Yuhuu, gimana kabar kalian? Selamat hari minggu yak.
Bingung bet gue mau ngetik apa weh, jadi ya udah lah ya, dari pada kalian lama nunggunya.
***
Setelah melaksanakam upacara bendera di hari Senin, saat ini Alexa dan yang lain sedang menongkrong di dalam ruangan rooftop sekolah.
"Eh, gue pengen banget ngerasain yang namanya diculik," celetuk Bayu ngawur.
Gissel yang awalnya sedang meminum minumannya itu pun dengan cepat tersedak. "Uhuk uhuk!"
Bayu yang melihat Gissel tersedak itu pun mengambilkan minuman yang lain, agar Gissel merasa lebih baik.
"Nih minum," ujar Bayu, menyodorkan segelas air putih kepada Gissel.
Dengan cepat Gissel meneguk air yang ada di gelas tersebut hingga tandas. Setelah selesai meminum minuman tersebut, Gissel menatap Bayu dengan tatapan kesal.
"Yang bener aja lo! Orang lain itu permintaannya mau ke Mekkah kek, ke Korea kek, ke Jepang kek, lah yang ini? Malah pengen diculik," sarkas Gissel.
"Eh, beneran cuy. Habis denger cerita kalau Aksa diculik pertama kali, gue jadi penasaran gimana rasanya diculik," ujar Bayu, terdengar seperti rengekan.
Gissel semakin kehilangan akal sehatnya saat melihat ada seseorang yang ingin tahu rasanya diculik, bahkan orang tersebut merengek ingin diculik. "Tanya aja sono sama Aksa. Dia hampir setiap hari diculik."
Bayu menatap Aksa yang sedang asik bermanja dengan Alexa itu. "Sa, gimana rasanya diculik? Enak gak?"
"Ada sih rasa gak enaknya," jawab Aksa dengan memainkan jari lentik Alexa.
"Apa gak enaknya?" tanya Bayu semakin penasaran.
"Waktu lo dibekap pake kain yang udah diberi obat bius. Gue udah muak sama yang namanya pingsan gara-gara obat jahanam itu, anjing!" maki Aksa.
Plak
"Mulut," dingin Alexa.
Aksa hanya bisa menyengir dan kembali menyembunyikan wajahnya diceruk leher Alexa. "Maaf, Exa."
Sementara itu, Bayu yang mendengar cerita dari Aksa semakin penasaran dengan bagaimana rasanya diculik.
"ARGHH! GYE SEMAKIN PENASARAN SAMA YANG NAMANYA DICULIK, CUY! SEMOGA HABIS INI KITA DICULIK BERSAMA-SAMA, YA!" teriak Bayu.
"GAK MAU! LO SENDIRI AJA SONO YANG DICULIK!" sambar Aksa.
Untung wilayah sekolah saat itu sedang sepi, dan untungnya ruangan rooftop itu kedap suara. Jadinya semua orang tidak dapat mendengar teriakan dari Bayu dan Aksa.
Kenzi menatap Langit yang ternyata juga sedang menatapnya. "Temen lo itu."
"Temen lo juga." Mereka berdua hanya bisa tertekan saat melihat tingkah Bayu dan Aksa.
Saat semua orang sedang memperhatikan perdebatan antara Bayu dan Aksa, tiba-tiba saja suara dering telfon dari handphone milik Alexa terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsesion [End]
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA, MINIMAL FOLLOW AKUN AUTHORNYA DULU] Kisah ini menceritakan seorang lelaki yang harus menjadi bahan obsesian oleh sekelompok mafia yang sangat kejam. Lelaki tersebut dijadikan bahan obsesian karena ada sesuatu hal penting yang mena...