnya berjalan tenang jadi memelan dan menoleh ke Dahyun lalu pandangannya mengarah ke penjuru koridor yang mereka lewati. Jam segini masih saja sepi, angin juga berhembus lumayan kencang, dan langit juga belum terlalu cerah membuat nuansa seram kini terasa.

"Masa iya nih cerita berubah jadi genre horor"

Dahyun mendelik, ingin menggeplak kepala Ryeoun namun urung saat merasa ada yang menarik kerah jaketnya. Mata Dahyun seketika melotot.

"Ryeo" Tangannya menarik lengan baju Ryeoun "Kok gue ngerasa ada yang megangin jaket gue sih" Dahyun buru-buru mengeratkan tangannya dilengan Ryeoun saat melihat gerak-geriknya yang ingin lari.

"Coba noleh hyun, lo liat siapa tahu bukan hantu" usul Ryeoun

"Lo ajalah gue takut"

"Ngga ada hantu yang tampan kaya saya" mendengar suara dari belakang membuat keduanya menoleh.

"Om songkang ngapain disini?"

"Udah dibilangin saya ngga setua itu" Kesal songkang yang langsung menjitak kepala Dahyun.

Ryeoun melihat keduanya bergantian, meski baru tiga hari kenal tapi mereka seperti sudah kenal lama.

"Ngapain om disini? Mau ngelamar jadi tukang kebun ya" Dahyun dan omongan randomnya memang suka membuat orang darah tinggi.

"Jadi tukang penjaga hati kamu aja, bisa ngga sih"

Dahyun membuat ekpresi muntah, ucapan songkang dengan ekspresi datarnya sangat memuakan untuk dilihatnya.

"Dih gaje ya mas nya"

"Ngga pa-pa saya gini cuma sama kamu kok dek" Dahyun melotot tapi ucapan Songkang selanjutnya lebih membuatnya melotot "Yang rajin sekolahnya saya tunggu kamu sampai lulus biar bisa Sah"

Dan tanpa dosanya Songkang mengacak rambut Dahyun dengan senyum yang terbit dibibirnya yang terlihat sangat manis lalu setelah itu dia pergi dengan melambaikan tangannya.

"Anj_ jadi nyamuk gue" Gumam Ryeoun lalu menoleh ke Dahyun yang masih diam, "Hyun lo ngga pa-pa kan?"

"Ha?" Dahyun menggeleng seakan kesadarannya baru terkumpul "Okey kok, rambut doang diberantakin ngga papalah"

"Iyasih rambut yang diberantakin tapi siapa tahu hati dan jantung lo juga ikut berantakan"

*******

Ngengggg,, gercep banget ya masnya

Kalau mau cepet update kencengin vote dan komennya ya. Sepi banget ceritaku sekarang, apa karena kurang menarik ya

Let's falling loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang