Ditawan: Part 5

1K 17 1
                                    

"AAAARGHHH!"

Haikal berteriak-teriak sementara matanya masih terpejam. Ia meronta-ronta.

"Kal! Bangun! Kita cuma mimpi!" Aldi yang sudah lebih dahulu sadar, segera menepuk-nepuk pipi Haikal agar bangun juga.

Haikal membuka matanya. Dia menatap sekelilingnya. Tubuhnya terbaring di rerumputan. Samar-samar terdengar gemerisik sungai.

Semua siksaan di dunia ular tadi hanya mimpi buruk.

"Ayo balik, Kal." Pinta Aldi yang sesaat tadi menunggu Haikal hingga kesadaranya pulih seluruhnya.

"Aldi!" Seru Haikal girang. Dia langsung memeluk Aldi.

"Udah ayo buruan balik. Jangan sampai kita digoda lagi." Desak Aldi.

Haikal dengan sigap langsung berdiri, lalu menarik tangan Aldi untuk ikut berdiri. Keduanya lalu berjalan ke motor dan menaikinya.

"Gua cemas banget Di, waktu terakhir mimpi lu nggak sadar duluan, gua kira lu mati." Ucap Haikal panjang lebar setelah keduanya berada di atas motor.

"Gua juga mikir gitu, untungnya gua berhasil kembali ke alam nyata."

"Maafin gua ya, Di. Perjalanan sore ini berujung mimpi buruk." Kata Haikal lirih, penuh sesal.

"Lu batu sih! Udah gua bilangin jangan coli di sungai!"

"Tapi lu akhirnya ikutan juga kan?" Goda Haikal.

"Ya habis..." Aldi  tersipu untuk mengatakannya. "...lu seksi banget, sih." Katanya lirih.

Haikal tertawa. "Dasar sangean!"

"Makasih yang lebih!" Ujar Aldi sinis.

***

Aldi baru saja tiba di rumah saat notifikasi ponselnya berbunyi.

Haikal sent you a photo.

Aldi membuka notifikasi itu.

                            
Di coba lihat badanmu
                                17.48

(Sebuah foto)
              17.49

Aldi membuka foto yang dikirimkan Haikal. Dalam foto itu Haikal bertelanjang dada dan tubuh atletisnya dilintangi pola-pola tato yang dirajahkan di tubuhnya saat mimpi di dunia ular tadi. Tato yang yang tergurat tidak berwarna hitam pekat, pun bukan bekas luka, tetapi warna kulit yang berubah kecokelatan pada jejak yang menyusun pola tato itu.

Aldi segera membuka bajunya sendiri. Matanya membelalak saat dia mendapati hal yang sama juga terjadi pada tubuhnya. Dia lalu memfotonya dan mengirimkannya ke Haikal.

Anjirr
17.51

Iya cokk
17.51

(Sebuah foto)
17.52

Fak lah
17.52

Gimana cara ngilanginnya
17.53

Mati cok
      17.54

Mana besok gua ada ekskul renang
                                                       17.54

Aldi segera menekan tombol berbentuk telepon.

"Kal, habis isya bisa ketemuan?"

***

"Lu serius? Kita udah dosa maksiat, sekarang mau nambah dosa musyrik dengan datengin dukun?" Haikal memegang kepalanya.

Buaian Tubuh PerkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang