The Things I Wish She Knew

1.4K 128 4
                                    

Iramanya semakin cepat, dan suara sepatu yang berdecit menyatu dengan dentuman musik di lantai dance. Langkah-langkahnya mengisi ruangan.

"Udah hafal gerakannya, Rin?" terdengar suara familiar dari samping.

"Eh, Nachia! Udah kok dikit-dikit, hehe," jawab Erine sambil tersenyum, membuat Nachia mengangguk.

"Btw, gerakan yang terakhir susah-susah gampang, ya?" celetuk Erine, ingat tantangan yang ada.

"Bener! Aku udah coba beberapa kali, tapi kadang suka lupa," ucap Nachia sambil garuk-garuk tengkuknya yang tidak gatal, memperlihatkan rasa frustasi yang di bawanya.

"Rin, look at that!" seru Nachia, sambil melirik ke sudut ruangan.

"Hm?" tanya Erine, penasaran.

Tatapan Erine beralih ke sudut ruangan, di mana dua orang sedang menari dengan gerakan yang super lihai. Mereka melompat dan berputar, mencuri perhatian semua orang di sekitarnya.

Cocok

Satu kata untuk mereka. Namun, setelah beberapa saat menonton keduanya, Erine merasakan reaksi yang sulit dijelaskan. Ada perasaan yang terselip di balik tatapannya, sesuatu yang membuat dadanya sedikit sesak dan jantungnya berdebar lebih cepat.

"Si Delyn pas banget bawain dance itu, ditambah lagi sama cover-nya Oline," ucap Nachia, matanya masih terpaku pada gerakan lincah mereka. Keduanya bergerak dengan harmonis.

Erine hanya bisa tersenyum getir, meskipun dia tak berani mengekspresikannya di depan temannya. Dia tahu bahwa perasaannya ini rumit, campuran antara rasa sesak dan sedikit cemburu yang tak ingin dia akui.

"Hahaha, iya," jawab Erine, tawanya terkesan dipaksakan, berusaha mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu. Dia menatap Nachia, berharap temannya tidak menyadari ketegangan yang mengendap di dalam dirinya.

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit

5 menit

"Em, aku mau ke toilet bentar," kata Erine sebelum beranjak pergi, meninggalkan Nachia yang masih asyik menonton. Di sudut ruangan, seseorang mengamati punggungnya yang mulai menjauh, menyimpan sebuah rasa yang sulit untuk ia diungkapkan.









ERINE POV

Didepan cermin toilet.

Di depan cermin toilet, aku bernapas kasar sambil menghadap pantulan diriku sendiri. "Erinee, kamu kenapa sih? Kenapa malah pergi? Katanya nggak mau jauh-jauh dari Oline. Tapi kenapa? Kamu cemburu? Hah? Masa sih, enggak... enggak... enggak, CEMBURU? Enggak, Erine, kamu nggak cemburu," aku bergelut dengan pikiranku. Jujur saja, aku tak suka melihat sahabatku dekat dengan orang lain. Namun, apa hakku untuk melarang? Toh mereka juga hanya sekadar teman, dan aku harus ingat untuk bersikap profesional kan?

Kebetulan, area toilet sedang sepi, sehingga tidak ada satu pun yang bisa melihatku bergelut dengan percakapan batinku. Memutar keran air dan membasuh wajah dengan air yang mengalir, berusaha menenangkan diri. Setelah itu, aku menatap bayangan yang terpantul di cermin, mencari jawaban atas perasaannya yang membingungkan ini. Sedikit putus asa.

"Huh, aku kenapa sih?" aku bertanya pada diri sendiri, merasakan hal yang mengganjal di dada.

Notifikasi masuk.

Notifikasi masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ENCHANTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang