Liked by...

8 1 2
                                    

mentions of alcohol

please be a wise reader

Mobil hitam mengkilap itu berhenti pas di samping Aruna yang satu menit lalu baru keluar dari lobby apartemennya. Begitu kaca mobil diturunkan bisa terlihat sosok laki-laki berhidung bangir dengan rambut yang disingkap ke atas dan sedikit basah.

"Udah lama nunggunya?" sapa Aaron dengan senyum karismatiknya.

"Engga kok Kak, gue juga baru keluar" jawab Aruna sedikit mengatur jantungnya.

Memang hati Aruna sudah ada pemiliknya namun jujur saja jantung siapa yang tak akan berdetak melihat penampilan Aaron saat ini. Dengan parfum maskulin yang menyeruak menggelitik penciuman Aruna, jaket kulit yang bertengger apik di badan gagah Aaron, serta cincin metal hitam yang melingkar di kelingkingnya membuat Aaron nampak siap mencuri setiap hati gadis yang diliriknya malam ini. Di dalam mobil Aruna tak berani menatap wajah Aaron langsung saat si pengemudi membuka obrolan kecil. Ia hanya berdoa semoga karisma Aaron yang terumbar bebas ini cukup sampai disini saja.

Tak terasa sudah sampai saja mereka ke tempat dimana Aaron dan kawan-kawan bandnya akan tampil. Sebuah cafe kekinian dengan langit-langit yang tinggi dan meja-meja yang napak simple dan modern. Ada beberapa aksen batu alam di dinding sudut cafe itu membentuk suasana yang lebih nyaman dan terkesan segar. Suara manusia-manusia yang tertawa, dentingan gelas yang beradu, serta suara alat musik yang sedang di tune menyapa pendengaran Aruna. Dibawanya dirinya oleh Aaron bertemu dengan beberapa wajah yang Aruna tak pernah nampak sebelumnya.

"Lo kebiasaan, lo yang ngajak lo juga yang telat. Kita dari tadi udah soundcheck, tinggal gebuk aja" ucap seorang pria yang duduk di belakang drum dengan rambut disemir sedikit merah.

"Sorry sorry, ini gue jemput tuan putri dulu. Runa kenalin ini Jek, tukang gebuk drum" ucap Aaron memperkenalkan Aruna pada kawannya. "Kalo mereka....gatau gue lupa hehe. Aruna duduk dulu ya, gue mau siap-siap dulu oke" ucap Aaron yang membuat Aruna sedikit bingung. Bagaimana bisa dia tidak kenal dengan kawan bandnya sendiri. Mengakhiri kebingungan itu, Aruna memutuskan untuk duduk di meja kosong yang kiranya memungkinkan dirinya untuk menonton penampilan band Aaron dengan jelas. Ia pun juga memesan beberapa cemilan dan minuman yang nanti akan menemaninya menikmati penampilan Aaron.

Di kursinya kini Aruna tengah mengetukkan sepatunya sesuai nada sembari menikmati penampilan Aaron yang kalau boleh Aruna jujur benar-benar menggoda. Bagaimana tidak menggoda, di awal penampilannya Aaron memutuskan untuk menanggalkan jaket kulitnya membuat badannya makin terekspos dengan kaos hitam yang membalut badannya. Belum lagi adegan ia berkedip manja ataupun menggigit pick gitar yang sukses membuat para wanita yang menonton menjerit histeris dengan segala pesona dan karisma seorang Aaron Hastanta.

"Gila ganteng banget. Eh Runaaaa!!! Yang bener aja lo. Lo udah ada cowo ya dan cowo lo tuh juga GANTENG BANGET, garis bawahi GANTENG BANGET. Udahlah gak usah macem-macem lo" lagi-lagi debat antara Aruna vs Aruna yang dilaksanakan di dalam otak Aruna kembali terulang. Membuat fokus Aruna kini tenggelam entah kemana.

"Gimana gue tadi, keren gak?" ucap Aaron yang tiba-tiba saja sudah menghampiri meja Aruna setelah selesai tampil untuk malam ini. Aruna yang dari tadi beradu argumen sendiri sedikit terkejut dengan kehadiran kakak tingkatnya itu.

"Eh- ah iya Kak, keren kok" ucap Aruna dengan senyum yang sedikit canggung dan jempol yang diangkat ke atas.

"Runa abis ini lanjut makan malem yuk. Tenang gue traktir, yuk" ajak Aaron dengan senyum andalannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang