"Sunoo, bu guru memanggilmu"
Sunoo merapikan bajunya dan tersenyum pada gadis yang ada dihadapannya , "Aku akan pergi"
Kehidupan sekolah yang sangat sunoo benci, ia tau akan kemana arah alur kisahnya hari ini tapi ia tetap menjalaninya. Dibenci teman-temannya, dikucilkan, dihina itu semua sudah jadi makanan sehari-harinya. Dan satu lagi,
byurr
dijadikan wayang-wayang oleh para manusia biadab, sunoo sudah tau ini akan terjadi tapi ia tetap menutup mata seolah-olah hal ini baru pertama kali ia terima.
Sunoo mengelap wajahnya yang basah karena air pel dan memilih langsung pergi ke kamar mandi tanpa meladeni lebih lanjut para bajingan itu.
"Apa aku semenjijikan itu untuk hidup berdampingan dengan mereka?" Sunoo tersenyum menatap pantulan dirinya yang basah didepan cermin. bukan senyum senang atau gembira, bahkan peramal sekalipun tidak bisa mendeskripsikan apa arti senyum diwajahnya.
"Pakai, cepat bersihkan dirimu"
Sunoo menatap wajah baru yang ada di sampingnya. Apa sunoo sekarang sedang berangan? seorang pangeran datang menjemputnya dari neraka.
"Bajumu ga akan kering kalau cuma diam " Tersadar dari lamunannya sunoo segera menerima pemberian laki-laki penolongnya. bisakah ia menyebutnya dengan penolong? sunoo ragu, dia menjadi sangat sulit percaya pada siapapun.
Selesai sunoo mengganti baju ia tidak mendapati si wajah baru di tempatnya lagi. mungkin benar ini hanya angannya, bisa saja tadi hanya malaikat yang sedang membantunya. tapi apa benar malaikat mau membantuku yang menjijikan ini?
"Permisi pak, maaf sunoo terlambat" Usai mengetuk pintu sunoo membungkuk sopan sebagai permintaan maaf karena terlambat dari jam masuk.
Pak Heri yang melihat sunoo hanya bisa terdiam mengamati penampilannya, guru ini tau kalau sunoo habis mengalami hal yang tak baik dilihat dari rambutnya yang basah. Maka pak Heri langsung memperbolehkan sunoo masuk tanpa hukuman. Guru-guru disini sudah terbiasa dengan kasus yang menimpa sunoo, mereka tidak menolong ataupun membela.
Sunoo pergi ke tempat duduknya di pojok belakang. Anak baru itu, dia ada disini. Bibirnya kelu bahkan untuk sekedar menyapa, sunoo tak berharap malaikat penolongnya benar-benar nyata dan duduk di sampingnya sekarang.
Tidak ada percakapan sama sekali, si anak baru juga tidak ada sedikitpun menoleh pada sunoo. Sunoo merasa enggan untuk memulai pembicaraan, maka ia memilih memalingkan wajahnya pada guru di depan.
"i wanna be close to you, can i?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[SUNSUN] Denial
Teen Fiction"be honest about your feelings, before it's too late" "i can't" Sunghoon tak pernah menyangka bahwa hal yang selalu ia hindari benar-benar terjadi pada dirinya.