X. Lebih sakit dari luka

4.9K 396 30
                                    

Terdapat banyak kata-kata kasar
Harap bijak dalam membaca

*****

Ronald memasuki taver's club dengan diikuti salsa di belakangnya. Di ruang vip yang biasa ronald gunakan, sudah ada semua teman-temannya yang berkumpul disana.

Setelah ber high five dengan para teman-temannya ronald mendudukan dirinya di sebelah karin. Dan di ikuti salsa yang kini duduk di hadapan ronald dan karin.

Karin menyapa salsa yang sudah duduk di hadapannya. Mereka hanya mengobrol singkat. Selebihnya karin lebih sering mengobrol dengan ronald yang kini tengah tertawa terhadapnya.

Karin mengambil satu minuman yang berada di atas meja. Namun gerakannya terhenti saat tangan ronald menyentuh tangan karin.

"Lo gak boleh minum" larang ronald dan kini membuat karin mencebikkan bibirnya.

"Kenapa sih gak boleh mulu ? Gue kan udah gede sekarang. Boleh yaaah. Dikit aja"

"Engga yah!"

"Ron..." kini suara karin berubah semakin terdengar manja.

"Sekali gue bilang engga, ya engga karin" suara ronald kali ini lebih terdengar tegas. Dan membuat karin akhirnya menurut dan mencoba tak membalas perkataan ronald kembali.

Kini giliran tangan salsa yang terulur mengambil segelas minum yang berada di atas meja. Ia memang kadang  sesekali minum tapi tidak sering. Itu pun bila ia sedang bersama bella dan aghni.

"Tuh salsa aja bisa minum, kok gue nggak ?" Ucap karin yang kini sedang menatap salsa.

Ronald melirik ke arah salsa yang sedang menuangkan minum ke dalam gelas. Dan tangan Ronald kini yang terulur merebut gelas dari tangan salsa.

“lo juga gak boleh minum” larangnya. Membuat salsa menaikan sebelah alisnya.

“anjay. Si Ronald gaya bener posesifin dua cewek sekaligus. Ngeri cok!”ucap  rafan yang duduk bersebelahan dengan davin dan prash.

“pilih salah satu ron, jangan di embat dua-duanya, rakus amat lo!” timpal davin

Ronald memilih tak menanggapi. Ia meletakan gelas yang ia rebut dari salsa ke atas meja yang lebih jauh jaraknya dengan salsa.

“kenapa gue gak boleh minum ? gue udah biasa minum” protes salsa

“mulai sekarang gak ada lagi lo kebiasaan minum”

“apa hak lo larang-larang gue ?”

“selama lo masih tinggal di rumah gue, lo gak boleh minum. Gue gak suka ada yang mabok di rumah gue”

Salsa melipat kedua tangannya di depan dada “gue gak pernah sampe mabok”

“mau sampe mabok atau engga, lo tetep gak boleh minum!” salsa membuang nafasnya kasar. Ia sudah tak berniat membantah Ronald lagi, jadi ia lebih memilih menurut dan mengurungkan niatnya untuk minum.

“lo larang-larang orang minum. Lo sendiri jangan minum” kini prash yang ikut berkomentar.

fine! Gue gak akan minum” Ronald pun sebenarnya hanya sesekali minum dan terbilang jarang. Jadi kalau ia ke taver’s club pun hanya untuk menemani teman-temannya disini.

Ronald kembali sibuk mengobrol dan bercanda bersama Karin. Karin pun sesekali mengajak mengobrol salsa. Namun tetap saja Karin lebih dominan mengobrol dengan Ronald. Terlihat keduanya sangat menikmati obrolan mereka.

Salsa beranjak dari duduknya “gue mau ke toilet dulu” ucapnya dan hanya mendapatkan anggukkan kepala Dari Ronald. 

Salsa sudah berjalan menuju toilet, namun belum sempat ia sampai ke toilet, tangannya tiba-tiba ada yang menarik dari araj belakang, dan menyeretnya paksa ke arah luar samping taver’s club.

The Healer - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang