Sunghoon mengepalkan kedua tangannya untuk menyalurkan emosinya yang meluap-luap. "Ini di luar perkiraanku. Ternyata selama ini Ronwell berhubungan dengan Federasi Kebebasan."
"Aku tidak peduli dengan Ronwell," sahut Jake. "Sekarang, tanpa kalung itu bagaimana kita bisa mencari ke mana mereka membawa Jungwon?"
Gnome menarik-narik celana Jay dan meminta untuk naik ke pundaknya. Spirit itu membisikkan beberapa hal ke telinga Jay yang membuat Jay langsung berseru, "Apa?! Kau tahu di mana Jungwon berada?!"
Jay kemudian membiarkan Gnome menggerakan tangan dan kakinya di atas meja. Hanya Jay yang mengerti apa yang Gnome katakan, jadi hanya dia yang mengangguk-angguk. "Benar juga, tadi kau menaruh lumpur di bajunya."
"Ada ribut-ribut apa ini?!" Yeonjun datang di waktu yang tepat. "Niki, kenapa tanganmu? Cepat ke ruang kesehatan!"
Niki memalingkan muka. "Saya baik-baik saja. Lagipula, ini bukan darah saya."
"Sir, mereka berhasil mendapatkan Jungwon," ujar Sunghoon sambil mempersiapkan diri. Dia dan Jake sama-sama mengeluarkan pakaian dari dalam tas dan mengganti seragam mereka dengan itu. "Kami bisa melacaknya, jadi kami akan berangkat sekarang."
"Kalian tidak boleh berangkat sendirian. Itu sarang penjahat, loh!"
"Ayah saya sedang bersiap-siap, mungkin kami akan bergabung dengannya dalam perjalanan. Anda tidak perlu khawatir," balas Jake.
"Mana bisa begitu! Aku tetap ikut. Aku tidak bisa diam saja saat ada orang yang menyakiti muridku."
Ketika mereka hendak keluar ruangan, Niki dan Sunoo mengikuti. Namun, Yeonjun langsung mencegah dan memarahi mereka. "Kalian tetap di sini. Bila sesuatu terjadi di luar kendali, akademi adalah tempat paling aman untuk kalian."
"Tapi–"
"Jangan ngotot!" bentak Jake. "Kalian cuma siswa kelas satu. Bisa apa kalian di sana nanti? Dengan kemampuan kalian yang sekarang, kalian hanya akan jadi beban."
Niki dan Sunoo menunduk. Walaupun sebenarnya Jake bisa menyampaikannya dengan cara yang lebih halus, apa yang dia katakan sepenuhnya adalah fakta. Jadi, kedua anak itu hanya bisa menatap kepergian mereka sampai pintu itu benar-benar tertutup.
Niki menggertakkan giginya. "Menyebalkan."
Hanya kalau mereka sedikit lebih kuat, mereka mungkin bisa melindungi dan membantu Jungwon lebih banyak.
"Aku ingin jadi lebih kuat."
Sunoo mengangguk. "Aku juga."
.
.
Menjinakkan seekor griffin liar adalah pekerjaan yang sangat sulit. Hanya seorang tamer yang betul-betul berbakat dan berpengalaman yang mampu melakukannya. Akan tetapi, pekerjaan sesulit itu tampaknya bukan masalah untuk Yeonjun.
Dengan griffin-griffin yang dia jinakkan, mereka pergi menuju tempat yang ditunjuk Gnome dengan sangat cepat.
"Gnome bilang itu menuju ke Capitol," kata Jay. "Wilayah kumuh! Aku yakin ke arah sana."
Jake berbicara melalui sebuah kristal yang menempel di lubang telinganya. "Ayah, kami sedang menuju ke wilayah kumuh sekarang!"
Beberapa menit kemudian, tidak lama setelah mereka mencapai Capitol, mereka bergabung dengan pasukan Anderson yang telah bersiap di dekat wilayah kumuh.
"Hmm, lagi-lagi anak muda ini yang membantu," ujar Johan setelah dia menyadari eksistensi Jay di sana. "Setelah lulus, bagaimana kalau bekerja di Anderson? Kau mengenal Jake juga, kan? Kalian pasti bisa membuat tim yang harmonis. "
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPEN
FanficJungwon menghabiskan hari-hari dengan menghindari penagih hutang yang mencari ayah brengseknya. Ketika Jungwon mulai putus asa akan masa depan, ayahnya memberitahu Jungwon sesuatu yang tak masuk akal. "Ibumu adalah seorang penyihir." !baku!