CH1

264 48 8
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto
Author: Chocolava_24
Happy reading

Dalam hidup ada beberapa musim yang terlewat, bahkan dilupakan. Manusia layaknya musim, tidak abadi tapi terus terkenang. Hari ini, Jepang memasuki musim semi. Musim yang membawakan bahagia, banyak yang mengunjungi kuil untuk berdo'a.

Dalam kesepian yang abadi, perempuan dengan rambut merah muda sepinggang itu berlari mengejar langkah kecil ketiga orang di depannya.

Mulutnya terus mengoceh, wanita di sampingnya hanya diam tak merespon. Dari arah belakang, sepeda tua melaju menembus wanita itu. Ia tak terlihat, tidak ada, dan abadi dalam ketiadaan.

Uchiha Sakura, nama yang indah. Sakura kembali berceloteh ria di samping wanita tua dengan wajah sedih. Di sampingnya, seorang pria berambut merah membawa keranjang berisikan makanan kesukaan sang gadis.

Auhhh... Jangan bawa pakis, sudah aku bilang aku tidak suka... NII baka!!

Keluhannya tak bersambut, ia seorang arwah yang bahkan tidak bisa naik untuk reinkarnasi. Langkahnya berhenti di sebuah kuil kuno yang disebut "Kuil Hagoromo".

Kuil yang sudah berdiri sejak zaman Edo ini, terkenal akan sejarah dan budaya yang ada. Sakura mengikuti langkah orangtuanya yang memasuki kuil.

Sakura terus mengikuti mereka, dan menyaksikan wajah muram keluarganya. Dalam kuil hanya terdengar do'a dan lonceng. Hari ini adalah hari peringatan kematiannya.

"Taruh makanan itu, Sakura suka itu" ujar seorang wanita berambut kuning, Mebuki.

"Auhh ... Sakura sangat suka anggur hijau dan strawberry. Letakkan itu di atas sana," seorang pria dengan rambut merah padam mulai meletakkan dua nampan ke atas meja.

"Ayah, Sakura suka pakis kan? Waktu Shion membuatnya, ia makan pakisnya sampai habis." Sasori, hendak meletakkan itu ke atas meja.

Gerakan tangannya di cegat, Sasori melihat Ibunya yang menggeleng. Ia pun menurunkan kembali nampan berisi pakis.

Seorang biksu datang mengunjungi mereka, dalam keheningan. Sang biksu memecah suara dengan menanyakan kondisi mereka.

"Sudah lima tahun, bagaimana kabar kalian? Ini pertama kali dalam tahun ini aku melihat kalian lagi," tanya sang Biksu.

"Kabar kami baik, kami baru saja kembali dari Swiss, bersama putra dan menantuku." ujar Mebuki.

"Oh begitu, sudah sangat lama semenjak kalian kesini. Apa kalian masih tinggal di rumah kalian yang lama?"

"Benar, Kami tidak sanggup meninggalkan rumah yang berisi kenangan kami dengan putri kami, Sakura." jawab Kizashi.

"Sudah lima tahun, umumnya keluarga bersedih hanya sampai tiga tahun saja. Kalian harus bangkit, ingatlah mungkin sekarang ia tengah reinkarnasi" ujar Biksu.

"Bagaimana Aku melupakan putriku dalam waktu sesingkat itu Biksu? Aku mengandung dirinya selama 9 bulan, sakit yang ku tahan karena ingin melihat putriku. Setelah waktu itu, aku mengurusnya sampai berumur 27 tahun, bagaimana Aku bisa lupa biksu?" timpal Mebuki.

Sasori dan Kizashi memegang erat tangan Mebuki, menyalurkan semangat dan penghiburan.

"Tenang saja Ibu, saat Aku punya anak aku akan memberinya nama Sakura." sarannya itu langsung di tolak mentah-mentah sang Ibu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hi! MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang