18

1.8K 171 6
                                    

hai lama tidak berjumpa, aku harap kalian baik baik ajaa

dan yaa akhir akhir ini aku sibuk banget buat ngurus proses kerja aku tapi sekarang senggang beberapa hari dan akan di lanjut sibuk selama 4 bulan untuk proses pemantapan

okee sebelum itu mari kita lanjutkan cerita yang sempat tertunda, aku usahain up double untuk kali ini karena akan di tinggal lagi lagi dan lagi

terimakasih karna sudah setia sampai saat ini, btw, seperti biasa walaupun cerita ku belum selesai dan aku nekat untuk membuat cerita baru dan sudah sampai di part ke 11. haha

oke lupakan, mari kita lanjutkan cerita tentang si butem greshan...

.

.

.

hari berlalu begitu saja

dari banyaknya bahagia yang shani miliki, gracia adalah hal yang paling membahagian

terlepas dari apapun yang terjadi, shani benar benar bersyukur bisa melewatinya sampai sekarang

terlebih pada gracia yang sudah bisa melewati hari harinya yang berat hingga berada pada titik ini

gracia sudah tertidur, menyisakan shani yang masih terjaga matanya menatap gracia dengan lekat, gracia yang berbaring dengan nyaman di atas kasur king size miliknya

entah sejak kapan, shani pun tidak tau tetapi bagi shani, gracia adalah segalanya jika kalian bilang ini berlebihan maka anggaplah ini berlebihan karena pada dasarnya , shani mungkin akan terjatuh dan terjerembab pada jurang kematian jika hari itu tak melihat senyum gracia

" heum " gracia perlahan membuka matanya, lalu senyum tercipta disana karena yang pertama dilihat adalah shani indira

" kenapa bangun gee ? " 

gracia menggeleng

" aku ganggu kamu ? maaf ya sayang " ucap  shani dengan tangan yang mengelus pipinya lembut

" ngga " 

" trus kenapa bangun  ? " 

" ngga tau, pengen aja bangun " 

shani tersenyum menanggapi gracia, cantik gracia selalu cantik " kamu cantik gee " 

" kamu juga cantik " 

" kamu lebih lebih lebih cantik " 

" haha, kamu kenapa ngga bobo ? " 

" aku, mau liat semestaku dulu " 

" ayo bobo " ucap gracia pelan, lalu merapatkan tubuhkan kepada shani dan menenggelamkan wajahnya di dada shani

menghirup wang khas shani yang selalu mampu membuat gracia menjadi lebih tenang, sungguh wangi yang paling candu adalah tubuh shani, gracia tidak berbohong dan gracia bisa menjamin itu

tapi, gracia tidak akan membaginya kepada siapapun, shani hanya untuk gracia, titik.

" ci shani " gracia mendongak menatap shani yang sedang tersenyum manis

" kenapa cantik " 

" aku punya ci shani kan " 

" ya tentu " 

" ci shani berarti punya aku dong ? " 

" ya betul shani punya gege, dan gege punya shani " 

" kalau aku ngga mau berbagi, itu gappa kan ciiii ? " 

shani lagi lagi tersenyum " iya ngga apa apa, buat cantiknya shani, apapun yang gracia ucap adalah perintah " 

" aku ngga mau berbagi sedikitpun " 

" laksanakan tuan putri " 

" aahhhhh love you ci shaniii " 

" love you more gege " 

dan malam itu di akhiri dengan pujian pujian dan ucapan lembut shani kepada gracia

bagaimana shani memperlakukan gracia layaknya barang berharga yang tak boleh terluka sedikitpun

bagaimana shani melayani gracia

dan bagaimana shani menghadapi gracia sudah membuktikan seberapa besar shani mencintai gracia, tidak hanya kata tetapi aksi yang dilakukan begitu nyata.

.

.

tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untitle | GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang