Tiga Puluh Tiga

3.6K 179 7
                                    

Bugh....

akhirnya danil menemukan Lian setelah Seharian berkeliling singapura, Danil yang sangat emosi ketika melihat Lian sedang berpelukan dengan seorang perempuan.

"Bajingan Lo Li, pengecut"

bugh
bugh

Danil yang sudah sangat emosi tidak berhenti memukul Lian

"Nil, lo apa apan sih" Lian yang sudah menangkis pukulan Danil kebingungan melihat sikap danil yang tiba tiba emosi setelah melihatnya.

"Lo yang apa apaan Li, satu bulan menghilang eh disini malah pelukan sama cewek  lo gak tau hancurnya Salsa sekarang Li" Kini Danil sudah melayangkan tangannya untuk kembali meninju Lian

Lagi lagi lian berhasil menangkis tangan itu "Kita perlu bicara Nil, tapi sebentar" Lian pun menghampiri perempuan yang tadi bersamanya, Reyna  Terimakasih atas bantuannya selama ini, semoga semua nya baik baik aja ya"Ucap Lian kepada perempuan tadi.

"aku yang terimakasih Li, semoga kita bisa bertemu kembali ya, Aku pamit  kalau kamu butuh bantuan jangan sungkan telpon aku, jangan dihapus kontak aku, udah aku tulis Reyna Cantik" Perempuan itu ternyata bernama Reyna.

Lian cuma tersenyum, lalu Reyna pun pergi meninggalkan Lian dan Trntu danil yang masih dengan ekspresi marahnya.

"Ayok nil, ke Apart gue aja, gue bakalan ceritain ke lo" Lianpun berjalan terlebih dahulu diikuti Danil dibelakangnya.

--------

Ceklek..

"Sayang" Ucap Lian dengan suara bergetar memasuki Ruangan Salsa, Lian kini hancur melihat kondisi Salsa saat ini.

bugh bugh bugh.

"Anjing, punya nyali lu datang kesini ya" Aro akhirnya melampiaskan kemarahannya dengan Lian.

Lian hanya diam dan tidak melawan sama sekali, karena lian paham kenapa Aro bisa semarah itu.

"Sayang udah ya, ini rumah sakit kasihan Salsa" novi memeluk Aro untuk mencoba menenangkannya

"Mau apa lo kesini, gak cukup udah buat Salsa hancur hah, lo gak liat keadaan dia sekarang" Tanya Aro,

"Gue bisa jelasin Ro, gue ada alasan kenapa gue menghilang, lagian gue gak tau kalau salsa hamil ro" Ucap Lian yang masih menatap wajah kekasihnya, sementara Salsa sudah memanglingkan wajahnya, Airmata Salsa sudah mengalir deras.

"Apapun alasan lo, lo gak pantas ngelakuin ini li" ucap Aro

"Gue tau ro, izinkan gue ngobrol sama salsa dulu ya ro, gue mohon"

"Gak perlu, gue gak mau ada dia disini kak, bawa dia keluar kak" kini Salsa sudah bersuara, didalam lubuk hatinya ia merindukan laki laki itu  tetapi ketika mengingat kemana saja lian saat dirinya hancur.

"Sayang, aku minta maaf ya, kita ngobrol ya" Bujuk lian

"Gak perlu, gue gak mau lagi ketemu sama lo, pergi dari sini, kaka tolong kak bawa dia pergi kak, gue gak mau ada dia. Hiks hiks"

"Keluar Li, gue gak mau salsa semakin kacau  lebih baik lu pulang aja, kalau perlu gak usah datang lagi kesini, gak perlu repot repot jagain Salsa, gue bisa jagain salsa" ucap Aro

"Tapi gue harus ngobrol sama salsa ro, gue harus tau kondisi Salsa dan anak gue ro" Lian kini sudah meneteskan airmatanya.

"Hancur kak, hancur kondisi salsa dan anaknya sekarang hancur, dan itu akibat siapa, akibat laki laki yang gak bertanggung jawab, yang pengecut, menghilang saat Salsa butuh dia di titik terendah salsa, dan laki laki itu lo kak. lo bajingan. keluar kak gue gak mau lagi lihat sahabat gue hancur, gue gak kuat kak, please jangan sakitin Gentari lagi kak" Kia sudah terduduk lemas berhasil ditopang oleh danil.

"Udah Li, lebih baik lu keluar dulu  nanti gue bantu ngobrol dengan mereka ya, lu gak mau kan lihat Salsa lebih sakit lagi, sekarang kita keluar dulu" danilpun membawa Lian keluar, sebelum lian keluar ia memegang tangan salsa dan mengelusnya.

Salsa rindu sekali, ingin sekali dia memeluk laki laki itu, tetapi hatinya sudah terlanjur sakit.

kini lian masih menunggu didepan ruangan Salsa

"Gue bodoh banget nil, gue  bodoh banget" Lian yang terduduk dilantai sambil memegang kepalanya. ia menyesali tindakannya kemarin.

"Gue gak kuat lihat salsa kayak tadi nil, gue gak kuat. apa yang harus gue lakuin sekarang. arghhhh"

"Sabar li, gue tau niat lu baik, tapi mungkin cara lu yang salah, nanti lu coba ngobrol lagi ya, sekarang kondisinya masih panas, kita tunggu agak sedikit membaik ya" ucap danil.

kini hanya ada Novi yang sedang menjaga Salsa didalam ruangan,kia dan danil sudah pulang untuk beristirahat, sementara Aro kembali ke kantor untuk mengambil berkas dan laptop rencananya Aro akan menyelesaikan pekerjaannya di rumah sakit saja.

"Nov, gue mohon berikan gue kesempatan untuk ngobrol sama salsa" Lian sudah masuk keruangan salsa, dia melihat Salsa sedang tertidur disampingnya ada Novi yang lagi sibuk dengan HPnya.

"Sorry Li, gur gak bisa ninggalin Salsa sendiri  nanti Aro bisa marah, lagian Salsa lagi tidur jangan diganggu dulu"

"Tapi izinin gue duduk disini sebentar saja Nov gue janji setelahnya gue akan keluar"

Novi pun beranjak dan memilih duduk di sofa.

"Salsa, maafin aku ya, aku bodoh banget ya udah biarin kamu lewatin ini semua, aku cuma mau kamu bahagia Sa, tapi aku salah sa, aku yang salah"Lian kini nenundukkan kepalanya di telapak tangan Salsa.

"Sayang, maafin papa ya nak, papa udah ninggalin kalian, papa udah buat mama jadi kayak gini, papa janji akan buat kalian bahagia. kamu yang kuat ya diperut mama, jangan buat mama kesakitan ya sayang, papa akan jaga kalian dari luar ya, papa sayang kamu dan sayang mama juga" Lian mencium perut salsa dan keningnya.

setelah itu Lian memilih keluar, dia tidak mau nanti aro melihatnya ada didalam dan akan membuat masalah lagi.

Salsa meneteskan airmata, karena dia tidak benar benar tidur, dia sadar kalau dari tadi Lian ada didekatnya.

------

"Hallo Om, iya nanti supir Lian yang jemput dan anter kalian kerumah, nanti kita atur waktu ya buat kedepannya, Lian selesaikan masalah Lian dulu"

Lian menutup teleponny, seiring aro yang kini tiba dirumah sakit.

"Ro, please gue mau ngomong sma lo" Lian menghadang Aro yang hendak masuk ke ruangan Salsa.

SELAMAT PAGI.
Enjoy diceritanya ya.

GentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang