Obsesi

7.5K 378 61
                                    

ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ

Happy Reading

*
*
*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Suasana pagi yang cerah terlihat begitu menyejukkan, di tambah lagi banyaknya burung yang berkicauan, angin yang berhembus dengan tenang, membuat siapa saja yang menikmatinya akan merasakan kenikmatan.

Berbeda dengan suasana hati Ning Rara, jika pagi ini terlihat sangat cerah nan indah, hati Ning Rara terasa panas dan sama sekali tidak ada yang namanya ketenangan di sana.

Ning Rara duduk di taman belakang sembari menikmati setiap embusan angin yang sedikit menenangkan hatinya.

Ning Rara memandang lurus ke depan dengan tatapan kosongnya. Entah apa yang saat ini ia pikirkan, semua yang ada di dalam benaknya saat ini sangat melukai perasaannya.

Sebenarnya, ia tadi sudah memasak lebih awal. Setelah memasak ia langsung bergegas menuju taman belakang agar bisa menghindari suaminya. Setelah menemukan secarik kertas dari dalam laci kemaren, ia tidak sanggup untuk banyak berinteraksi lagi dengan suaminya. Hatinya begitu teriris, jika kembali melihat wajah sang suami, karena setiap melihat wajahnya, maka semua mememori tentang suaminya itu langsung berputar di dalam benaknya, dan itu membuat hatinya begitu sakit.

Sementara di dalam rumah. Gus Afif mulai dari tadi tidak menemukan keberadaan istrinya. Ia bergegas melangkahkan kakinya untuk pergi ke dapur. Di dapur pun ia tidak menemukan istrinya, lantas ke mana dia perginya? Pikir Gus Afif.

Gus Afif kembali mengelilingi setiap inci dari rumah itu, tapi ia belum juga kunjung menemui istrinya.

"Kemana dia?" Gumam Gus Afif yang tak kunjung menemukan keberadaan Ning Rara.

"Ck! Kemana sih perginya?" Ucap Gus Afif berdecak sebal.

Ia membalikkan badannya untuk kembali mencari istrinya yang masih belum ketemu juga, tetapi ketika ia berbalik, ia melihat istrinya yang kini tengah melangkah dari ruangan belakang.

Gus Afif mengurungkan niatnya untuk mencari istrinya lagi, ia langsung mendudukkan tubuhnya di atas sofa yang ada di dekatnya.

Ning Rara mau melangkah pergi ke lantai atas, tapi langkahnya terhenti tatkala mendengar teguran dari suaminya, "Darimana?!" Tanya Gus Afif begitu dingin.

Ning Rara menoleh ke belakang sejenak, melihat ke arah suaminya, "Taman belakang," jawabnya singkat.

Ning Rara kembali melangkahkan kakinya tanpa memperdulikan lagi, bagaimana reaksi suaminya.

Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang