Empat tahun berkecimpung di dunia entertainment, menjadi seorang idol yang di gilai oleh banyak orang, hanya satu yang Jennie ketahui. Bahwa, dia merasakan kesepian yang mendalam.
Larangan berpacaran dari agensi telah membuat Jennie menjadi manusia yang benar-benar kesepian. Karena bukan dirinya tidak punya teman. Ya Tuhan, banyak sekali teman yang mungkin bisa dia datangi setiap waktu ketika dia sedang tidak bekerja.
Tapi ini bukan tentang seberapa banyak dia memiliki teman. Akan tetapi tentang dia yang berbaring di tempat tidurnya yang besar pada malam hari, sendirian, merasa kedinginan tanpa tubuh lain yang bisa membuatnya tetap hangat. Dia sangat menginginkan itu semua.
Dia tahu dia bisa saja memilikinya. Karena dia tahu, salah satu tim keamanannya, Lalisa Manoban, berulang kali melirik ke arahnya setiap kali dia sedang bertugas. Jennie tahu tatapan itu.
Tatapan yang bukan hanya di berikan karena dia tengah merasakan hasrat yang terpendam, tetapi juga ada sapaan lembut di matanya yang membuat jantung Jennie membengkak, senang setiap Lisa memberikan tatapan penuh perhatian itu.
Terkadang, Jennie ingin menyerah. Dia pernah mendapati dirinya beberapa kali ingin menelepon Lisa secara pribadi. Tapi dia tidak berani. Dia tidak bisa berselingkuh dari agensinya dan membuat masalah.
Jadi, dia membiarkan dirinya kesepian setiap malam. Sendirian, hanya dapat membayangkan seseorang mungkin akan memeluknya di malam yang terasa dingin.
**
“Selamat pagi, Jennie.”
Jennie membuka pintunya lebar-lebar pagi itu. Wajahnya masih mengantuk tapi dia telah rapi hari ini. Sementara Lalisa Manoban, sang ketua dari tim keamanannya berjalan masuk ke dalam rumahnya dan Jennie pun menutup pintu.
“Pagi, Lisa.” Jennie menyapa dengan senyum lembut.
Lisa memberi jarak yang cukup sebelum dia berbalik menghadap Jennie.
“Kau siap untuk perjalananmu? Paris lagi?” Lisa menawarkan senyum lembutnya. Tahu, bahwa Jennie tidak terlalu bersemangat dalam perjalanan itu.
“Tidak. Aku kurang tidur semalam. Agak lelah, sejujurnya.” Desah Jennie sambil berjalan ke arah dapur dimana sebelumnya, dia sedang menyiapkan sarapannya. “Mau roti?”
Lisa mengikuti langkah Jennie dengan ekspresi khawatir. Dan sejujurnya, Lisa selalu seperti ini jika Jennie memberitahunya bahwa dia tidak cukup tidur. Dia selalu khawatir dan akhirnya memberi perhatian yang sejujurnya membuat Jennie merasa agak tersiksa.
Karena, Jennie tidak akan bisa menerima perhatian itu. Dia tidak akan pernah bisa menerima perhatian itu karena dia terikat kontrak dengan agensinya.
Meskipun, dia juga menyukai Lisa, sejujurnya.
Lisa melangkah mendekat, menyisir rambut Jennie tanpa ragu sedikit pun. Jarinya menangkup dagu, memutar kepalanya seolah dia tengah memeriksa apakah ada sesuatu yang salah dengan Jennie.
“Lisa,” Jennie menggelengkan kepalanya dengan lembut.
“Kenapa? Katakan sesuatu, padaku. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu? Kau tahu kau tidak boleh terlambat tidur, kan? Jadi katakan, apa yang salah?” Tanya Lisa, kerutan keningnya terasa begitu dalam.
Jennie memiliki keinginan untuk menghapus kerutan di kening Lisa. Tapi dia hanya menggelengkan kepalanya sambil bergerak mundur, melepaskan tangan Lisa dengan lembut dari dagunya.
“Bukan masalah besar, Lisa. Aku dapat mengatasinya.” Jennie memberikan satu potong roti pada Lisa dan menepuk tempat duduk di sampingnya. “Ayo, sarapan denganku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA ONESHOOT (GIP)
Fanfiction(21+)INI ADALAH SEKUMPULAN ONESHOOT JENLISA YANG BISA KALIAN BACA SELENGKAPNYA DI KARYAKARSA. DI WATTPAD AKU HANYA POSTING SEBAGIAN BAB SAJA TIDAK BERUPA BAB LENGKAP. UPLOAD SEMINGGU SEKALI.