Setelah mengetahui kehamilannya, Hera merasa kalau sikap Max terasa berbeda dari biasanya, dia menjadi lebih hangat bahkan sampai membelikan segala perlengkapan melukis mahal untuknya, katanya agar ia tidak bosan, lalu stres dan akhirnya berdampak buruk pada kandungannya. Max mulai peduli pada stresnya sekarang dan itu sedikit membantu Hera.
Hera pikir, kehamilan ini akan sangat menyiksanya, tapi ia merasa cukup baik sampai saat ini. Hera mulai mengalami gejala kehamilan seperti morning sickness, tapi semuanya terasa ringan dan tidak mengganggu. Hera juga tidak sensitif terhadap makanan atau aroma tertentu, tidak juga menginginkan makanan tertentu. Hera hanya tidak menduga kalau kehamilan ini benar-benar terjadi padanya. Rasanya begitu asing, seolah ini bukanlah kehidupannya yang sebenarnya.
Walau Max memintanya untuk tidak memikirkan apapun, selain kehamilannya, tapi pada kenyataannya ada banyak hal yang Hera pikirkan, yaitu kematian ibunya dan sosok pria yang ia temui didekat sungai sampai nyaris memperkosanya. Setelah Hera ingat lagi, ia cukup yakin kalau pria itu adalah salah satu pelanggan di tempatnya bekerja dulu. Namun, kenapa pria itu mengawasinya? Dan dimana dia sekarang?
"Hera!" suara dengan nada cukup tinggi ini baru saja membuat Hera kaget sampai membuatnya salah memberikan warna pada lukisannya.
"Astaga, ada apa dengannya?" gumam Hera sembari memegangi dadanya, lalu ia menoleh pada Bobby. Hera bahkan masih belum mengenal Bobby secara khusus dan tidak akan pernah melupakan bagaimana cara pria itu menatapnya sebelumnya. Lalu, untuk apa sekarang Bobby datang padanya?
"Ada apa?" tanya Hera.
"Apa kau sungguh hamil? Apa kau mengandung anak Max?" Bobby langsung pada intinya begitu ia berhasil menemukan keberadaan Hera di taman belakang setelah tadi berkeliling mencarinya di rumah besar Max.
"Ya, itu kecelakaan," jawab Hera seadanya.
"Luar biasa! Max benar-benar tergila-gila padamu sampai dia membuatmu hamil. Max bahkan langsung melepaskan Yura setelah kau datang ke hidupnya. Aku menjadi semakin penasaran denganmu. Apa yang sebenarnya istimewa darimu?" Bobby tampak mendekati Hera yang masih setia di tempat duduknya.
"Sudah aku bilang kalau ini adalah kecelakaan." Hera bicara sembari bergerak menjauh dari Bobby. Hera selalu merasa aneh setiap kali bertemu dengan pria itu, apalagi sekarang Bobby mengingatkannya pada pria aneh yang ia temui didekat sungai.
Namun, sialnya, kaki Hera tersandung oleh kaki kursi tempatnya duduk tadi, membuatnya hampir jatuh kalau saja Bobby tidak cepat menangkapnya. Tangan Bobby ada di pinggang Hera dan jarak mereka begitu dekat saat ini.
Di saat bersamaan, Max yang telah sedikit menyelesaikan masalah mual dan muntahnya, kini pergi ke tempat Hera setelah tidak menemukam keberadaan Bobby di tempatnya tadi. Max sudah menduga kalau Bobby ada di sini, tapi posisi mereka saat ini adalah sesuatu yang tidak pernah Max duga.
"Terima kasih." Hera mengucapkan terima kasih sembari menjauhkan dirinya dari Bobby.
"Aku tinggalkan sebentar dan kau sudah di sini. Apa kau begitu ingin tahu tentang urusan Hera?" Max akhirnya bicara, membuat pandangan Hera dan Bobby langsung mangarah padanya.
"Santailah, Max, aku hanya ingin memastikan kehamilannya. Ini mengejutkan, tapi selamat karena sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua. Pembahasan bisnis kita lanjutkan nanti saja karena aku ada urusan sebentar. Sampai nanti." Bobby pun pergi meninggalkan kediaman Max.
Max menunjukkan wajah tidak sukanya, sebab semakin ia perhatikan, Bobby seolah makin tertarik untuk mengenal Hera lebih jauh lagi. Dari sekian banyak wanita yang ada di dunia ini, kenapa Bobby harus menunjukkan ketertarikan pada wanita yang juga menarik perhatiannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Jaminan Tuan Max [21+]
RomantizmHera kira, hidupnya telah cukup buruk selama ini, tapi ia salah karena masalah yang lebih besar telah datang untuk memperburuk hidupnya. Ibunya berutang pada seorang lintah darat bernama Max dan ketika utang itu tidak bisa dibayar tepat waktu, maka...