JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN YA!
HAPPY READING
┗━✦❘༻༺❘✦━━┛
Tubuh Kahiyang terasa linglung. Badannya terhuyung ke belakang, sembari tangan kanan yang memegang kepala. Pusing, semua terasa berputa pada pusatnya. "Sialan lo, Selena."
Tongkat kasti yang seharusnya digunakan untuk memukul bola agar melambung jauh malah Selena lempar tanpa beban hingga mengenai bagian kepala Kahiyang. Tanpa rasa kasihan, Selena menatap kemenangan melihat itu. "Lo harus lenyap, Kahiyang."
"Selena setan! Lo sengaja kan?!" teriak Ema, tidak terima melihat perlakuan Selena. Tanpa takut, Ema mendorong Selena. Mata yang terlindungi lensa itu menatap cewek angkuh di hadapannya. "Bener-bener titisan setan, ya, lo!"
"Lo gak usah ikut campur, Culun. Jelas-jelas temen lo yang salah. Dia punya kaki 'kan? Kenapa diem doang di situ?" Selena menekan pundak Ema dengan telunjuk, membuat Ema mundur beberapa langkah.
Di sana, tubuh Kahiyang tengah dibantu berdiri oleh Canada. "Pelan-pelan aja, Ka," ujar Canada, meletakkan lengan Kahiyang di pundaknya. Perlahan, Kahiyang berdiri bersama ringisan. Bola mata Canada melotot melihat luka di kening Kahiyang. "Kening kamu ... lebam."
"Lo tau aturan permainan bola kasti nggak, sih?!" semprot Galuh. Dari awal menginjak tanah lapangan, dan menatap wajah Selena, membuat darah emosinya mendidih.
Selena bersedekap dada. Dari sini, sikap tidak mau kalah mulai terlihat. Salah satu cara yang selalu Selena pakai untuk terlihat berkuasa adalah membawa nama orang tuanya. "Lo tau 'kan kalo nyokap gue guru di sini?" ucap Selena, menarik senyum sinis.
"Udah stres ni orang. Ditanya apa, jawabnya apa. Otak lo gak sinkron apa sengaja lo tinggal di rumah?" Mulut Galuh yang asal ceplos hampir membuat Ema mengeluarkan tawa melengkingnya.
"Adek kelas gak punya adap lo! Gue senior di sini. Hormat sama senior. Cepet, sujud di kaki gue!" Dada Selena bergemuruh. Dia menunjuk sepatunya dan menyuruh Galuh untuk lekas berlutut di bawah kakinya.
"Enak aja. Gini, ya, sujud gue cuma buat Tuhan. Jadi lo gak bisa semena-mena sama gue, Kak Selena yang terhormat." Di akhir kalimat, Galuh menekankan setiap kata.
"Manusia mental keroyokan jangan banyak kecot," ucap Ema, setelah itu melakukan tos bersama Galuh. Wajah Selena tampak merah padam bersama emosinya.
"Culun anjing! Lo inget kejadian di gudang waktu itu kan? Kalo aja si anak pindahan yang sok jadi jagoan itu gak bantuin lo, udah gue kasih jalan lo buat pergi ke neraka!" gertak Selena.
"Wah, ternyata lo beneran setan, ya? Kok kaya tau banget rute ke neraka? Banyak-banyak istighfar coba."
Tanpa belas kasih, Selena langsung menarik kerah Ema hingga membuat jarak diantara mereka terkikis. "Culun gak tau diri lo bangsat!" Tangan Selena bergerak menarik kencang rambut Ema. Ini adalah cara terakhir jika dirinya merasa terpojokkan.
"Anjing, kekerasan lo!" Galuh berlari mendekat ke arah mereka. Dia melindungi tubuh Ema dari terkaman Selena. Tangan Galuh tidak sengaja ikut menjambak rambut Selena.
"Bangsat! Naomi bantu gue anjing!" teriaknya meminta Naomi untuk maju menjadi backing. Tubuh Naomi bergerak gelisah kebingungan. "Naomi maju anjing!"
Terpaksa, Naomi ikut dalam pertengkaran itu. Dia berusaha membantu melepaskan tangan Galuh dari rambut Selena. "Gigit tangannya, Naomi!" perintah Selena yang sudah tak kuasa menahan sakit akibat jambakan Galuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIAR [REVISI]
Novela JuvenilPART MASIH LENGKAP _________________________________________ ⚠️ BANYAK KATA UMPATAN⚠️ Surat kematian Kaniya menjadi pukulan berat tersendiri dikehidupan Kahiyang. Dia merasa janggal akan kematian Kakaknya itu. Terlebih, Kaniya-Kakak Kahiyang ditemu...