Uraraka pun menyentuh ketiga batu besar yang ditunjuk oleh King dan mengaktifkan quirk miliknya yaitu Zero Gravity. Dengan susah payah dia mencoba untuk mengangkat ketiga batu tersebut tanpa merasa mual, tapi dia hanya bisa mengangkat batu itu setinggi 2 meter dari tanah.
Uraraka menjatuhkan ketiga batu itu lalu memuntahkan isi perutnya yang sedari tadi ia tahan.
"Sensei... ini terlalu susah.." ucap Uraraka sambil menyeka ujung bibirnya dan menatap kearah King.
"Ini belum seberapa Uraraka... tahanlah, quirk mu akan sangat menguntungkan jika kau bisa mengendalikannya, dan dengan fakta hanya kau yang bisa melepas quirk mu, itu benar benar sangat menguntungkan" ucap King dengan maksud untuk menyemangati Uraraka.
Uraraka pun menghela nafas lalu memulai lagi latihan nya kembali, King tersenyum lalu melihat kearah Asui.
"Apa yang kau tunggu Asui? Coba lah melompat melebih dari tinggi ku sekarang" Ucap King sambil menatap kearah Asui.
Asui mencoba untuk lompat, tinggal sedikit lagi ia bisa mencapai tinggi nya King, hanya saja tiba tiba King menambah ketinggiannya menjadi 10 meter.
Saat ini mereka benar benar terlihat seperti seekor katak yang mencoba untuk memakan kupu kupu.
"Kau curang sensei! Kero.." ucap gadis itu sambil terengah engah akibat kelelahan melompat lompat.
"Bukan kah itu hal bagus? Itu tandanya kau ada perkembangan" ucap King.
"Ya benar sih, tapi kan tidak 10 meter juga!" Ucap Asui dengan sedikit kesal.
King hanya terkekeh dan mengisyaratkan mereka berdua untuk melanjutkan latihan mereka.
Dan disisi Meliodas......
"Iida dan Mineta, aku akan melatih kalian berpasangan" ucap Meliodas yang diangguki kedua anak itu.
"Apa yang akan kita lakukan sensei?" Tanya Iida.
"Mineta kau rekatkan Iida dengan dinding itu menggunakan bola lengket mu itu" ucap Meliodas yang melihat kearah Mineta, dan di sahut oleh Iida.
"Kalau saya sensei?" Tanya Iida.
"Dan kau coba lah untuk melepaskan diri dari bola miliknya menggunakan quirk engine mu" jelas Meliodas.
Kedua anak itu langsung memulai latihan mereka berdua, pada awalnya Iida dapat melepaskan diri dengan mudah, tapi setelah dicoba beberapa kali, ia mulai kesusahan untuk melepaskan diri, dan sedangkan Mineta pun kesulitan untuk menahan Iida yang mencoba melepaskan diri dari bola lengketnya.
Meliodas pun menggunakan salah satu bayangannya untuk mengawasi Iida dan Mineta, selagi tubuh nya yang asli melatih Bakugo.
"Baiklah Bakugo.. kau memiliki satu masalah yang sedikit mirip dengan ku yang dulu.. yaitu kemarahan mu, hanya saja kemarahan mu ini disertai dengan tingkat keangkuhan yang tinggi" ucap Meliodas, yang membuat Bakugo sedikit tertampar dan kesal.
'Jika saja Escanor masih hidup, kurasa aku dan dia akan cocok menjadi guru dari anak ini' batin Meliodas yang mengingat rekan tim nya.
Lalu Meliodas pun menggandakan bayangan nya hingga mengelilingi Bakugo yang membuat Bakugo siap siaga.
"Baiklah.. bagaimana jika langsung saja latihannya" setelah mengatakan hal itu Meliodas dan bayangannya pun langsung menyerang Bakugo.
Hal itu membuat Bakugo terkejut dan langsung bergegas menghindari serangan Meliodas dan bayangannya.
Awalnya Bakugo tampak bisa menghindari serangan demi serangan yang di lancarkan oleh Meliodas, tapi semakin lama.. Bakugo merasa justru Meliodas tampak semakin kuat dan kuat yang membuat dia merasa terpojok.
Dia pun menggunakan asap yang mengepul kala dia meledakkan beberapa batu kearah Meliodas untuk mencari tempat berlindung sementara.
Dia pun berlindung dibalik batu besar sambil memikirkan cara untuk mengalahkan Meliodas.
Meliodas yang mengetahui hal itu langsung mendapatkan cara untuk menyeret Bakugo keluar dari tempat persembunyiannya.
"Sate sate sate~ apa ini? Kau bersembunyi? Ahaha sepertinya kau hanya seekor kucing penakut kali ini... kau bahkan tidak lebih baik dari bocah rambut hijau itu" ucap Meliodas sambil mengejek bocah bom itu untuk menyeret nya keluar.
Bakugo yang sedang bersembunyi, benar benar tersulut emosi, dia tidak terima ketika dibilang 'kucing penakut' dan lebih parahnya lagi, ketika dia dikatakan tidak lebih baik dari si Deku itu.
Dengan penuh amarah dia melompat keluar dari persembunyiannya dan menyerang Meliodas.
"APA YANG KAU BILANG HAH?!!! IBLIS KURCACI?!!" teriak kesal Bakugo sambil menyerang Meliodas dengan ledakan besar miliknya.
Hal itu tentu sejalan dengan rencana Meliodas, ia pun hanya menyeringai dan menangkis semua ledakan yang di lancarkan oleh Bakugo.
Dan tak segan segan pula dia melancarkan serangan secara bersamaan dengan saat menangkis serangan.
Hal itu membuat Bakugo lengah dan akhirnya terkena serangan Meliodas yang membuatnya terpental jauh kebelakang.
Murid lain pun menoleh terkejut kearah Bakugo yang terlempar sangat jauh, karena mereka tidak pernah melihat Bakugo yang bisa terlempar sejauh itu hanya dengan satu serangan yang bahkan tidak terlihat.
Meliodas hanya tertawa lalu bergegas menghampiri Bakugo yang terkapar lemas di tanah.
"Kesalahan nomor 1, kau gampang tersulut emosi, nomor 2, kau terlalu cepat dalam bertindak, nomor 3, kau terlalu berfokus dalam menyerang dan mengabaikan pertahanan dirimu, nomor 4 coba lah untuk tetap tenang dan buat strategi terlebih dahulu" jelas Meliodas yang melihat kebawah kearah Bakugo dengan seringai di wajahnya.
Bakugo ingin protes tapi ia telalu lelah sehingga ia hanya mendecih sambil memalingkan wajahnya.
Lalu disisi Merlin....
Tbc....
Halo semua... maaf karena baru up setelah 1 bulan menghilang..
1 bulan terakhir ini aku bener² lost dan gak bisa mikir buat dapet inspirasi cerita lanjutan nya..
Jadi maaf banget buat yg udh nungguin ya
Love you all
05-03-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last, Sin of Love
Fanfictionkepo sama cerita crossovernya Nanatsu no Taizai & Boku no hero Academia? baca aja wir INGET!!! Ini AU gw, gasuka ya gausah baca...gausah bikin drama, klo mau bikin drama noh di film adzab aja sono