Lisa's bedroom
Jennie membuka matanya perlahan dan melihat seorang wanita tertidur disisi nya. Dia berkedip dua kali sambil berpikir bahwa itu adalah mimpi.
Dia mengalami mimpi yang sama beberapa kali dalam seminggu terakhir ini. Bangun dan melihat Lisa disisinya. Saat dia mencoba menyentuhnya, dia akan menghilang dari pandangan nya.
Jennie mengulurkan tangan nya untuk menyentuh Lisa tetapi ia urungkan. Bagaimana jika dia menghilang dari pandangan nya lagi? Pikirnya. Lebih baik tidak menyentuh Lisa. Lebih baik melihatnya saja, agar Lisa tidak menghilang lagi.
Jennie berbaring miring dan menopang kepalanya dengan satu tangan sambil menatap Lisa. Dia tampak begitu nyata meskipun dia tahu itu hanya mimpi. Dia memimpikan Lisa lagi. Dia mengepalkan tangannya saat dia berperang dengan keinginan batinnya untuk menyentuh dan merasakan wanita yang tidur nyenyak di sebelahnya. Dia benar-benar berharap itu bukan mimpi. Dia berharap dia tidak memimpikan momen ini karena ini terasa begitu nyata baginya.
Selalu seperti ini, setiap saat. Jennie benar-benar ingin menyentuh Lisa tetapi dia takut, saat dia melakukannya Lisa akan menghilang darinya.
Ia menatap Lisa dengan penuh kerinduan dan bergumam "kenapa kamu selalu muncul dalam mimpiku untuk menyiksaku, Lalisa? Apakah aku harus membayar harga karena melepaskan mu?"
Jennie mengulurkan tangannya ke wajah Lisa sambil berkata "tolong jangan menghilang dariku. Aku hanya ingin menyentuhmu sedikit, aku tidak akan melakukan apapun lagi." Suaranya bergetar saat dia berbicara.
Jennie berhasil menyentuh wajah Lisa dan menelusuri dahi hingga hidung dan bibir Lisa. Dia menelusuri alis lalu menyentuh bulu matanya. Ia beralih menyentuh pipinya "kuharap ini bukan hanya mimpi. Kuharap ini nyata, kuharap kau nyata Lisa. Ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu."
Jennie menyeka air matanya yang jatuh. Setetes air matanya jatuh di pipi Lisa dan matanya berkedip-kedip "aku sangat merindukan mu, Lisa."
Wanita disamping nya yang wajahnya seperti mimpi tiba-tiba membuka mata dan memegang tangan Jennie. Lisa membalikkan tubuhnya dan sekarang ia berada diatas Jennie. Gerakan Lisa begitu sigap dan cepat sehingga Jennie tidak mampu bereaksi dengan cepat. Wajah Lisa begitu dekat dengan wajahnya sehingga gerakan sekecil apapun bisa membuat bibir mereka saling bersentuhan. Dia tersipu dan mengecurutkan bibirnya.
Nafas Jennie tercekat dan jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Dengan mata melotot dia berkata "ini, bukankah– mimpi?" Dia tersipu saat tatapan Lisa seperti membenamkan dirinya ke dalam jiwa nya.
"Aku juga." Lisa akhirnya bersuara sambil menatap wajah Jennie yang memerah. Dia terlihat sangat menggemaskan dan Lisa ingin menikmati momen ini.
"Huh? Kamu juga apa?" Jennie bertanya dengan heran masih dengan menatap Lisa, merasakan dirinya melebur ke dalam tatapan wanita di atasnya.
"Kamu bilang kamu merindukan ku tadi, dan aku bilang me too. I missed you so much, like crazy Jennie." Lisa mengucapkan setiap kata dengan hati-hati dan hangat.
Nafasnya yang panas menerpa hidung dan mata Jennie dan tanpa sadar dia berkedip.
Deg!
Deg!
Deg!
"Ini sungguh bukan mimpi?" Jennie bertanya lagi saat dia merasakan suara detak jantungnya, tapi dia tidak yakin detak jantung siapa itu.
Dia tidak tahu apakah itu benar detak jantungnya atau detak jantung wanita yang masih berada diatasnya. Posisi mereka terlihat intim dan ambigu.
"Tidak, kenapa? Apa kamu sering memimpikan ku?" Tanya Lisa masih betah dengan posisinya, sepertinya dia tidak akan mengubah posisinya dalam waktu dekat. Dia benar-benar menyukai posisi mereka saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO - JENLISA [GxG]
FanficIni adalah kisah romantis tentang dua wanita. Satu dikhianati oleh cinta dan satu lagi tidak dapat mengingat masa lalunya dan memiliki DID yang juga dikenal sebagai Split Personality Disorder. "Kamu milikku, Lisa Manoban. Kamu tidak boleh bersama wa...