Bab 14 - Universe Lain? Mustahil

44 10 0
                                    

Demi menghapus rasa penasarannya, Jazz pun menghubungi Valerie, pada keesokan harinya. Sebab semalaman, ia tak dapat memejamkan kedua matanya. Ia hanya memikirkan, bagaimana Valerie bisa mendapatkan liontin emas, yang merupakan hasil karyanya, yang belum pernah dipublikasikan atau pun dirilis.

Masa sih, ada orang dalam yang kasih liontin emas itu ke Valerie?

Masa sih, seorang Valerie bisa mencuri desain yang jelas-jelas belum dirilis itu?

Semua pikiran itu, terus berkecamuk di dalam isi kepalanya. Bagaimana tidak, sebab sudah sekuat tenaga, Jazz dan tim agensi berusaha untuk menyembunyikan desain tersebut, dari siapa pun. Namun, masih juga bocor ke ranah publik.

***

Jazz mengirimkan pesan singkat kepada Valerie di malam harinya. Ia benar-benar tak sabar, ingin mengetahui jawabannya dari Valerie.

Jazz : Valerie, can I ask you something? Maaf kalau melanggar rules. Aku tau, seorang idol dan seorang penggemar itu, nggak boleh sering komunikasi secara private.

Valerie : Jazz, makasih udah chat aku.. Aku seneng banget! Kamu mau tanya apa?

Jazz : Liontin di kalung yang kamu pakau tadi sewaktu dinner, itu milik kamu kah?

Valerie : Iya, itu milik aku Jazz. Kenapa? Apa liontin itu bagus Jazz?

Jazz : Kalau boleh tau, kamu dapat dari siapa?

Valerie : Jazz, kalau aku jujur sama kamu, pasti kamu ga akan percaya sama aku. Pasti kamu kira, aku gila..

Jazz : Just tell me.

Valerie : Kamu bakalan bilang aku gila Jazz, karena temen aku aja ga percaya T_T

Jazz : Aku yang ciptakan desain itu dan belum dirilis secara resmi oleh agensi, Valerie.

Valerie : Aku dapat liontin emas itu, dari kamu yang ada di universe lain.

Jazz : Universe lain?

Valerie : Iya, kamu ga percaya kan? Itu dari kamu Jazz.

Jazz : Valerie, tolong jangan bercanda...

Valerie : Tuh kan, kamu ga percaya sama aku Jazz. Memang ga ada yang percaya sama aku Jazz.

Jazz : Oke-oke. Kalau gitu good night ya Valerie, selamat istirahat. Maaf kalau aku tanya begitu, aku cuma penasaran aja.

Valerie : Maaf Jazz, kalau jawabanku ga memuaskan huhu.

Jazz : It's okay.

Kemudian, Valerie mengirimkan foto selfie-nya yang sedang mengenakan masker wajah bermotif panda.

Hal itu membuat jantung Jazz, hampir saja terlepas dari tubuhnya. Jazz terkejut, kala melihat penampakan Valerie yang begitu menakutkan itu. Sontak saja, spontan Jazz mengetik kata-kata kasar kepada Valerie.

Jazz : What the fuck!!!

Valerie : Aku lagi pakai masker Jazz heee. I love you Jazz, jangan marah sama aku ya ^_^.

Jazz : Sorry sorry Valerie. Kamu ngagetin aku soalnya. I love you too.

Valerie : Aaaaaahhh makasih Jazz T_T.

***

Keesokan harinya, sampai menjelang siang, Jazz masih belum bisa mencerna, apa yang telah dikatakan oleh Valerie.

Universe lain?

Hah?

Hahaha, beneran cegil. Mana ada universe lain.

Jazz pun menyeringai, tatkala ia membaca ulang, pesan singkatnya bersama Valerie. Valerie benar-benar wanita yang aneh. Bukan hanya perilaku saat menonton konsernya saja yang aneh, namun, jalan pikirannya pun semakin tak bisa dipahami. Jazz hanya dapat menggelengkan kepalanya saja, kala ia membayangkan ketikan Valerie yang begitu tak masuk akal itu.

Hingga bel pintu unit apartemennya berbunyi, pertanda ada seseorang yang datang ke sana. Jazz pun membukakan pintunya, dan seseorang itu pun masuk ke dalam unit apartemennya.

Benar. Seseorang itu adalah Ogem, sang manager, yang selalu setia membawakan makanan sehat kepada Jazz.

"Bang!" sapa Jazz, saat Ogem sedang duduk santai di atas sofa empuknya.

"Yee, kenapa? Mentang-mentang lagi bahagia habis ketemu sama Valerie, sampai lupa ngabarin ke gue Jazz," ledek Ogem.

"Justru itu, gue nunggu lo dateng ke sini dulu, baru gue ceritain semuanya," kata Jazz, seraya membawakan dua kaleng minuman ringan, untuk ia taruh di meja yang berada di dekat Ogem.

"Gimana gimana ceritanya? Seru nggak dinner-nya? Sorry kemarin gue ga bisa nemenin lo Jazz. Lo udah jatuh cinta belum sama si Valerie?" Pertanyaan itu seketika membuat Jazz, menelan salivanya dalam-dalam.

"Gue akui, dia emang cantik. Tapi untuk jatuh cinta, nggak segampang itu lah Bang! Lo pikir ini sebuah kompetisi apa?"

"Hahaha, santai aja kenapa sih Jazz. Gue kan cuma bercanda doang. Kayaknya lo kalau gue bahas tentang si Valerie, ngegas terus deh. Apa jangan-jangan, lo beneran jatuh cinta sama dia? Ciee," ledek Ogem sekali lagi. Entahlah Ogem gemar sekali meledek Jazz. Sebab sudah lama sekali, Jazz tak memiliki kekasih hati.

Jazz yang geram langsung melempar bantal persegi, yang berada di atas sofa, ke arah Ogem.

"Sekali lagi lo ledekin gue, awas ya Bang!"

Jazz menyeringai kembali. Sedangkan Ogem malah tertawa puas. Lucu sekali melihat ekspresi Jazz yang seperti itu.

Jazz yang biasanya dingin, akhir-akhir ini sering sekali tersenyum sendirian dan merasa salah tingkah secara tiba-tiba. Jazz salah satu pria yang termasuk sulit, untuk mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain, termasuk kepada Ogem, sang manager-nya.

Maka pada saat mengenal sosok Valerie, ekspresi Jazz sering berubah seratus delapan puluh derajat. Kadang merasa geram karena ulah Valerie saat sedang menonton konsernya. Kadang perutnya merasa seperti diterbangi kupu-kupu, setelah melihat akun sosial media milik Valerie.

Secara tidak langsung, Valerie memberikan warna di kehidupan Jazz. Sama seperti Jazz yang selalu memberikan warna di kehidupan Valerie.

***

"Valerie kemarin tuh pakai kalung, nah di kalungnya itu, ada liontin. Liontin itu, hasil desain yang gue buat untuk project terbaru agensi kita Bang," cerita Jazz kepada Ogem.

"Maksud lo? Valerie pakai liontin inisial huruf J, yang belum dirilis itu?" Ogem menegaskan kembali.

"Iya, bener. Terus semalem gue iseng tanya kan, dia dapat liontin itu, dari mana. Terus, lo mau tau nggak, jawaban dia apa?"

"Apa?" Ogem pun penasaran.

"Dia dapat itu dari gue, tapi gue yang ada di universe lain. Makin gila kan dia," Jazz menggelengkan kepala, seraya menyeruput minuman kalengnya sampai habis.

Ogem sempat terdiam, namun seketika rahangnya tak tahan untuk bergerak, melampiaskan rasa geli yang ada di perutnya.

"Hahaha bukan maen emang si Valerie. Bisa-bisanya dia ketemu lo bukan cuma di dunia ini aja, tapi di dunia laen juga, hahaha. Tapi masuk akal juga sih, kalau menurut buku yang pernah gue baca, di semesta ini tuh, terdapat dunia paralel, yang nggak bisa kita ungkapkan secara logis," Ogem tak dapat menahan tawanya lagi.

Mendengar jawaban dari Ogem, kepala Jazz malah semakin pening. Ogem sedang tidak mabuk, namun jawabannya semakin kacau. Ogem sama dengan Valerie. Sama-sama menggila.

Maka pada saat itu pula, Jazz pergi ke kamarnya dan memakai earphone ke telinganya. Kemudian ia menarik napasnya dalam-dalam.

Heran gue, nggak Valerie, nggak Ogem, pikirannyabener-bener nggak beres. Mustahil banget universe lain, atau dunia paralel. 

Fangirl's UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang