her •Brother•

4K 88 0
                                    

Weh rekomendasi nama cwo woi 😭
.
.
.
.

"Besok pacar aku kerumah" ucap Nabila tiba-tiba saat baru saja Kami berdua selesai makan.

"Maksud kamu apa dek? Kamu??? Mau bawa pacar kamu kesini??? Kerumah ini? Buat apa?" Tanya Latif, tentunya Latif kaget, kapan adiknya ini punya pacar? Sejak kapan?

Latif benar-benar tidak tahu bahwa adiknya memiliki pacar. Padahal Latif sering bahkan selalu antar jemput adiknya sebelum ia berangkat ke sekolahnya.

Ya.... Latif dengan adiknya beda sekolah, sebenarnya umur mereka tidak terlalu jauh, hanya berbeda 2 tahun, alasan mengapa mereka beda sekolah ada lah karena Latif belajar di SMK sedangkan adiknya di SMA.

Latif berkeinginan langsung bekerja saat sudah selesai SMK, Sebenarnya Latif ingin kuliah, tetapi semenjak Kedua orang tua mereka sudah tiada, Latiflah yang harus mencari nafkah untuk dia dan adiknya.

Untungnya ibunya memiliki sedikit tabungan yang cukup untuk mereka berdua hidup selama 2 sampai 3 tahun ke depan, untuk sekarang Latif bekerja part time di sore hari hingga malam untuk tambahan kalau-kalau ada kebutuhan tambahan seperti membeli barang untuk praktik dll.

"Gini dulu deh, boleh Abang tau nama pacar kamu siapa? Dan kamu yakin dia gak bakalan nyakitin kamu?"

"Nama dia Vino, dia cukup terkenal di sekolah aku tauuu, dia ganteng, kaya pokoknya perfect deh orangnya." Nabila, sang adik terlihat sangat senang saat menceritakan tentang pacarnya itu. Kalau adiknya bisa sebahagia itu tidak mungkin Latif bisa menolak kehadiran pacar adiknya itu, lagian Nabila sudah berumur 16 thn.

"Yaudah deh.... Mau Dateng kapan? Besok kan? Awas aja kalo pacarnya jelek, ihhh" ledek Latif ke adiknya.

"Ishhh mana ada pacar aku jelek, besok aku buktiin ke Abang, kali pacar aku g jelek, awas aja" Nabila merajuk, setelah ia membereskan piring kotornya Nabila langsung pergi ke kamarnya.

.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya vino, pacar dari Nabila benar-benar datang. Nabila sedang pergi ke dapur untuk mengambilkan Snack dan minuman. Sedangkan Latif sedang melihat dari atas kebawah pacar adiknya ini....

Vino benar-benar terlihat tampan, ditambah dengan tinggi badannya yang lumayan diatas rata-rata teman sebayanya, bahkan lebih tinggi dari Latif. Tapi.... Vino terlihat seperti seorang bajingan, terlihat licik, terlihat seperti orang yang suka main perempuan. Latif terlihat tidak menyukainya.  

"Oh... Kamu pacar adik saya? Kamu keliatan seperti bajingan, tapi untuk sekarang akan aku biarkan, awas aja kalau sampai adik aku menangis karena kamu."

Vino tetap diam, hanya menyeringai kecil.

Setelah berucap beberapa kata, Latif langsung pergi ke kamarnya. Tidak mau mengganggu waktu adiknya dengan Pacarnya itu, tentu saja untuk batas waktu tertentu, Latif juga sudah mengatakan ke adiknya bahwa pacarnya boleh bertamu di sini hingga pukul 11.00 malam saja.

Beberapa waktu berlalu, Latif yang hampir tertidur tiba-tiba terbangun karena mendengar pintu kamarnya terbuka. Saat Latif menengok siapa yang datang ternyata itu Vino.

"Untuk apa kamu kesini? Mana Nabila?" Latif terkejut, apa dia lupa mengunci pintu kamarnya? Sepertinya iya.

Vino tetap diam hingga saat Vino sudah berada tepat di samping kasur Latif, Vino tiba-tiba membekap mulut Latif.

"Shhtt ... Jangan berisik, kau tidak ingin Nabila mendengarnya kan."

Latif tentu saja syok, apa maksudnya? Tidak ingin Nabila mendengar? Mendengar ap-..!?!?!

Vino mengikat kedua tangan Latif, Vino juga mencium Latif secara tiba-tiba. Karena panik, Latif terdiam sebentar, tak tau apa yang harus di lakukan. Sedetik kemudian baru ia meronta-ronta meminta dilepaskan.

"Uugggh.... Le- lepas!"

"Sshhtt..... Dengar, aku memberi kamu 2 pilihan, pilih antara aku 'main' dengan kamu atau kamu lebih suka kalau aku bermain dengan adikmu? Hmm?? Kak?"

"Tidak keduanya! Lepasss!" Latif tetap berusaha untuk melarikan diri, sial bagaimana bisa Vino sekuat ini?!

"Oh jadi kamu lebih memilih adikmu yang- "

"Cukup!... Jangan... Jangan sentuh adikku dan.... Tolong jangan sampai Nabila tau." Latif berhenti memberontak, pasrah, tidak bisa menolak.

Vino tersenyum, "pilihan bagus sayang~"

Ugghh Latif merinding, apa-apaan ucapan sayang itu. Vino mulai mencium Latif, melumatnya sambil membuka ikatan di tangan Latif. Vino terlihat sangat menikmatinya, 'sial ternyata memang sangat manis' ucap Vino dalam hati.

Ikatan terbuka, Vino lanjut menciumi tubuh Latif, memberikan tanda dimana-mana.

"Aahh.... Kamu... Ngapain sih!?" Latif kaget, ia sudah mencoba menahan suaranya tetapi karena Vino yang tiba-tiba memasukkan jarinya ke lubang Latif membuatnya mendesah.

"Hmm? Sayang aku benar-benar ingin mendengar suara mu tapi sialnya ada adikmu di ruang tv" sayang sekali Vino tidak dapat mendengar suara kesayangannya ini.

3 hari sudah masuk, Vino rasa itu sudah cukup sehingga ia dengan tidak sabar mendekatkan miliknya ke hole Latif, secara perlahan Vino memasukkannya.

"Ugghh.... Sayang, jangan terlalu ketat, rileks sayang, kau ingin mematahkan milikku?"

Latif menggigit selimut miliknya, mencoba menahan rasa sakit di Holenya. Milik Vino besarnya tidak main-main, Sangat besar! Bagaimana ia bisa tenang dimasuki tongkat sebesar dan sepanjang itu!

Vino mengocok Milik Latif, mencoba membuatnya lebih tenang, dan itu berhasil, perlahan Vino dapat memasukkan miliknya.

Setelah memasukkan sebagian besar miliknya, Vino bergerak secara tiba-tiba.

"Hyaaa pe- pelan!.. ah.. jangan bergerak terlaluh... Cepat" Vino tetap menggerakkannya dengan tempo yang sama, Sial, hole kesayangannya ini sangat enak.

Tanpa mengurangi pergerakannya, Vino mengambil handphonenya, Vino mengambil foto Latif saat milik Vino ada di dalam.

"Ba...jangan ahh... Apa yang kamu hhmm.... Kamu mau apa! Hen- hentikan!"

"Sshhh.... ah...Dengar sayang, jika kamu tidak ingin Foto ini aku kirim ke adikmu, turuti aku"

"Tidak ... Hiks ... Ja-... Jangan sampai Nabila tau, aku mohon, aku.... Aku akan melakukan apapun... Tolong uhhh to..long jangan..." Ucap Latif sambil menangis.

Vino rasa ia semakin mencintai Uke lucu dibawahnya ini, Latif terlihat sangat cantik! Wajahnya yang memerah dengan air mata yang mengalir, juga puting pink-nya yang menggoda. Sial Latif terlihat sangat seksi...

"Ha... Sayang, ini sangat ketat, kamu menghisapnya terlalu kuat, ah... Aku.... akan... Cum!" Vino mempercepat gerakannya, dia sudah dekat, tidak lupa Vino mengocok milik Latif.

"Tidak ah! Tu-... Tunggu ahhh .... Hiks... Ja-.... Jangan, ter- uhh ... Kamu terlalu cepat!"

"Sayang~.. kita cum bersama ya" Vino tambah mempercepat gerakannya.

"Uugghh/Ahhh" mereka cum bersamaan, setelahnya Latif kehilangan kesadarannya.

Vino puas, akhirnya Vino bisa mendapatkan Kesayangannya ini, sebenarnya Vino juga bingung bagaimana bisa ia terobsesi dengan Latif hanya dengan sekali pertemuan, dan itupun mereka tidak saling sapa... Hanya melakukan kontak mata sekilas.

.
.
.
.
Setelah hari dimana mereka melakukannya di kamar Latif, Vino jadi lebih sering datang ke rumah Latif. Entah itu ada atau tidaknya Nabila, Vino tetap datang dan melakukannya dengan Latif. Bahkan pernah Vino nekat datang ke sekolah Latif dan melakukannya di sana hanya karena Latif mengatakan bahwa ia tidak dapat bertemu dengan Vino karena urusan sekolah.

Mereka tidak selalu melakukan sex, terkadang hanya melakukan blowjob, berciuman atau Vino hanya akan  menggerayangi tubuh Latif.
.
.
.
TBC or end?.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Actually aku masih ada lanjutan 1 eps lagi tentang kapan si Vino bisa ketemu Latif dan mereka yang hampir ketauan sama adenya Latif.... Aku mau minta pendapat dulu nih... Lanjut atau udh?

Obsession [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang