08. Affair?

2.9K 69 1
                                    

SMA GALAKSI pagi ini sudah tampak ramai siswa siswi di lapangan sedang melakukan kebiasaan rutin setiap hari senin yaitu upacara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SMA GALAKSI pagi ini sudah tampak ramai siswa siswi di lapangan sedang melakukan kebiasaan rutin setiap hari senin yaitu upacara.
Gadis cantik yang berdiri di barisan paling belakang pun mengeluh kepanasan akibat terkena teriknya matahari, keringat menghiasi pelipis dan wajahnya turun di lehernya.

Sesekali mengipas-ngipasi dirinya menggunakan tangan, juga bergumam kecil, mengeluh karena Guru di depan sana terlalu lama berbicara.
Tak lama kemudian, tiba-tiba seorang pria tinggi datang berdiri di hadapannya membuat Alin segera mendongak melihat siapa cowok baik hati yang telah menghalangi sinar padanya.

Alin terkejut saat tahu di depannya adalah suaminya sendiri, Rafa menoleh sekilas memberi tatapan datar lantas menatap kembali kedepan, membuat jantung Alin seketika berdebar tanpa alasan.

Memandang punggung lebar Rafa, diam-diam Alin tersenyum, tidak menyangka Rafa cukuplah romantis.

Setelah upacara selesai, Alin menahan pergelangan tangan Rafa, tersenyum pada cowok itu.
"Thanks, ya Raf."

Kening Rafa mengerut, detik kemudian dia tersenyum miring.
"Gak usah geer, gue berdiri di depan lo karna di samping gue itu adalah cewek gue."

Mendengar itu membuat Alin tersenyum kikuk, rupanya dia berpikir Rafa berdiri di hadapannya menghalangi sinar untuknya, ternyata dia hanya salah paham.
"Oh gitu."

Setelah mengucapkan hal itu Alin melenggang begitu saja, melewati Rafa dan sengaja menyenggol lengan cowok itu, Rafa hanya tersenyum tipis sambil menggeleng pelan.

"KALAU ADA MAKANAN DI MEJA, MEJANYA YANG KAU MAKAN.."

"KALAU ADA KOPI YANG KAU SUGUHKAN, GELASNYA YANG KU MINUM.."

Terdengar suara Vano tampak bernyanyi dengan keras sementara Ivan memukul meja sebagai alat musik mereka berdua.

"TAPI JANGAN SAMPAI KAU MACAM-MACAM..."

Alin memasuki ruang kelasnya yang terlihat sangat berisik, semuanya ikut bernyanyi kecuali satu cowok yang sedang tidur beralaskan lengan di atas meja, tampak sama sekali tidak terganggu oleh kegaduhan yang di ciptakan kedua sahabatnya.

"Hai Alin," sapa Ara terdengar riang.
"Lo duduk di samping gue aja, Al. Soalnya hari ini Agnes gak masuk."

Alin meletakkan tasnya kedalam laci, duduk di samping Ara.
"Kenapa?"

"Katanya lagi datang bulan, gak enak badan dia," celetuk Ara. "Btw itu apaan merah-merah di leher lo?" tanya Ara kepo.

Mendadak Alin keselek ludah sendiri, cepat-cepat dia menutup bekas kemerahan dengan rambut panjangnya, bekas yang telah di ciptakan oleh Rafa suaminya. Dalam hati Alin mengutuk Rafa berulang kali, bisa-bisanya cowok itu memberi tanda di tempat-tempat yang bisa di lihat oleh orang!

"Di gigit nyamuk," jawab Alin asal, dan tentu saja Ara percaya.
"Ra, gue boleh pinjem buku lo gak? Mau nyalin catatan-catatan yang tertinggal."

"Oh boleh-boleh, tapi gue cuma bawa sesuai mapel hari ini ya, besok gue bawa catatan lainnya lagi."

Sincere LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang